Tak dapat dipungkiri wereng masih menjadi masalah yang bikin puyeng. Petani padi masih direpotkan dengan serangan wereng coklat yang berpotensi membawa virus kerdil hampa dan kerdil rumput. Petani harus mengantisipasinya sejak awal.
3 Faktor Penyebab Wereng
Setidaknya ada 3 faktor kenapa wereng masih menjadi masalah utama petani sampai saat ini. Pertama, faktor iklim yang cukup basah atau kemarau basah. Kondisi yang lembab namun hangat adalah kondisi yang membuat nyaman bagi wereng.
Kedua, pola budidaya tanaman padi yang menyebabkan tidak terputusnya rantai makanan bagi wereng. Wereng berpindah dari tanaman ke tanaman sebelahnya, berpindah dari saru lokasi ke lokasi berikutnya. Akan lebih parah jika diwilayah tersebut menerapkan pola tanam 3 kali dalam setahun.
Faktor terakhir adalah pola penggunaan insektisida yang intensitasnya sudah sangat tinggi. Penggunaan dosis yang kurang tepat dan jumlah penyemprotan yang tinggi 8-12 kali dinilai menyebabkan kerentanan terhadap wereng.
Bagaimana pengendalian wereng secara kimiawi yang ditawarkan oleh perusahaan pembuat pestisida atau formulator?
Berbagai perusahaan pestisida memiliki ‘resep’ dan menawarkan solusi terbaiknya. Berikut beberapa solusi produk yang diberikan.
Pengendalian wereng dengan Marshal 5GR versi FMC

FMC masih mengandalan insektisida Marshal 5GR dengan bahan aktif karbosulfan sejak persemaian dengan dosis 4 kg/ha. Aplikasinya bisa bersamaan dengan pemupukan.
Kemudian saat pindah tanam, Marshal 5GR diaplikasikan berbarengan dengan pemupukan pertama atau umur 15 HST dengan dosis 10 kg/ha. Jika masih ada serangan kembali Marshal 5GR bisa aplikasikan pada umur 30 HST pada pemupukan ke-2 dengan dosis 10 kg/ha.
Pengendalian wereng dengan Tenchu 20SG Versi Agricon

Agricon menawarkan pengendalian wereng coklat dengan insektisida Tenchu 20SG yang berbahan aktif dinotefuron 20%.
Tenchu 20SG diaplikasikan dengan cara melarutkan 25 gr dalam satu tangki kapasitas 14 lt untuk luasan 400 m2, atau 2-3 bungkus (50 g – 75 gr Tenchu 20SG per hektar).
Penyemprotan dilakukan pada saat populasi wereng 5-10 ekor per rumpun. Penyemprotan sekitar 10-15 cm di atas permukaan tanah (bukan diatas permukaan tinggi tanaman).
Pengendalian Wereng dengan Pexalon 106SC Versi Corteva (DowDupont)

Insektisid Pexalon 106SC dengan bahan aktif triflumezopyrim diaplikasikan pada umur tanaman 10-20 HST dengan dosis 240 ml/ha dengan volume semprot 300 liter/ha atau 20 tangki per hektar.
Untuk daerah yang bukan endemik wereng dan virus kerdil aplikasikan Pexalon 106SC pada saat populasi rendah 5-10 ekor per rumpun pada umur tanaman 25-40 HST.
Pexalon 106SC direkomendasikan untuk digunakan sejak awal pertubuhan vegetatif. Untuk daerah endemik wereng seperti di daerah pantura Jawa Barat seperti Karawang, Subang, Pagaden, Indramayu aplikasi dilakukan pada saat awal ketika terlihat penerbangan pertama wereng bersayap pada umur 10-20 HST.
Keunggulan Pexalon 106SC
Mengutip dari informasi yang diperoleh, setidaknya ada 3 keunggulan insektisida generasi baru dari Corteva ini. Yakni, petama Pexalon 106SC bisa mengendalikan semua jenis wereng secar menyeluruh, baik pada fase nimfa maupun dewasa.
Kedua, durasi pengendalian yang panjang. Pexalon 106SC mampu melindungi tanaman selama 21-25 hari sejak pertama penyemprotan. Sedangkan siklu hidup wereng Nilaparvata lugens ini berlangsung 23-32 hari, mulai dari serangga, instar, nimfa, seragga dewasa tanpa sayap, dan serangga bersayap.
Keunggulan ketiga dari produk ini sangat aman terhadap manusia dan serangga menguntungkan lainnya seperti laba-laba, kepik, dan kumbang masih tetap hidup.
Bagaimana dengan Anda? punya pengalaman dalam pengendalian wereng yang tuntas dan terlebih ekonomis? silahkan menuliskan di kolom komen di bawah ini