Keberhasilan budidaya tanaman ditentukan oleh beberapa faktor yaitu benih, lingkungan dan teknologi yang diterapkan.
Benih adalah bahan atau bagian dari tanaman untuk memperbanyak tanaman. Berdasarkan UU RI No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya tanaman, benih diartikan sebagai tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman.
Benih memiliki dan membawa sifat-sifat genetik tanaman induknya dan akan tampil optimal jika benihnya tumbuh dan berproduksi pada lingkungan yang optimal serta mutunya benih tinggi (daya tumbuh) dan vigor benih yang tinggi. Oleh karena itu, benih merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman.
Benih yang unggul harus disertai dengan mutu benih yang baik karena mutu benih juga akan meningkatkan produktivitas hasil.
Syarat benih dikatakan sebagai benih bermutu adalah sebagai berikut:
- Berlabel dan bersertifikat
- Secara genetik memiliki tingkat kemurnian varietas yang tinggi, tidak tercampur dengan sifat-sifat buruk dari varietas yang tidak dikehendaki
- Secara fisiologis memiliki kemampuan berkecambah yang tinggi. Disarankan benih terpakai memiliki daya kecambah lebih dari 95%.
- Secara fisik benih terbebas dari gejala adanya serangan penyakit, warna dan ukuran benih seragam, kadar air biji rendah (9-11%).
Untuk mendapatkan benih bermutu perlu dilakukan proses produksi benih secara tepat, mulai dari budidaya sampai prosesing benih. Benih yang akan digunakan harus diketahui kadar air dan daya kecambahnya.

Cara Menguji Daya Kecambah dan Kadar Air Benih
Uji daya kecambah dan kadar air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Uji daya kecambah dengan menggunakan MEDIA PASIR
- Siapkan media tumbuh (dari bak berisi pasir yang dibasahi)
- Ambil 100 biji secara acak
- Tanam biji pada media pasir tidak terbenam dan tutup dengan daun pisang
- Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.
- Daya kecambah benih = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih yang dikecambahkan x 100%
Uji daya kecambah dengan KERTAS DIGILUNG PLASTIK (UKDP)
Siapkan selembar plastik dan 5 lembar kertas koran yang sudah dibasahi
- Ambil 100 biji secara acak
- Tempatkan biji di atas kertas basah secara teratur
- Lipat kertas secara teratur sedemikian rupa sehingga biji jagung tidak terhambur
- Amati benih yang berkecambah pada hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah dianggap tidak normal.
- Daya kecambah benih = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih yang dikecambahkan x 100%
Kecambah normal adalah kecambah yang dapat berkembang lebih lanjut menjadi tanaman dan tubuh dengan baik bila ditanam pada kondisi kelembaban, temperatur, dan cahaya yang sesuai. Kecambah normal dicirikan oleh tumbuhnya akar dan hipokotil yang sempurna.
Cara Menguji Kadar Air Benih
Secara praktis menentukan kadar air benih dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur kadar air yaitu Moisture meter.

Pengukuran kadar air secara manual dengan menggukan alat pengering oven.
- Penentuan kadar air dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel dan ditimbang (Berat Basah).
- Sampel dikeringkan sampai bobot konstan dan kemudian ditimbang (Berat Kering).
- Kadar air benih (%)= ((Berat Basah – Berat Kering)/Berat basah ) x 100%
Pengukuran kadar air benih juga dapat dilakukan dengan cara taksiran (red: dugaan, menduga), yaitu:
Biji masih melekat di tongkol, jika digesek-gesek mengeleluarkan bunyi nyaring menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 -17%
- Biji ditekan dengan menggunakan kuku jika tidak menimbulkan bekas menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 – 17 %
- Biji digigit, jika pecah menjadi menjadi dua menunjukkan bahwa biji berkadar air 14 – 17%
- Biji dilentingkan di lantai, jika biji melenting 10 cm sampai 20 cm menunjukkan bahwa biji berkadar air 9 – 11%.