Jagung (Zea mays) merupakan salah komoditas utama yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jagung termasuk dalam golongan tanaman pangan, di beberapa daerah di Indonesia, jagung menjadi makanan pokok.
Pemilihan benih untuk penanaman menjadi faktor utama yang mempengaruhi hasil produksi. Begitu pula dengan pemilihan benih jagung.
Benih yang sehat dan bermutu memiliki ciri bernas (bersertifikat nasional) atau penuh berisi.
Benih yang akan digunakan harus murni atau tidak tercampur dengan biji lain, tidak ada cacat, dan berasal dari tanaman yang sehat, serta produktifitasnya tinggi. Dalam kasus-kasus sekarang ini, pemilihan benih jagung yang salah mengakibatkan penurunan hasil panen.
Keuntungan Menggunakan Benih Jagung Bermutu
Keuntungan dari penggunaan benih jagung bermutu, antara lain :
- Menghemat penggunaan benih persatuan luas;
- Respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya;
- Produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi;
- Mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik;
- Memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas;
- Waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak
Pemilihan benih jagung ini diharapkan agar benih dapat tumbuh dengan baik dan tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). OPT dapat menyerang mulai dari proses awal penanaman sampai proses pemanenan. Hal tersebut sangat merugikan para petani jagung.
Pertumbuhan awal tanaman jagung saat di dalam tanah sangat rentan terhadap serangan jamur, cendawan dan ulat ataupun jenis OPT yang lain. Serangan yang seperti ini belum banyak diketahui oleh para petani jagung. Serangan tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan.
Dampak serangan tersebut dapat menyebabkan benih tidak tumbuh karena terserang jamur atau termakan ulat, serta terjangkit beberapa penyakit akibat serangan tersebut, seperti bulai (Downy mildew).
Penyakit Bulai Pada Jagung

Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan P. Javanica serta P. Philippinensis.
Bulai merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Ciri-ciri serangan bulai pada jagung pada awal tumbuh yang mengakibatkan daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna daun menguning dan sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan putih.
Oleh karena itu diperlukan perlakuan atau treatment khusus untuk benih jagung yang akan ditanam sebagai bentuk pencegahan. Meskipun benih yang dipakai adalah varietas unggul dan bersertifikat atau berlabel asli.
Perlakuan benih (Seed Treatment ) pada Benih Jagung
Benih jagung yang akan ditanam dapat dilakukan perlakuan khusus untuk mencegah adanya serangan OPT, seperti jamur ataupun ulat. Perlakuan ini tidak diharuskan, akan tetapi perlakuan ini dilakukan hanya sebagai alat pencegahan.
Penting benih yang akan ditanam sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologisnya, dan berasal dari varietas unggul serta daya tumbuh harus lebih dari 90%. Keunggulan tersebut untuk menghasilkan tanaman yang seragam dan berproduksi tinggi. Meskipun demikian, bentuk antisipasi akan serangan jamur, cendawan maupun ulat dapat dilakukan dengan metode seed treatment benih jagung.
Treatment dengan Fungisida
Jumlah benih jagung yang dibutuhkan per hektar adalah 20-30 kg/ha.
Terdapat 2 metode atau cara perlakuan benih jagung, yakni Seed Dressing dan Seed Coating.
Seed Dressing
Seed dressing adalah cara yang lebih umum dipraktekan. Pestisida langsung dicampurkan pada benih sebelum ditanam. Cara ini bisa dilakukan dengan cara kering maupun cara basah.
Cara kering, benih langsung dicampurkan pestisida yang umumnya dalam bentuk tepung tanpa dibasahi.
Cara basah, pestisida baik dalam bentuk tepung maupun cairan terlebih dahulu dibasahi dengan air (slurry) kemudian dicampurkan dengan benih.
Fungisida yang dapat dipakai adalah Tiflo 80WG (bahan aktif Tiram 80%), Ziflo 76WG (bahan aktif ziram 76%). Dosis yang dipakai 5 g per 1 kg benih jagung.

Beli fungisisda TIFLO 80WG di BUKALAPAK, DISINI.
Fungisida lain yang dapat digunakan adalah yang berbahan aktif metalkasil, Ridhomil (bahan aktif mefenoksam 350 g/l) dengan dosis 2 gram per 1 kilogram benih jagung.
Atau pada perlakuan ini, benih jagung yang akan ditanam direndam terlebih dahulu dengan air yang telah dicampur denga fungisida. Proses perendaman dapat dilakukan dengan media bak yang dapat menampung seluruh benih jagung yang akan ditanam.
Tujuan perendaman dalam satu bak untuk menyamakan pemberian fungisida dan hasil yang didapat sama. Dosis fungisida yang dicampurkan 2-4 ml per lt air dengan waktu perendaman selama 12-24 jam.
Setelah selesei perendaman benih jagung ditiriskan dan dikering anginkan. Benih yang sudah kering selanjutnya dapat dilakukan proses penanaman. Tujuan dari perendaman dengan campuran fungisida ini untuk mencegah serangan dari jamur.
Keunggulan cara basah, pestisida lebih menempel pada benih dengan lebih baik.
Treatment dengan Insektisida
Pada seed treatment ini berbeda dengan proses treatment di atas. Insektisida digunakan untuk mencegah serangan dari ulat agrotis dan lalat bibit yang sering menyerang benih jagung pada saat setelah tanam.
Serangan itu dengan cara memakan benih jagung yang berada dalam tanah. Hal tersebut mengakibatkan benih tidak tumbuh. Oleh karena itu, seed treatment ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap serangan tersebut.
Perlakuan seed treatmen ini dilakukan pada saat penanaman. Benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G (bahan aktif karbofuran) dengan dosis 3 g per lobang tanam.