Apa itu Kompos?
Kompos merupakan material penting pada usaha pertanian. Selain sebagai penyubur tanah, juga sebagai penyuplai unsur hara yang diserap tanaman. Kompos juga berperan sebagai nutrisi bagi micro organisme lokal.
Akan tetapi mayoritas dari petani kita enggan menggunakan kompos.
Ada berbagai macam alasannya. Umumnya mereka beralasan bibit gulma dalam kompos masih aktif, disamping aplikasi kompos harus massif (bandingkan dengan penggunaan pupuk kimia sintesis).
Pada dasarnya tak ada kompos atau proses pengomposan yang gagal, hanya belum terdekomposisi sempurna. Keadaan ini mengakibatkan bibit gulma dan bibit hama masih aktif, dan tentu saja pathogen yang ada pada bahan organic masih hidup
Proses dekomposisi atau fermentasi bahan organik yang baik membutuhkan suhu Thermophil, yaitu suhu yang mencapai 60-70 o. Pada suhu ini jelas mampu mematikan bibit gulma, bibit hama, dan phatogen pada bahan organic.
Themophil terjadi apabila :
- Mikro organisme pengurai haruslah mikro organisme thermopil, seperti Trichoderma, Bacilius, Yeast, Penicilium, Streptomyces, Pseudomonas F.
- Bahan organik masih dalam kondisi fresh, tidak setengah jadi. Untuk kotoran hewan maksimal 3 hari bisa disebut fresh. Untuk kohe lama bisa dicampur dengan kohe fresh pada saat pengomposan.
- Atur kelembaban yang sesuai, jangan terlalu basah (becek).
Tiga hal inilah yang mempengaruhi thermophile, tidak terpengaruh model penutupan.
Cara Membuat Kompos dari Bahan Organik
Fermentasi bahan organik atau pengomposan terdiri dari 75-90% bahan organik (kotoran hewan) dan 10-25% bahan campuran yang terdiri dari abu dan arang.
Pada kondisi tanah yang terlalu parah maka disarankan bahan organic dan abu atau arang 1 : 1. Proses pengomposan ini tidak membutuhkan kapur, karena kompos yang baik sudah mencapai ph 6,5-7.
Prosesnya adalah campurkan bahan organik dan campuran secara merata. Siramkan larutan decomposer yang sudah diencerkan air. Aduk rata sekali lagi kemudian tumpuk setinggi lutut sampai satu meter. Jika sudah thermophil, bongkar dan angin-anginkan.
Ciri-ciri bahan organik terdekomposisi sempurna adalah tidak berbau, menyerupai tanah berwarna coklat hitam atau lebih gelap, lembab, terasa remah atau tidak lengket dan suhu dibawah 500.
Cara Pengunaan Kompos Organik
Dosis disarakan per hektar lahan budidaya adalah 5 ton kompos.
Untuk media tanam :
- Arang dan abu 25%
- Tanah 25%
- kompos 25%
- sekam/cocopeat 25%
Untuk media semai :
- 1 bagian kompos
- 1 bagian arang
- 4 bagian tanah
Untuk membuat kompos plus dibutuhkan :
- kohe kambing 80%
- biochar 10%
- cocopeat 5%
- zeolite 2%
- rock phospat atau guano 1%
Setelah kompos jadi tambahkan mikorisa 1 kg/m3 dan agen hayati
untuk performa kuat saya pakai dekomposer bunkai.
Sumber: Facebook Abah Menyan yang diposting di group Facebook Bunkai. – dengan penyesuaian untuk perluan SEO.