Salah satu masalah yang cukup serius dalam usaha budidaya buah-buahan, seperti jeruk, cabai, jambu, apel, mangga adalah penyakit busuk buah dan kerontokan buah sebelum matang yang salah satu penyebabnya adalah karena serangan lalat buah.
Pengertian lalat buah merujuk pada dua spesies yang berbeda, yaitu lalat cuka (pomace fly) dari famili Drosophilidae dan lalat buah (true” fruit fly) dari famili Tephritidae.
Tercatat kurang lebih 5.000 spesies lalat yang sudah dideskripsikan dan terbagi dalam 500 genus. Sebagian besar digolongkan sebagai hama, misalnya genus Bactrocera. Hanya sebagian kecil dari spesies ini berperan sebagai musuh alami.
Beberapa lalat buah yang banyak adalah jenis Bactrocera umbrosa, Bactrocera papayae, Bactrocera carambolae dan Bactrocera dorsalis. Tanaman inang dari lalat-lalat tersebut juga beragam. Berbeda jenis lalat buahnya, berbeda pula tanaman inangnya.
Tanaman inang untuk Bactrocera Umbrosa adalah nangka, cempedak, sukun, jeruk.
Tanamn inang dari jenis B. papayae adalah pisang, mangga, pepaya, jambu biji, belimbing, cabai, nangka, duku, rambutan, sawo, sirsak, jeruk, terong.
Bactrocera carambolae dan B. dorsalis adalah jambu biji, belimbing, cabai, sukun, nangka, mangga, sawo, tomat, dan jeruk.
Umumnya populasi lalat buah akan meningkat pada musim penghujan. Curah hujan memiliki hubungan terhadap pembuahan tanaman inang dan masa pembuahan banyak terjadi ketika musim hujan.




Serangan Lalat Buah Pada Tanaman
Lalat buah dapat hidup dan berkembang pada suhu 10-30°C dan telurnya pada suhu antara 25-30°C. Telur-telur tersebut dapat menetas dalam waktu yang relatif singkat yaitu 30-36 jam.
Serangan lalat buah pada buah ditandai dengan ditemukannya titik hitam pada pangkal buah. Jika dibelah, di dalam buah ditemukan belatung (larva) lalat buah.
Pada tanaman cabai, lalat buah betina dewasa menyerang buah cabai dengan cara menusukkan ovipositornya kedalam buah cabai yang masih hijau (muda) untuk menyimpan telur-telurnya. Lalat buah betina bisa menghasilkan telur antara 100 hingga 120 butir.
Setelah 2 – 3 hari telur yang tersimpan didalam buah cabai menetas dan menjadi berenga atau larva. Larva inilah yang merusak dan menyebabkan buah cabai busuk dan rontok. Larva yang baru menetas akan membuat terowongan sambil memakan daging buah cabai, keadaan ini berlangsung lebih kurang 2 minggu. Selanjutnya larva dewasa akan jatuh ketanah dan kemudian akan membuat terowongan didalam tanah sedalam 2 – 5 cm dan dalam waktu 7-8 hari akan menjadi lalat buah dewasa. Daur hidup lalat buah antara 23 hingga 34 hari. Dalam setahun lalat buah bisa menghasilkan lebih kurang 8 sampai 10 generasi.

Cara Pengendalian Hama Lalat Buah
Tanam pada Lahan yang Steril
Jika akan menanam cabai, lakukan pada lahan yang bukan bekas tanaman cabai, timun, gambas, atau pare. Karena tanaman tersebut merupakan tanaman inang yang disukai lalat buah. Pada lahan bekas tanaman-tanaman tersebut kemungkinan besar regenerasi lalat buah berlangsung terus-menerus.
Pengendalian Dengan Cara Teknis (Manual)
Pengendalian secara manual atau dengan kultur teknis dengan cara memetik buah cabai yang terserang lalat buah kemudian memusnahkannya.
Pengendalian dengan cara ini bertujuan untuk memutus siklus hidup atau regenerasi lalat buah. Dengan memusnahkan buah cabai yang terserang secara otomatis telur atau larva lalat buah yang berada didalam buah cabai juga ikut musnah, sehingga populasi lalat buah dapat berkurang.
Pengendalian Secara Kimiawi (menggunakan insektisida kimia)
Pengendalian lalat buah menggunakan insektisida kimia bisa dilakukan dengan menggunakna insektisida kimia yang beredar dipasaran.
Gunakan insektisida yang mengandung pirethroid atau campuran misal bifenthrin dan nuvaluron, sipermethrin dan deltamethrin.
Mengendaliakan Hama Lalat Buah Dengan Perangkap
Pengendalian hama lalat buah yang paling aman tanpa residu pestisida adalah dengan menggunakan perangkap yaitu dengan zat penarik (attractant) metil eugenol.
Perangkap lalat buah yang diberi pemikat berupa atraktan metyl eugenol terbukti ampuh dalam memutus siklus hidup lalat buah. Sasaran dari perangkap ini adalah lalat buah jantan, mereka akan tertarik dan masuk kedalam perangkap. Sehingga lalat buah jantan mati dan tidak dapat membuahi lalat buah betina.
Meskipun banyak berkeliaran disekitar tanaman cabai tetapi lalat buah betina hanya menyerang buah cabai pada saat akan bertelur saja. Dengan terperangkapnya lalat buah jantan, maka lalat buah betina tidak akan bertelur dan tidak menyerang buah cabai.
Pemasangan perangkap metyl eugenol sebaiknya dilakukan sejak tanaman cabai masih kecil, atau setidaknya sejak tanaman berusia 1 bulan setelah tanam. Dalam 1 hektar lahan perangkap dipasang setidaknya 20-25 buah.

Cara membuat perangkap lalat buah dengan botol plastik bekas air minum adalah sebagai berikut.
- Siapkan botol plastik yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pada gambar di atas.
- Celupkankapas yang dililitkan atau diikatkan pada ujung kawat ke dalam metil eugenol.
- Masukkan kawat yang sudah dilapisi kapas dan dibasahi dengan metil eugenol.
- Leher botol diikat dengan kawat sebagai gantungan pada dahan atau tiang yang sengaja digunakan untuk menggantungkan botol perangkap lalat buah.
- Karena metil eugenol merupakan zat penarik (attractant), lalat buah jantan akan datang dan hinggap pada badan botol lalu bergerak masuk melalui lubang pada badan botol.
- Lalat-lalat buah yang masuk akan terperangkap di dalam botol. Mereka tidak akan keluar kembali meski ketika bergerak merayap di dalam botol,mereka menemukan lubang untuk keluar dan akan jatuh ke dalam botol dan tidak akan dapat terbang atau bergerak keluar sehingga lalat-lalat jantan tersebut akan mati.
- Karena lalat jantan yang berkurang populasinya, lalat betina meski bisa meletakkan telurnya pada buah cabai tetapi telur tersebut tidak akan menetas menjadi larva karena tidak melalui hasil perkawinan dengan lalat buah jantan.
- Kapas yang dibasahi dengan metil eugenol efektif dapat bertahan sampai 1 bulan. Kemudian kapas diganti lagi dan dipasang yang baru pada ujung kawat yang masuk dalam botol.
Perangkap metil eugenol perlu ditempatkan cukup jauh dari tanaman sehingga lalat buah menjauh dari tanaman yang hendak dilindungi.
Jika menghendaki botol seperti di atas, dapat mengubungi admin blog ini di sini
Menggunakan Lem Perangkap Lalat Buah
Selain menggunakan perangkap seperti petrogenol, penanggulangan lalat buah juga bisa dilakukan dengan pemasangan lem perangkap. Lem khusus pemikat lalat buah ini penggunaannya cukup mudah dan praktis. Lem dioleskan merata pada botol bekas atau lembaran kertas kemudian dipasang beberapa buah pada lahan pertanian cabai. Lem perangkap lalat buah biasanya berwarna kuning, sehingga lalat buah akan tertarik untuk mendekat dan menempel pada perangkap lem tersebut.
Selain untuk mengendalikan lalat buah, lem perangkap bisa juga digunakan untuk mengendalikan serangga-serangga perusak tanaman lainnya, misalnya hama dari jenis kutu-kutuan.
Sumber gambar: koleksi pribadi, google, balitbangtan