Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) biasa disebut juga hama dan penyakit tanaman disebut jika OPT-nya resisten atau kebal terhadap suatu jenis pestisida, kemudian menjadi tidak dapat dikendalikan oleh pestisida tersebut.

Dampak dari resistensi (kekebalan) OPT terhadap pestisida secara ekonomi dan sosial sangat besar. Petani harus mengeluarkan biaya pengendalian lebih besar dan terpaksa menggunakan dosis yang lebih tinggi atau membeli pestisida baru yang lebih mahal.
Pemerintah merugi karena target produksi pertanian tidak tercapai.
Industri pestisida merugi karena ‘ masa hidup’ pestisida di pasar semakin pendek.
Masyarakat menanggung risiko bahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup.
Kekebalan Penyakit Karena Jamur
Proses bagaimana populasi jamur patogen yang semula peka menjadi kebal (resisten) terhadap fungisida tertentu mirip dengan evolusi tesistensi serangga hama. Intinya individu yang kebal makin lama makin banyak hingga akhirnya mendominasi populasi tersebut.
Namun ada juga perbedaannya. Resistensi hama terhadap insektisida tidak tergantung pada kelas kimia insektisida (non class related resistance). Hama bisa kebal terhadap HAMPIR semua kelas kimia insektisida.
Dalam hal fungisida, ada beberapa kelas kimia yang hampir tidak pernah menimbulkan kekebalan penyakit (disebut fungisida dengan resiko rendah). Disamping itu ada beberapa kelas yang cepat menimbulkan kekebalan (disebut resiko tinggi).
Kekebalan yang berkaitan dengan kelas kimia pestisida semacam ini disebut class related resistance.
Tingkat Resiko Kekebalan Fungisida
Berikut ini adalah tingkat resiko fungisida:
1. Resiko tinggi:
Contoh fungisida dengan bahan aktif : phenylamide (metalaksil, dan seterusnya); fungisida MBC/benzimidazole (benomil, karbendazim); strobilurin (trifloksistrobin).
2. Resiko sedang sampai tinggi:
Contoh fungisida dengan bahan aktif : klozolinat, iprodion.
3. Resiko sedang:
Contoh fungisida dengan bahan aktif : Sterol biosinthesis inhibitor (triazol) dsb.
4 . Resiko rendah sampai sedang:
Contoh fungisida dengan bahan aktif : fludioksonil, klòrineb, propamokarb, mandipropamide.
5. Resiko rendah: semua kontak protektif multisite inhibitor
Contoh fungisida dengan bahan aktif maneb, zineb, mankozeb, Tiram (merek TIFLO 80WG), Ziram (merek ZIFLO 76WG).
Tingkat Resiko Jamur Penyakit Tanaman
Sebelum telah diuraikan bahwa ada fungisida-fungisida yang cepat menimbulkan kekebalan/resistensi pada jamur patogen (resiko tinggi), meski ada pula yang tidak pernah dilaporkan menimbulkan kekebalan (resiko rendah).
Kecuali faktor fungisidanya, ternyata jamur patogen juga ada yang cepat mengembangkan kekebalan (resistance build up) ada yang lambat.
Dari data lapangan yang masih sangat terbatas (kebanyakan data dari luar negeri) para ahli telah menyusun klasifikasi rentan-tidaknya jamur patogen mengembangkan kekebalan.
1. Penyakit yang cepat resisten (RESIKO TINGGI)
Contoh: termasuk penyakit sigatoka pada pisang, embun tepung pada serealia, Botrytis pada anggur, Phytophthora pada kentang, Pyricularia (blast) pada padi.
2. Penyakit dengan RESIKO SEDANG
Contoh: Rhyncosporium dan Septoria pada gandum.
3. Penyakit dengan RESIKO RENDAH
Contoh: penyakit tular tanah, penyakit tular benih, karat daun (Puccinia) pada serealia dan hawar pelepah Rhizoctonia pada padi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumber artikel:
- Panut Djojok Sumarto, Dari Brent & Holloman: Fungicide Resistance. The Assessment of Risk. 1998). Pada postingan disini dan disini.
- Balitsa, pada arikel Resistensi Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt) Terhadap Pestisida