Sebagaimana sudah diuraikan pada bagian pertama, bahwa unsur silika sangat diperlukan untuk tanaman padi dan khususnya tanaman pada golongan graminae. Meskipun sebenarnya silika dibutuhkan oleh semua jenis tanaman. Namun golongan graminae-lah yang lebih responsif terhadap unsur hara silika.
Silika juga ternyata mampu mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi, seperti beberapa penelitian yang ditulis oleh Makarim el. all (2007) pada jurnal “Silikon: Hara Penting pada Sistem Produksi Padi”. Ini adalah bagian terakhir dari tiga bagian tulisan mengenai Peran Unsur Hara Silika Pada Tanaman Padi, tulisan pertama mengenai “PERAN UNSUR HARA SILIKA PADA TANAMAN PADI” dapat lihat disini dan kedua mengenai “SILIKA MAMPU MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI” dapat dilihat disini.
Peran Silika dalam Ketahanan Tanaman Padi terhadap Hama
Pertanaman padi di lapang selalu diserang oleh berbagai hama, diantaranya yang utama adalah penggerek batang padi (PBP).
Ada 4 jenis PBP yang ditemui di lapangan dan yang terbanyak yaitu penggerek batang padi kuning (PBPK). Larva PBPK meyerang tunas muda, serangan pada stadia tanaman vegetatif disebut sundep dan serangan pada stadia tanamaan generatif disebut beluk.
Serangan selama lima tahun terakhir, sejak tahun 2000 -2005, berturut-turut 92.150 ha; 93.596 ha; 75.921 ha; 86.322 ha; 77.314 ha dan 89.617 ha (Dir Perlintan 2006).
Berbagai upaya dilakukan untuk mengendalikan hama ini diantaranya dengan menggunakan insektisida. Pengendalian dengan insektisida merupakan cara konvensional dan akan berpengaruh terhadap serangga bukan sasaran serta mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, perlu diupayakan alternatif pengendaliannya.
Penelitian membuktikan bahwa pemberian silika dapat menekan serangan hama seperti penggerek batang, wereng coklat, wereng hijau, dan hama punggung putih (Ma dan Takahashi 2002).
Larva yang memakan tanaman yang mengandung SiO2 kadar tinggi mengakibatkan alat mulutnya aus, sehingga tanaman terhindar dari serangannya (Sasamoto 1961).
Senyawa SiO2 dapat diformulasikan pula dalam bentuk pupuk. Bila pupuk SiO2 tersebut diaplikasikan pada tanaman, maka kandungan SiO2 tanaman akan meningkat, sehingga OPT tidak menyukainya. Pengaruh pemberian silika terhadap tingkat serangan penggerek batang padi yang diekspresikan dalam bentuk jumlah larva dan berat kotorannya disajikan dalam Tabel berikut.
Pengaruh Pemberian Silika (dalam bentuk gel) terhadap Indikator Serangan Penggerek Batang Padi
Indikator Serangan Penggerek Batang | Jumlah Pemberian Silika Gel (gram/pot) | |||
0 | 1,5 | 4,5 | 6,0 | |
Sio2 dalam batang (%) | 1,35 | 1,71 | 2,02 | 2,11 |
Jumlah larva penggerek batang | 22 | 7 | 4 | 2 |
Bobot kotoran (mg) | 139 | 29 | 11 | 9 |
Sumber: Ohyama (1985) dalam Makarim et. all. (2007)
Semakin tinggi jumlah silika gel yang diberikan semakin tinggi konsentrasi SiO2 dalam batang padi. Jumlah larva yang dapat menggerek batang padi berkadar Silika rendah (1,35%) lebih banyak (22 ekor) dibandingkan dengan yang menggerek batang padi berkadar Silika tinggi (2 ekor). Demikian pula jumlah kotoran larva yang dikumpulkan lebih berat pada yang tidak diberi silika yaitu 139 gram, sedangkan yang diberi silika dosis tertinggi hanya 2 gram/pot yang mengindikasikan menurunnya serangan penggerek batang padi dengan pemberian silika.
Sumber: Makarim, AK, E. Suhartatik, A. Kartohardjono. 2007. Silikon: Hara Penting pada Sitem Produksi Padi. Iptek Tanaman Pangan Vol. 2 No. 2 2007