Ancaman gagal panen masih menghantui para petani padi. Kali ini, serangan hama wereng mengancam puluhan hektar padi yang sudah mendekati masa panen. Petani mengeluhkan serangan wereng yang mengancam padi yang hampir panen. Hama wereng mengakibatkan batang padi mengering kemerahan dan bulir padi menjadi kopong tidak berisi.
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan merugikan. Serangga kecil ini menghisap cairan tumbuhan dan sekaligus juga menyebarkan beberapa virus yang menyebabkan penyakit tungro.
Jenis Hama Wereng
Terdapa dua jenis wereng yaitu wereng batang(plant hopper) dan wereng daun (leaf hopper).
Wereng batang (plant hopper) yaitu wereng coklat (Nilaparvta lugens Stal), wereng punggung putih (Sogatella furcifera Horv.). Sedangkan wereng daun (leaf hopper) yaitu wereng hijau (Nephotettix virescens Distant), dan wereng loreng/zigzag (Recilia dorsalis).
Wereng yang banyak menimbulkan masalah pada tanaman padi adalah kelompok wereng batang.
Kapan Hama Wereng Menyerang
Hama wereng batang coklat (WBC) menyerang tanaman padi ketika membentuk anakan dimulai oleh wereng bersayap panjang yang berpindah dari tempat lain. Jika wereng yang berkembang pada tanaman padi yang berumur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka WBC bisa berkembang biak menjadi dua generasi.
Tetapi jika wereng yang menyerang tanaman padi umur 5-6 minggu setelah tanam, wereng yang berkembang biak hanya satu generasi yang puncak populasinya terjadi pada padi umur 9-10 minggu setelah tanam.
Tanda-Tanda Serangan Wereng Coklat
Kuning, coklat dan tanaman sekarat : tanaman terbakar/gosong
Infeksi jamur dan bakteri pada tanaman
Embun madu dan jamur di daerah yang terinfeksi
Mengurangi pertumbuhan, kekuatan, dan tinggi tanaman, kemudian menyebabkan berkurangnya jumlah anakan produktif
Akibat Serangan Hama Wereng
Hama wereng cokelat merupakan hama laten, di samping merusak langsung mengisap cairan tanaman dengan alat mulut yang khusus untuk menusuk dan menghisap, juga sebagai vektor yang dapat menularkan penyakit virus.
Penyakit virus kerdil hampa (VKH) dan virus kerdil rumput tipe I (VKRT-1) yang ditularkan wereng cokelat terjadi pada 1970-an. Sejak 2006 wereng cokelat juga menularkan virus kerdil rumput tipe II (VKRT-11). Serangan virus kerdil rumput tipe II tersebut sudah meluas di sentra produksi padi di Pulau Jawa.
Kerusakan dan kehilangan hasil yang diakibatkan serangan wereng cokelat cukup tinggi. Pemeliharaan I dan 4 wereng cokelat/batang pada masa tanaman padi sedang bunting selarna 30 hari menurunkan hasil berturut-turut 20% dan 3 7~1.>. Pemeliharaan 4 ekor wereng cokelat/batang pada masa pemasakan buah selama 30 hari dapat menurunkan hasil sebesar 28%. Pemeliharaan I dan 4 ekor wereng cokelat/batang pada periode anakan selama 30 hari dapat menurunkan basil 35% dan 77%.
Cara Penyemprotan Mengendalikan Hama Wereng
Pilihlah insektisida yang tepat sasaran. Insektisida yang tidak tepat sasaran hanya akan memperparah tingkat serangan hama wereng dan pemborosan tenaga dan uang. Gunakan insektisida yang kerjanya sistemik, kalau perlu kombinasikan pestisida yang kerjanya kontak dan sistemik.
Sebelum penyemprotan sebaiknya sawah diairi setinggi mungkin agar hama wereng naik ke atas dan mudah disemprot.
Jika tanaman padi tidak menggunakan sistem legowo dan tanaman terlalu rapat lakukan penyingkapan untuk membuat jalan sewaktu penyemprotan dan membuat ruang untuk menggeraknya nozel sprayer.
Penyemprotan dilakukan dengan volume tinggi dengan maksud agar penyemprotan merata.
Gunakan nozel sprayer yang menghasilkan kabut bukan yang mancur.
Prioritaskan penyemprotan dilakukan pada pangkal batang bukan pada daun bagian atas.
Lakukan penyemprotan secara bersama-sama (spray massal) agar hama wereng tidak berpindah ke sawah sebelah ketika disemprot.
Jika memungkinkan gunaka miss blower karena akan lebih merata dan lebih cepat.
Insektisida Untuk Mengendalikan Hama Wereng
Insektisida paling ampuh untuk mengendalikan hama wereng adalah menggunakan kombinas i insektisida kontak dan sistemik. Kombinasi penggunaan insektisida kontak dan sistemik akan membantu pembungker telur wereng dan pembunuh wereng dewasa.
Contoh merek insektisida sistemik adalah Oshin, Plenum, OBR, Cronus dll.
Contoh merek insektisida kontak adalah Darmabas, Baycarb, Mipcin, Poksindo dll.
Gunakan insektisida merek Aplaud dan Darmabas/Poksindo untuk tingkat serangan hama wereng ringan.
Gunakan insektisida merek Aplaud dan OBR/Cronus untuk tingkat serangan hama wereng sedang
Gunakan insektisida merek Poksindo dan Oshin/Plenum untuk tingkat serangan hama wereng yang berat atau hampir membentuk spot.
Jangan sekali-kali menggunakan insektisida yang berbahan aktif piretroid sintetik seperti Fastac, Matador, Crown, Faster, Buldok, Decis, Starban, Fostin, Sidametrin dll karena akan memperberat serangan wereng walaupun ketika disemprot wereng terlihat jatuh dan mati.
Biasayanya nozzle atau spuyer ini digunakan untuk sistem irigasi atau sistem pengairan, bisa juga digunakan untuk membuat hujan buatan, sistem pendingin untuk kandang ayam, untuk rumah jamur, bisa juga digunakan untuk peyemprotan desinfektan.
Nozel memberikan peran penting akan pekerjaan penyemprotan gulma, hama dan penyakit dengan herbisida, insektisida, fungisida bahkan pupuk cair. Pemahaman aplikator mengenai sprayer dan nozel sangat saling mendukung untuk mendapatkan hasil penyemprotan yang berhasil.
Fungsi utama nozel adalah untuk pemecah larutan semprot menjadi droplet (butiran semprot). Jenis nozel dan sprayer yang dipakai sangat memperngaruhi hasil penyemprotan. Lebih halus dropletnya, hasilnya pun akan lebih baik. Petani kentang di Dieng (juga Garut dan Pangalengan) biasa menyemprot kentang menggunakan power sprayer dengan volume semprot sekitar 8 drum per hektar (bahkan ada yg lebih).
Jenis nozel menentukan jenis pestisida apa yang akan digunakan.
Nozel kerucut (cone nozel) yang ukuran dropletnya halus cocok untuk digunakan penyemprotan insektisida dan fungisida.
Nozel kipas (fan nozel) umumnya menghasilkan droplet yang lebih besar, cocok untuk digunakan pada panyemprotan herbisida, tapi bisa juga untuk insektisida dan fungisida.
Nozel polijet (deflector nozel, floodjet nozel) menghasilkan droplet yang lebih relatif lebih kasar dari fan nozel cocok untuk mengaplikasikan herbisida pra-tumbuh.
Nozel tipe senapan (spray-gun nozel) yang menghasilkan droplet mulai dari kasar sampai halus, cocok untuk penyemprotan pohon dan beberapa tanaman sayuran seperti kentang.
Nozel cakram berputar (spinning disc nozel) menghasilkan droplet bervariasi tergantung kecepatan putaran cakram, cocok untuk mengaplikasikan hebisida, misalnya menghasilkan droplet ukuran sedang. Sprayer mikron ULVA dirancang untuk aplikasi insektisida dengan volume rendah yang menghasilkan droplet ukuran halus.
Nozzle Kuningan Bengkok Kerucut 4 Lubang
Cara Penyemprotan Spuyer Nozzle Sprayer Kabut Embun Kuningan 4 Lubang
Nozel lubang 4 termasuk nozel kategori nozel kerucut (cone nozel). Nozel ini cocok untuk aplikasi insektisida dan fungisida karena menghasilkan droplet yang sangat halus sehingga penetrasinya ke dalam kanopi daun baik sekali.
Herbisida umumnya tidak diaplikasikan dengan nozel kerucut, karena dropletnya sangat halus. Namun demikian nozel kerucut bisa diaplikasikan untuk penyemprotan hebisida jika sasaran semprotnya air seperti penyemprotan padi sawah, karena air akan membantu mendistribusikan herbisida tersebut.
Tipe nozel kerucut ini terdiri dari 2 tipe, yaitu kerucut padat (solid cone) dan kerucut berlubang (hollow cone). Tipe kerucut berlubang lebih banyak digunakan dibandingkan dengan kerucut padat.
Nozel kuningan ini adalah nozel lubang 4 produksi Taiwan.
Terbuat dari Tembaga, tahan korosi dan tahan abrasi, cukup tahan lama dan dapat dikerjakan dalam jangka waktu yang lama
Mudah digunakan dan mudah dikerjakan dengan mesin setelah memasang nozel
Dengan 4 lubang dapat disemprotkan pada saat yang sama, meningkatkan efisiensi saat penyemprotan
Banyak Digunakan, sempurna untuk lansekap pertanian, perkebunan, halaman rumput, halaman belakang, irigasi semprot pertanian dan acara outdoor lainnya
Perhatikan Hal Ini Saat Penyemprotan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan penyemprotan pestisida adalah sebagai berikut :
1. Peralatan semprot
Yang dimaksud dengan peralatan semprot adalah : spuyer/nozel, alat semprot (knapsack sprayer), dan alat pelindung keamanan penyemprotan. Nozel yang baik adalah ukuran butiran semprot berdiameter antara 100-150 mikron, sedangkan alat semprot minimal memiliki tekanan sebesar 3 bar, dan tidak bocor.
2. Keadaan cuaca
Yang dimaksud dengan keadaan cuaca adalah intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan kelembaban udara. Penyemprotan sebaiknya dilakukan jika keadaan cuaca cerah, kelembaban udara di bawah 70% dengan kecepatan angin sekitar 4-6 km/jam.
3. Cara penyemprotan
Cara penyemprotan yang baik dilakukan dengan cara tidak melawan arah angin, kecepatan jalan penyemprotan sekitar 4 km/jam dan jarak spuyer dengan bidang semport atau tanaman sekitar 30 cm.
4. Tenaga penyemprotan
Aplikator yang terampil juga mempengaruhi coverage penyemprotan yang baik.
Penyemprotan pestisida haruslah memenuhi konsep 5 Tepat atau sekarang dilengkapi menjadi 6 Tepat berikut: yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.
Berkaitan dengan Tepat Dosis atau Tepat Konsentrasi bahwa penyemprotan pestisida harus tepat takaranya sesuai dengan rekomendasi dari pabrikannya. Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efektifitas (efikasi) pestisidanya.
Jika disemprotkan terlalu sedikit, hama, penyakit atau gulma tidak akan mati. Jika disemprotkan kebanyakan akan meninggalkan residu, resistensi hama, penyakit atau gulma, dan menyebabkan pemborosan.
Menentukan Dosis dan Konsentrasi Penyemprotan
Misalkan disebutkan pada lebel dosis yang diperlukan adalah 2 L/Ha. Ini kadang membuat bingung petani untuk menentukan dosis per tangki nya?
Takaran penyemprotan atau takaran aplikasi penyemprotan pestisida dapat dinyatakan dengan dua cara.
DOSIS aplikasi, yaitu banyaknya produk pestisida yg digunakan utk menyemprot 1 hektar lahan (liter/ha, kg/ha).
KONSENTRASI aplikasi, yaitu banyaknya pestisida yg dicampurkan ke dalam 1 liter air (mililiter/liter, gram/liter).
Kedua takaran tersebut berkaitan dengan VOLUME SEMPROT, yakni banyaknya air + pestisida yang diperlukan untuk menyemprot 1 ha lahan atau tanaman.
Hubungan DOSIS, KONSENTRASI dan VOLUME SEMPROT
VOLUME SEMPROT = DOSIS dibagi KONSENTRASI. Contoh, kalau pestisida harus disemprotkan dng dosis 1 liter/ha dng konsentrasi 2 ml/liter air, maka volume semprotnya harus 1 liter (1000 ml) dibagi 2 = 500 liter (air + pestisida) per ha.
DOSIS = KONSENTRASI dikalikan VOLUME SEMPROT. Kalau kita menyempeot dng konsentrasi 2 ml/liter dng volume semprot 200 liter/ha, maka dosis yg kita semprotkan adalah 2 ml x 200 = 400 ml/ha produk atau 0,4 liter produk per ha.
KONSENTRASI = DOSIS dibagi VOLUME SEMPROT. Contoh, kalau harus menyemprotkan dengan dosis 2 kg/ha dengan volume semprot 400 l/ha, maka konsentrasinya adalah 2000 gr (2kg) dibagi 400 = 5 gram produk per liter air.
Jika dilabelnya hanya ditulis DOSIS-nya saja, bagaimana menghitung berapa KONSENTRASI-nya?
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita harus menentukan VOLUME SEMPROTNYA dulu dengan MENG-KALIBRASI alat semprot Anda.
Cara paling gampang (tapi blm tentu benar) utk menentukan volume semprot, yakni dengan mengetahui berapa tangki BIASANYA Anda menyemprot. Katakan Anda biasa menyemprot 1 ha habis 20 tangki 15 liter, berarti volume semprotnya adalah 20 × 15 = 300 liter/ha.
Kalau misalnya dosisnya ditulis 2 liter produk per ha, maka konsentrasinya adalah 2000 ml (= 2 liter) dibagi 300 = 6.6 ml/liter air.
Kalau kita menggunakan tangki ukuran 15 liter, maka per tangki dimasukkan 15 x 6.6 ml = 99.0 ml/tangki.
Bisa saja tetangga sebelah bisa berbeda volume semprotnya. Tetangga kita mungkin menyemprot dengan 30 tangki per ha, atau = 450 liter/ha. Maka dalam hal ini konsentrasinya pun berbeda, yaitu 2000 ml dibagi 450, maka konsentrasinya adalah 4.44 ml/liter air.
Wilayah Indonesia terbentang dari barat sampai timur dengan variasi geografis. Di indonesia bagian barat kelembaban lebih besar dari 50% tetapi di bagian timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur umumnya kelembaban udara kurang dari 50%.
Dalam satu hari biasanya yang paling panas antara jam 12 sampai dengan jam 2 siang. Kadang suhunya vusa melebihi dari 31-32 derajat. Jika melakukan penyemprotan pada jam tersebut, maka akan sia-sia belaka.
Jangan menyemprot pada saat cuaca panas dan kering.
Karena sebagian butiran semprot terutama yang harus akan menguap. Dan pada akhirnya jumlah total pestisida yang kita aplikasikan akan berkurang. Pada akhirnya penyemprotan menjadi tidak efektif.
Alasan Jangan menyemprot pada saat cuaca panas dan kering
1. Sebagian butiran semprot (terutama yang halus) akan menguap.
2. Butiran semprot yang menempel pada tanaman pada daun akan cepat mengering.
3. Jangan menyemporot pada saat cuara panas, karena akan terjadi fotolisis (fotodegradasi). Degradasi pestisida, dekomposisi pestisida karena cahaya matahari.
Menurut J Reinhold kecepatan degradasi akan menigkat 2 kali setiap kenaikan suhu 10 derajat. Kalau suhu naik 10 derajat, maka degradasi naik menjadi lipat dua. Jika sudah terdegradasi, maka pestisida sudah tidak efektif lagi untuk tanaman karena sudah berubah menjadi zat-zat kimia lain yang tidak ada gunanya dalam upaya mengendalikan OPT pada tanaman kita.
4. Kalau menyemprot pada siang yang terik tentu tidak akan nyaman untuk bekerja.
Efek Suhu Dan Kelembaban Terhadap Droplet.
Jika droplet mengering, yang tertinggal hanyalah kristal-kristal yang tidak lagi dapat diserap ke dalam daun/tanaman. Ini penting untuk pestisida yang sistemik, sistemik lokal, dan translaminar. Karena jenis pestisida tersebut hanya dapat diserap tanaman jika dalam keadaan basah.
Itulah sebabnya dalam penyemprotan pestisida sistemik, sistemik lokal dan translaminar diupayakan droplet selama mungkin tetap berada diatas permukaan daun dalam keadaan basah.
Jika demikian berapa suhu ideal untuk penyemprotan?
Suhu udara yang ideal adalah tidak lebih 30 derajat. Mengapa? Karena jika suhu terlalu tinggi atau dari 30 derajat maka droplet akan banyak yang menguap dan droplet yang menempel pada permukaan daun akan cepat mengering.
Droplet adalah butiran semprot adalah butiran halus dari cairan semprot yang keluar dari nozel
Kelembaban udara ideal adalah kurang dari 50%. Jika udara terlalu kering, maka droplet menguap dan droplet cepat mengering.
Jangan menyemprot saat angin terlalu kencang atau tidak ada angin sama sekali.
Angin kencang akan menyebabkan butiran semprot diterbangkan oleh angin, dan yang mendarat dipermukaan daun tidak banyak atau akan jatuh ditempat lain yang tidak dikehendaki. Distribusi dan distribusi kurang baik.
Kalau tidak ada angin sama sekali juga kurang baik. Maka akan ada gerakan udara ke atas (termal atau termik) yang mungkin membawa uap pestisida dan masuk ke paru-paru aplikator, sehingga berbahaya untuk kesehatan.
Kecepatan angin ideal untuk penyemprotan adalah 3,6 – 6,5 km per jam. Ditandai oleh daun bergerak-gerak ringan daun-daun kecil, tidak bergerak terlalu keras. Bergerak tidak ke satu arah, dan asap bergerak membelok ke arah angin menuju.
Jika demikian berapa kecepatan angin yang ideal untuk penyemprotan?
Kecepatan angin yang ideal adalah 3-6 km per jam. Pernyataan yang menyebutkan bahwa pada saat penyemprotan itu tidak ada angin. Pernyataan terebut kurang tepat.
Idealnya angin tidak terlalu kencang. Jika angin terlalu kencang maka: distribusi dan liputan kurang baik.
Angin yang terlalu kencang juga akan mengakibatkan drip (butiran halus penyemprotan atau droplet diterbangkan oleh angin). Drip akan sangat berbahaya jika yang disemprotkan adalah herbisida yang bersifat kontak. Meski drip tidak terlalu kerusakan pada tanaman tetangga, tetapi drip mengakibatkan mengurangi jumlah total pestisida yang disemprotkan pada bidang sasaran.
Kalau tidak ada angin sama sekali, maka distribusi dan liputan menjadi kurang baik.
Jangan menyemprot pada saat hujan
Hujan juga akan mengakibatkan pestisida segera akan tercuci oleh air hujan dan hilang tidak menempel pada bidang sasaran.
Butiran semprot akan tercuci oleh air hujan dan hilang dari permukaan tanaman. Butiran semprot yang tercuci akan mencemari lingkungan.
Jangan menyemprot saat embun masih banyak.
Embun yang banyak sama saja dengan menambahkan air ke dalam larutan, konsentrasi penyemprotan akan menurun dan kemungkinan menambahkan volume semprot dan pestisida akan ke bawah menetes bersamaan dengan embun.
Di era modern yang sudah memasuki era industri 4.0, digitalisasi pun sudah merambah di bidang pertanian. Mekanisasi dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan wilayah, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen.
Drone merupakan salah satu teknologi canggih berupa kendaraan udara. Bentuknya menyerupai pesawat terbang atau helikopter yang dapat dioperasikan tanpa dikendarai oleh awak atau pilot. Drone memiliki pilot yang tetap tinggal di daratan dan hanya memanfaatkan fasilitas remote control untuk mengontol drone di udara.
Drone dapat dihubungkan dengan satelit untuk mengatur atau men-setting luas dan arean lahan yang ingin diaplikasikan dengan pestisida. Sehingga tidak perlu semua area lahan yang dilimiliki oleh petani disempot oleh pestisida. Hanya area tertentu saja yang terlihat rusak dan berpenyakit yang perlu disemprot oleh pestisida. Sehingga dapat menghemat waktu pengerjaan dan juga input pertanian.
Pengoperasian drone juga dapat diatur sedemikian rupa sehingga drone dapat memulai kembali pekerjaannya di titik ketika dia berhenti setelah pengisian ulang tangki.
Pengembangan drone juga semakin meningkat di bidang pertanian. Dewasa ini, drone sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi keadaan dan kesuburan tanah serta pendeteksian kesehatan tanaman.
Drone dilengkapai dengan sensor, kamera, payload system, dan aplikasi lainnya yang mempermudah sekaligus aman untuk digunakan dalam berbagai fungsi seperti Pemetaan, Analisa, dan Penyemprotan.
Pada dasarnya drone sebagai alat peyemprotan tanaman dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) tidak berbeda dengan fungsinya alat penyemprotan lain seperti sprayer baik sprayer manual, sprayer elektrik, sprayer mesin (sprayer dengan tenaga penggerak mesin). Hanya metode aplikasinya saja melalui udara atau aerial spraying.
Kesuksesan penyemprotan pengendalian OPT oleh drone dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pemilihan jenis drone, jenis pestisida dan teknik aplikasi pestisidanya.
Pengamatan populasi hama dan jenis-jenis hama yang ada di lapang juga dapat dilakukan menggunakan drone.
Faktor yang harus diperhatikan Aplikasi Drone Pertanian
Secara umum ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada aplikasi penyemprotan pestisida dengan drone:
Peralatan yang digunakan (Pompa, Nozzle)
Pembuatan larutan semprot
Volume larutan semprot
Pencampuran pestisida
Pengaruh lingkungan (Suhu, Kec. Angin dan lainnya)
Arah Semprotan
Keselamatan Aplikasi
Pastikan peralatan semprot dalam keadaan baik dan tidak bocor
Pastikan peralatan semprot dalam keadaan bersih setelah digunakan
Pastikan peralaran semprot memiliki tekanan yang ideal (minimal 3 bar untuk knapsack dan 8-12 bar untuk penyemprot mesin)
Pastikan Nozzle dalam keadaan baik, sehingga cairan pestisida tidak terbuang dan tidak berbahaya bagi lingkungan.
Tingkat Keberhasilan Penyemprotan Pestisida Mengguanakan Drone
Keberhasilan penyemprotan pestisida terkait erat dengan teknik atau cara penyemprotan yang dilakukan, beberapa faktor penentu keberhasilan diantaranya yaitu :
Kecepatan Terbang
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyemprotan pestisida adalah kecepatan terbanag drone. Harus dapat ditentukan berapa kecepatan terbang karena jika terlalu cepat, liputan hasil penyemprotan sangat jarang. Jika kecepatan terbang terlalu lambat hasil penyemprotan menghasilkan lebih banyak drift.
Sebagai gambaran untuk penyemprotan manual dengan menggunakan sprayer gendong, kecepatan berjalan petugas penyemprotan untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sekitar 6 km/jam.
Arah Angin dan Ketinggian Drone pada Bidang Semprot
Tidak semua pengendalian OPT bisa dilakukan dengan mengggunakan drone. Untuk pengendalian gulma, drone bisa dilakukan, terutama gulma pada hamparan lahan kosong. Tetapi gulam pada tanaman yang sudah ada tanaman pokoknya drone tidak bisa dipakai.
Penyemprotan hama dan jamur dengan insektisida dan fungisida. Untuk hama-hama dan jamur yang berada dibawah (seperti wereng) dan berada diketiak daun, penggunaan drone sepertinya kurang efektif. Perlu dipertimbangkan penggunaan pestisida yang bersifat sistemik sehingga walaupun tidak mengenai atau kontak langsung dengan OPT tetapi racun masih bekerja dengan cara sistemik melalui jaringan tanaman.
Arah angin perlu dipertimbangkan agar hasil penyemprotan tidak sia-sia karena terbang terbawa angin. Juga perlu memperhatikan ketinggian terbangnya dengan bidang sasaran.
Ketinggian terbang drone harus dipertimbangkan agar menghasilkan hasil semprotan yang optimal. Jika terlalu tinggi kurang efektif dan jika terlalu rendah akan dihasilkan droplet (ukuran butiran semprot) yang besar sehingga terjatuh mengalir ke permukaan tanah.
5 Tepat Dalam Aplikasi Pestisida yang Menggunakan Drone
Tepat Sasaran Aplikasi
Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang.
Sebelum menggunakan penyemprotan menggunakan drone, langkah awal yang harus dilakukan ialah melakukan pengamatan untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang. Langkah selanjutnya ialah memilih jenis pestisida yang sesuai dengan OPT tersebut.
Jenis pestisida sesuai dengan jenis hama tanaman diantaranya : Insektisida (mengendalikan hama/serangga), Akarisida (mengendalikan tungau), Fungisida (Mengendalikan fungi/cendawan), Bakterisida (Mengendalikan Bakteri), Rodentisida (mengendalikan tikus), Nematisida (Mengendalikan nematoda), Moluskisida (Mengendalikan siput), Herbisida (Mengendalikan gulma).
Tepat Jenis Pestisida
Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis OPT pada semua jenis tanaman. Oleh karena itu agar dipilih jenis bahan aktif pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman. Contoh untuk hama ulat, gunakan bahan aktif yang spesifik untuk mengendalikan ulat.
Tepat Waktu Penggunaan
Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai ambang pengendalian. Penyemprotan pestisida dengan drone harus memiliki tujuan yang jelas sebagai berikut:
Preventif: aplikasi pestisida sebelum ada serangan OPT
Kuratif: aplikasi pestisida sesudah ada serangan OPT
Eradikatif: aplikasi untuk pembersihan bila ada ledakan OPT
Aplikasi sistim kalender: aplikasi pestisida secara berkala (misalnya seminggu sekali, dsb.), tanpa memperhatikan keberadaan OPT.
Aplikasi berdasarkan ambang pengendalian/ambang ekonomi: aplikasi pestisida yang dilakukan bila populasi hama atau intensitas serangan penyakit telah melampaui ambang tertentu.
Dalam hal waktu yang aplikasi penyemprotan dengan drone perlu mempertimbangkan waktu berikut:
Jangan menyemprot saat panas terik dan kering
Jangan menyemprot saat angin sangat kencang
Jangan menyemprot bila hari hujan atau akan hujan
Penyemprotan dilakukan bila embun pagi sudah hilang
Keadaan cuaca yang ideal untuk penyemprotan tadi umumnya adalah pagi hari antara jam 6.00 – jam 10.30 dan sore hari antara jam 15.00 – 17.00. suhu udara < 30o C dan kelembaban udara 50-80%.
Tepat Dosis atau Konsentrasi Formulasi
Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran karena telah diketahui efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu jenis tanaman.
Penggunaan dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen. Penggunaan dosis yang berlebihan juga akan menimbulkan resistensi hama atau patogen.
Berkaitan dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida, beberapa acuan untuk diperhatikan adalah: hubungan dan imbangan antara dosis, konsentrasi dan volume semprot.
Pengertian takaran aplikasi pestisida
Dosis: jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per satuan luas lahan (kg/ha, liter/ha, dsb.). Dosis banyak digunakan dalam aplikasi herbisida, aplikasi insektisida dan fungisida butiran, dsb.
Konsentrasi: dalam aplikasi dengan cara penyemprotan, kecuali dosis kita masih harus mempertimbangkan konsentrasi, yakni jumlah pestisida yang harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter; ml/liter, dsb.).
Konsentrasi banyak digunakan pada aplikasi penyemprotan insektisida dan fungisida Dalam penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan konsentrasi. Imbangan tersebut dipengaruhi oleh volume semprot
Kalibrasi Drone
Kalibrasi drone pada dasarnya sama dengan menghitung volume semprot menggunakan sprayer punggung dan/atau pesawat terbang.
Hitung kecepatan terbangnya (bisa distel, tanya pada operator), hitung output/flow rate-nya (lihat di spesifikasi alat, bisa juga ditest secara manual), ukur lebar gawang/lebar semprotannya (lihat slide 2).
Sesudah itu masukkan ke dalam rumus kalibrasi (slide 1). Untuk menghitung volume semprot gunakan rumus yg dihitamkan.
Sumber: Dari status FB Pak Panut Djojosumarto, September 2, 2019, dengan judul : Kalibrasi Drone
Tepat Cara Penggunaan
Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Penggunaan drone harus memilih OPT tertentu yang dapat diaplikasikan, karena tidak semua OPT dapat dikendalian dengan penyemprotan drone.
Tidak semua jenis OPT dapat dikendalikan dengan cara disemprot. Pada jenis OPT tertentu dan tanaman tertentu, aplikasi pestisida dapat dilakukan dengan cara penyiraman, perendaman, penaburan, pengembusan, pengolesan, dll.
Penggunaan Nozel yang Tepat
Tiap jenis nozel akan menghasilkan pola semprotan tertentu. Drone lebih cocok untuk menggunakan jenis nozel hollow con baik yang mempunyai satu lubang, 2 lubang atau lebih. Untuk menghasilkan butiran semprot yang merata pada bidang sasaran/ tanaman.
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Drone dalam Aplikasi Pestisida
Keuntungan Penyemprotan dengan Menggunakan Drone
Hemat; Mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan dan fokus pada masalah
Cepat: 100x lebih cepat dibanding pengerjaan manual, sehingga masalah teratasi tepat waktu
Terukur: Segala aktifitas terekam dalam data yang lengkap dan dapat dikirim dalam sekejap
Efisiens: efisiensi dalam biaya operasional, penggunaan air, waktu pelaksanaan, penggunaan tenaga kerja
Rendahnya drifthasil penyemprotan (dalam kondisi tertentu)
Kerugian Penyemprotan Dengan Menggunakan Drone
Mahal, harga drone sangat bervariasi tergantung spesifikasinya.
Tidak efektif jika digunakan perorangan dengan luasan minimal. Dan akan efektif jika gunakan secara bersamaan dalam kelompok tani.
Membutuhkan landasan dengan luasan tertentu. Akan sulit jika diaplikasikan di tengah hamparan persawahan yang tidak memiliki landasan.
Keterbatasan dalam waktu terbang, karena kapasitas batreinya.
Manfaat Penggunaan Drone untuk Penyemprotan Pestisida
Pengaplikasian teknologi di bidang pertanian sangat diperlukan. Teknologi drone di bidang pertanian dapat membantu mengaplikasikan atau menyemprotkan pestisida. Penyemprotan pestisida menggunakan drone menjadi lebih efektif dan efisien karena penyemprotan tanaman dapat lebih tepat dan lebih cepat 2–20 kali lipat dibandingkan dengan dilakukan oleh tenaga manusia, bergantung pada jenis dan kapasitas tangki drone.
Studi Kasus Penggunaan Drone Pertanian
Studi kasus penggunaan drone dai Koperasi Wawasan Tani yang merupakan Spraying Drone jenis DJI dan mampu menyemprot 0.6 ha lahan dengan kapasitas 10 liter pestisida atau pupuk. Satu petak (1.2 ha) lahan sawah perlu disemprot pestisida dengan dua kali pengisian ulang tangki. Kapasitas baterai drone dapat diisi ulang/charge sebanyak 3 kali. Satu kali pengisian baterai dapat digunakan untuk pemakaian 20 kali penyemprotan.
Dalam satu hari, lahan pertanian yang dapat diaplikasikan pestisida atau pupuk oleh drone seluas 5 ha. Untuk 1 ha lahan diperlukan waktu sekitar 10 menit dalam melakukan penyemprotan menggunakan drone. Sehingga, waktu yang diperlukan untuk menyemprot 5 ha lahan hanya berkisar 50 menit.
Berbeda dengan penyemprotan konvensional yang akan memakan waktu 20 jam per 1 ha lahan. Adapun hasil pengujian yang dilakukan oleh Yudhana dan Wardani pada tahun (2017), penyemprotan yang dilakukan menggunakan quadcoper atau drone dengan luas area 1 ha membutuhkan waktu 12,5 jam sedangkan secara manual membutuhkan waktu sekitar 20 jam.
Sumber: Hana Khoirunisa dan Fitrianingrum Kurniawati. 2019. Penggunaan Drone dalam Mengaplikasikan Pestisida di Daerah Sungai Besar, Malaysia, Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. November 2019,Vol 1 (1) 2019: 87–91
Jenis-Jenis Drone Pertanian Yang Dijual Di Marketplace – Bukalapak
Seiring dengan perkembangan virus corona atau Covid-19 di Indonesia, pemerintah mengimbau kepada seluruh masyarakat, untuk melakukan disinfektan secara mandiri.
Penyemprotan cairan disinfektan (disinfeksi) merupakan salah satu cara pencegahan penyebaran Coronavirus ini. Selain menerapkan pola hidup sehat dan anjuran jaga jarak (social distancing) dan selalu cuci tangan.
Disinfeksi mandiri dapat dilakukan oleh setiap keluarga, atau lingkungan sekitar dengan sasaran disinfeksi antara lain lantai, dinding, meja, kursi, lemari dan perabot rumah lainnya.
Selain itu juga menyasar benda yang sering bersentuhan dengan tangan, seperti pegangan tangga, gagang pintu, telepon, keyboard komputer, remote TV, saklar lampu, alat pertukangan, peralatan dapur, toilet, keran dan wastafel (tempat cuci tangan).
Apabila ruangan telah dipasang air conditioner (AC), air sterilization, air purifier atau AC sentral, perangkat ini juga menjadi salah satu sasaran disinfeksi.
Jenis Disinfektan Yang Dapat Dipergunakan untuk Disinfeksi Mandiri
Ada banyak jenis disinfektan yang dapat digunakan yang tersedia di sekitar kita. Baik yang herbal (tanaman obat), maupun kimiawi. Namun kesempatan ini hanya akan dibahas disinfektan kimia dari produk perlengkapan rumah tangga.
Disinfektan yang dapat digunakan seperti dibawah ini.
1. Larutan Pemutih
Zat aktif: Hipoklorit
Takaran: 20 ml atau 2 sendol makan per 1 L air
Merek dagang: Bayclin, So klin pemutih, Proklin, Prokleen, dll
2. Larutan Klorin
Zat aktif: Hipoklorit
Takaran: – Untuk Alat Pelindung Diri (APD) konsentrasi 3%; – Untuk ruangan konsentrasi minimal 6%
Merek dagang: Super Pell, So Klin Pembersih Lantai, SOS Pembersih Lantai, Harpic, Dettol Floor Cleaner, dll
Sumber: Dirangkum dari berbagai referensi.
Alat Semprot Sprayer Penyemprotan Disinfeksi Mandiri
Hal yang paling utama dari sprayer alat penyemprotan tersebut adalah keluaran hasil penyemprotannya. Usahakan berupa kabut (butiran atau dropletnya halus), terutama kalau penyemprotan di dalam rumah. Karena jika dropletnya besar, alat rumah tangga terutama elektronik jika terlalu basah dikhawatirkan mengalami kerusakan.
Ada banyak alat semprot yang dapat dipakai disinfeksi mandiri. Ada banyak jenis sprayer penyemprotan tanaman dipasaran mulai dari kapasitas 1 liter, 2 liter, 4 liter, 5 liter, 7 liter, 9 liter sampai sprayer gendong (knapsack sprayer) dengan 16 liter atau 20 liter.
Sprayer 1 liter
Sprayer 2 liter
Sprayer 4 liter
Sprayer 5 liter
Sprayer 7 liter
Sprayer 9 liter
Untuk sprayer gendong terdapat banyak pilihan, baik yang manual, elektrik, maupun power sprayer. Manual berarti memompanya menggukan tenaga tangan, elektrik berarti penggeraknya menggunakan tenaga batrai, sedangkan power sprayer menggunakan tenaga mesin 2 tak.
Sprayer PB16 Malaysia
Sprayer Elektrik CBA
Spesifikasi alat semprot sprayer elektrik CBA-tipe 2.
Bahan: Plastik polipropilen
Tinggi : 470 mm
Panjang : 350 mm
Lebar : 195 mm
Ukuran lubang saringan : 0,25 x 0,25 mm
Kapasitas tangki : 16,53 liter
Lebar sabuk gendong : 31 mm
Panjang selang : 1300 mm
Diameter luas selang : 11,9 mm
Ukuran pipa: panjang 410 – 835 mm dan diameter 9,7 dan 8,0 mm
Tebal dinding tangki : 1,7 mm
Diameter lubang pengisian tangki : 115 mm
Bobot kosong : 5,0 kg
Bobot penuh : 21,22 kg
Jumlah nozel : 4 buah
Batrai : AC 100-200 V; DC 12 V
Untuk menghasilkan semprotan kabut, penggunaan Booster Elektik Sprayer
Spesifikasi Booster Elektrik Sprayer dari CBA
Booster dioperasikan bersamaan dengan CBA Elektrik Sprayer
Hasil penyemprotan mengeluarkan butiran halus (mist droplet)
Jangkau butiran penyemprotan sampai 5-6 meter
Keunggulannya hasil penyemprotan lebih merata
Tegangan listrik: 12 V
Debit air yang dihasilkan maksimal 1,6 liter/menit
Langkah-Langkah Disenfeksi Mandiri
Langkah-langkah yang dilakukan pada penyemprotan disinfeksi adalah sebagai berikut:
Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker sekali pakai saat melakukan disinfeksi.
Persiapan spayer atau alat penyemprot lainnya.
Persiapan cairan disinfektan yang akan digunakan sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan.
Untuk disinfektan ventelasi buatan seperti AC, lakukan penyemprotan pada Evaporator, blower dan penyaringan udara. Dilanjutkan pada permukaan chasing indoor AC. Pada AC central dilakukan disinfeksi permukaan pada mounted dan kisi-kisi exhaust dan tidak perlu dibilas.
Untuk disinfeksi peralatan kerja pribadi dapat menggunakan cairan disinfektan personal pada saat sebelum digunakan untuk bekerja.
Frekuensi disinfeksi ini dilaksanakan minimal sebelum jam kerja ,saat jam istirahat dan setelah jam kerja. Dengan maksimal disinfeksi selama 2 jam sekali.
Selalu melaksanakan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir sebagai bentuk personal hygiene dari bekerja.
Aturan Umum Disinfeksi Mandiri
Harus diingat, sebelum memulai pengerjaan kita harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), seperti masker dan sarung tangan sekali pakai. Jangan lupa juga untuk membuangnya setelah selesai digunakan.
Kalaupun memakai APD yang bisa dipakai berkali-kali, maka harus khusus digunakan untuk disinfeksi, tidak digunakan untuk tujuan lain.
Penggunaan Sprayer Elektik CBA dan Booster
Video berikut menjelaskan cara penggunaan sprayer elektrik CBA dan Booster untuk disinfeksi mandiri.
Dengan menggunakan alat bantu semprot Booster ini penyemprotan menjadi lebih rata karena sangat butiran semprot seperti kabut. Jangkauannya pun luas bisa 6-8 meter. Pekerjaan jadi makin cepat dan Anda bisa menghemat waktu untuk yang lainnya.
Tentu aplikasi sprayer elektrik CBA dan Booster ini juga bisa dipakai untuk penyemprotan pada tanaman padi, sayuran, penyemprotan pohon untuk tanaman mangga, apel, jeruk dan lainnya.
Praktik aplikasi penyemprotan pestisida untuk mendapatkan hasil yang terbaik harus memperhatikan setidaknya 3 hal yaitu Laju penyemprotan, tinggi bidang semprotan dan tekanan dari alat semprot yang konstan.
Kalibrasi alat semprot sangat diperlukan kegiatan aplikasi penyemprotan. Kalibrasi menyangkut 3 hal berikut:
Dosis produk yang benar
Volume air yang benar
Nozzle yang benar
Jangan pernah sepelekan peralatan alat semprot (tangki sprayer). Usahakan agar selalu bersih dan terawat.
4 langkah untuk mendapatkan hasil aplikasi penyemprotan pestisida yang baik
Langkah 1. Cek tangki sprayer dengan air yang bersih
Perbaiki semua kebocoran sebelum menggunakan sprayer. Ketahui di mana kebocoran paling mungkin terjadi. Selalu menyiapkan suku cadang untuk memperbaiki setiap kebocoran yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.
Periksa bagian bodi tangki sprayer untuk mengecek adanya kerusakan dan kebocoran, periksa tali, dan bersihkan nozel dan filter
Langkah 2. Kalibrasi tangki semprot
Untuk mendapatkan hasil penyemprotan yang sesuai dengan tujuan penyemprotan jangan lupa baca label produk pestisida yang akan digunakan, ikuti instruksi kalibrasi, sesuai nozzle dengan produk yang akan diaplikasikan, dan ukur luas bidang semprot. Sesuaikan volume air (l/ha) dalam batas yang disarankan untuk kebutuhan spesifik Anda seperti tahap pertumbuhan tanaman
Untuk mendapatkan penyemprotan yang baik, terdapat 3 bentuk nozel (spuyer) yang dapat digunakan pada tangki sprayer. Setiap bentuk nozzle memiliki ukuran masing-masing untuk mengoptimalkan penggunaan produk yang akan diterapkan. Penggunaan nozel untuk pengunaan herbisida, berbeda dengan untuk penggunaan insektisida maupun fungisida. Hal ini berkaitan dengan drift atau aliran hasil penyemprotan pada permukaan bidang semprot (daun, batang)
Berbagai nozel tersedia, untuk memenuhi kebutuhan produk kontras, untuk menerapkan volume air yang berbeda serta ukuran tetesan dan pola distribusi yang berbeda.
Memilih jenis dan ukuran nosel sangat penting: untuk tingkat volume air (l / ha), ukuran dan distribusi droplet.
Ukuran drop yang digunakan dapat mempengaruhi aktivitas produk yang diterapkan dan keamanan; tetesan yang lebih kecil dapat menyebabkan penyimpangan semprotan
Volume air yang digunakan tidak boleh terlalu tinggi untuk menyebabkan limbah produk melalui limpasan atau terlalu rendah untuk tidak cukup menutupi semua permukaan target.
Untuk penyemprotan hebisida dan fungisida sistemil lebih dianjurkan gunakan nozel fan flat (nozel kipas) dan reflex (deflektor atau polijet) nozel
Untuk penyemprotan fungisida kontak dan isektisida lebih dianjurkan menggunakan nozel fan flat dan nozel hollow cone dengan hasil penyemprotan lubang tengah.
Langkah 3. Aplikasi penyemprotan
Pakailah pakaian pelindung yang sesuai
Hindari kontaminasi air
Semprotkan angin ke bawah dan hindari drift
Langkah 4. Pembersihan tangki sprayer setelah digunakan
Agar alat semprot sprayer selalu dalam keadaan baik dan siap pakai, maka sprayer harus dirawat dengan baik.
Sesudah digunakan segera sprayer dicuci dengan air bersih untuk membersihkan kotoran dan sisa pestisida. Jangan mencuci sprayer di sungai atau aliran air karena dapat mencemari aliran air tersebut.
Cara mencuci sprayer:
Masukan air dan deterjen ke dalam spraye, kemudian digoyangkan. Air dibuang.
Isi kembali dengan air dan digoyang-goyangkan.
Keringkan dan simpan ditempat khusus dan tidak lembab
Kesimpulan Teknik Aplikasi Penyemprotan Pestisida
Praktik terbaik untuk mendapatkan penyemprotan yang baik adalah dengan memperhatikan hal berikut: