Pengendalian Penyakit Kering Alur Sadap atau Mati Getah Pada Tanaman Karet

Pengendalian Penyakit Kering Alur Sadap atau Mati Getah Pada Tanaman Karet

Hal yang paling merugikan petani karet adalah tidak keluarnya getah pada tanaman keret yang disadap.  Atau kalaupun keluar hanya sedikit sekali.  Keadaan tidak keluarnya getah sadap ini disebut dengan Kering Alur Sadap (KAS) atau ada juga yang mengatakan mati getah.

Baca juga: Masalah Pohon Karet Tidak Mengeluarkan Getah Karet

Penyakit alur sadap disebut pula penyakit neokrosis kulit (bark necrosis).  Penyebab utama dari penyakit ini ialah jamur fusarium sp dan botrydiplodia sp.

Kedua jamur tersebut akan mengakibatkan kerusakan parah di lapisan kulit pada bidang sadap hingga menimbulkan pengeringan getah. Penyakit ini akan menyebar ke semua bagian kulit batang pohon karet dari kaki gajah hingga ke percabangan. serangan kemudian akan diikuti oleh hama penggerek yang bakal mempercepat kematian.

Penyakit kering alur biasanya menyerang tanaman menghasilkan (TM) yang telah disadap. tanda awal dari serangan penyakit ini yaitu munculnya bercak-bercak berwarna kecokelatan menyerupai memar di lapisan permukaan kulit tanaman. selanjutnya penyakit akan terus mengalami perkembangan sampai masuk ke lapisan kulit bagian dalam. jika sudah terlalu parah, penyakit neokrosis kulit ini bahkan dapat merusak lapisan kambium serta lapisan kayu.

Penyakit ini dapat menular dari kulit yang seumur pada pohon yang sama. Klon yang berproduksi tinggi.
Tanaman yang tumbuh subur. Tanaman yang berasal dari biji. Tanaman yang sedang membentuk daun baru.

Baca juga: Penyakit Karet Yang Membuat Karet Tidak Mengeluarkan Getah

Akibat dari serangan-serangan tersebut yang pasti lapisan kulit tanaman akan menjadi pecah dan mengalami pendarahan karena pecahnya pembuluh lateks. sedangkan kerusakan pada lapisan kambium menyebabkan pertumbuhan kulit pulihan tidak merata.

Jika keadaan terus berlanjut akan berdampak pada terganggunya penyadapan ulang berikutnya. Risiko yang paling besar adalah tanaman tersebut tidak bisa disadap lagi karena mati atau tumbang. kerugian yang bakal dialami pun sangat besar.

Penyebab Pohon Karet Tidak Mengelarkan Getah

Penyakit bar necrosis dapat berkembang di sepanjang tahun. Tetapi waktu yang paling berbahaya yaitu saat perubahan musim kemarau ke musim hujan, terutama ketika terjadi hujan kecil maka serangannya bisa naik.

Kebanyakan tanaman yang diserang adalah tanaman menghasilkan yang sudah disadap. Selain itu, penggunaan stimulan etefon pada tanaman karet ketika kondisinya lemah juga dapat memicu serangan penyakit.

Untuk mengantisipasinya, anda bisa mengikuti panduan penyadapan yang tepat serta memberikan pemupukan yang memadai agar daya tahan tanaman karet terhadap penyakit ini bisa terjaga.

Penanggulangan Agar Pohon Karet Mengelarkan Getah secara Kimiawi

Ada sejumlah metode efektif yang dapat ditempuh untuk menanggulangi penyakit kering alur sadap, di antaranya dengan penggunaan fungisida ziflo 76 wg dan Biophon:

Tanaman karet yang telah terjangkiti oleh penyakit ini wajib diberikan pengobatan secara efektif dan efisien. pengobatan bisa memanfaatkan fungisida Ziflo 76 WG yang dicampur dengan perangsang getah Biophon 10PA.

Caranya yaitu buat terlebih dahulu jalur sadap pada tempat jalur sadap terakhir. Lakukan secara hati-hati saat melakukan pengerokan agar jangan sampai merusak lapisan kambium. Lakukan pengerokan kulit (bark scraping) terlebih dahulu pada lapisan kulit tanaman karet yang terserang penyakit secara tipis sepanjang alur sadap yang sudah dibuat. Lebar kerokan kurang lebih selebar 5 jari.

Kemudian oleskan adonan campuran fungisida Ziflo 76WG dengan Biophon 10PA ke batang yang sudah dikerok.  Diamkan selama minimal 7 hari, setelah itu baru bisa dilakukan penyadapan.  Dengan cara ini kering alur sadap pada tanaman keret bisa di atasi.

Hasil pengolesan adonan sebesar 5 jari ini diperkirakan untuk penggunaan selama 3 bulan. Jadi setelah bidang olesan ini selesai, lakukan hal yang sama 3 bulan berikutnya.

Dosis fungisida yang dipakai adalah 200 gr fungisida Ziflo dan 500 ml Biophon 10PA yang dilarutkan dengan air sebanyak 1 liter.

Cara membuat adonannya adalah:

  • Siapkan air sebanyak 1 L, yang dibagi menjadi dua bagian pada wadah yang berbeda masing-masing 500 ml
  • Larutkan fungisida Ziflo 76WG sebanyak 200 gr pada air 500 ml, aduk sampai merata
  • Larutkan ZPT Biophon 10PA sebanyak 500 ml pada air 500 ml, aduk sampai merata
  • Campurkan atau gabungkan kedua larutan tersebut sehingga menjadi 1 wadah saja.
  • Adonan sudah siap dipakai.

Sering kali ditemukan serangan penyakit ini diikuti oleh serangan hama penggerek yang mewabah luas. Jika penyakit diikuti oleh serangan-serangan dari penggerek, maka hama penggereknya pun harus diberantas total.

Jika demikian lakukan penyemprotan lubang terowongannya menggunakan insektisida yang bersifat kontak sepert yang berbahan aktif sipermetrin maupun yang berifat sistemik seperti yang berbahan aktif dimehipo agar memiliki tingkat residu yang lebih lama.

Penanggulangan terhadap penyakit kering alur sadap pada tanaman karet juga bisa dilakukan dengan menurunkan tingkat intensitas penyadapan getah karet. bila perlu, hentikan pula pemberian stimulan etefon pada pohon-pohon karet yang sedang menderita penyakit ini.

Sumber:

  • TabloidSinarTani.com : Inovasi BPTP Kalsel, Kiat Pengendalian Kering Alur Sadap Karet
  • cybex.pertanian.go.id: Pengendalian Penyakit Kering Alur Sadap Pada Tanaman Karet
Penyakit Karet Yang Membuat Karet Tidak Mengeluarkan Getah

Penyakit Karet Yang Membuat Karet Tidak Mengeluarkan Getah

Tanaman karet (Hevea brassiliensis) berasal dari negara Brazil, komoditas ini memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non migas. Latex berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan karet.

Baca Juga: Masalah Pohon Karet Tidak Mengeluarkan Getah Karet

Produktivitas karet nasional saat ini masih relatif rendah.  Nilai ekspor karet alam Indonesia pada semester pertama tahun 2006 mencapai US$ 2 M, dengan kenaikan produksi sekitar 6% dibandingkan produksi semester pertama tahun 2005.

Produktivitas karet nasional saat ini masih relatif rendah (700-800 kg/ha/th) dibandingkan dengan negara  Asia lainnya lain seperti Thailand (1800kg/ha/th), Malaysia (1200 kg/ha/th)  dan India (2000 kg/ha/th).

Upaya peremajaan dengan menggunakan klon karet unggul serta penerapan teknologi budidaya karet akan meningkatkan produksi tanaman.  Hasil penelitian Puslit Karet, telah direkomendasikan klon-klon baru seperti: IRR 5, IRR32, IRR39, IRR104. Klon-klon ini menunjukkan produktivitas yang baik di berbagai lokasi tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya.

Data Luas Tanaman Karet Indonesia

Menurut data statistik BPS tahun 2016, luas tanaman karet di Indonesia 3,113 juta Ha, yang tesebar di beberapa provinsi yaitu Sumatera Selatan (28,1%), Sumatera Utara (11,8%), Riau (9,4%), Jambi (9,0%), dan Kalimantan Barat (7,3%)

Secara total, luas perkebunan karet di Pulau Sumatera paling banyak yakni  mencapai 2,57 juta ha, sedangkan Pulau Kalimantan terbanyak kedua dengan 963,3 ribu ha.

Sumatera Selatan merupakan provinsi yang memiliki perkebunan karet terluas di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), luas areal perkebunan karet di provinsi tersebut mencapai 872,5 ribu hektare (ha) pada 2021.

Jambi berada di posisi kedua dengan luas perkebunan karet sebesar 398 ribu ha. Menyusul Sumatera Utara dan Kalimantan Barat yang memiliki luas perkebunan karet masing-masing 397,6 ribu ha dan 392,4 ribu ha. Selanjutnya, luas perkebunan karet di Riau sebesar 330,5 ribu ha. Setelahnya ada Kalimantan Tengah sebesar 293,9 ribu ha, Kalimantan Selatan 201,6 ribu ha, dan Lampung 166,3 ribu ha.

Menurut status pengusahaannya perkebunan negara (6,54%), perkebunan swasta (8,1%), dan perkebunan rakyat (82,27%)

Penyakit Gugur Daun Karet Pestalotiopsis

Penyakit pada tanaman karet merupakan kendala dominan yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi, sering pula penyakit dapat mengakibatkan gagalnya suatu program pengembangan tanaman karet. Salah satu penyakit penting pada pertanaman karet adalah penyakit hawar daun fusicoccum.

Penyakit gugur daun karet yang disebabkan oleh jamur Pestalotiopsis sp telah menyerang beberapa perkebunan karet di Indonesia. Diperkirakan kehilangan produksi setiap tahunnya akibat kerusakan oleh penyakit karet mencapai 5 – 15%.  Data terakhir pada tahun 2021, sebanyak 30.328,84 Ha kebun karet terinfeksi jamur tersebut yang berdampak pada penurunan produksi lateks hingga 30% dari biasanya.

Serangan penyakit gugur daun Pestalotiopsis sp ini perlu ditekan dan dikendalikan agar produksi dan mutu lateks tetap terjaga dan tidak menyebar cepat pada areal yang masih sehat.

Oleh karena itu, sosialisasi mengenai pengendalian penyakit gugur daun karet Pestalotiopsis sp perlu disebarluaskan agar petani karet dan masyarakat sekitar lebih waspada dan segera menangani dan mengendalikan serangan penyakit ini dengan tanggap dan mandiri.

Sumber: https://ditjenbun.pertanian.go.id/: Penyakit Gugur Daun Karet Pestalotiopsis Pada Tanaman Karet

Masalah Pohon Karet Tidak Mengeluarkan Getah Karet

Masalah Pohon Karet Tidak Mengeluarkan Getah Karet

Penyakit penting tanaman karet wajib diketahui oleh para petani karet karena tanaman karet itu laiknya sebagai mesin uang ATM, dimana petani bisa mendapatkan uang per 2 minggu sekali.  Jika tanaman karetnya sakit atau bahkan mati, maka pendapatan juga menjadi terhenti. Bayangkan jika saat harga getah sadapan karet lagi bagus (tinggi), namun tanaman karetnya sakit atau dan tidak mengeluarkan getah.  Apa tidak pening tuh kepala?

Nah, bagaimana cara agar tanaman karet tetap berproduksi dan mengeluarkan getah karet (latex) yang banyak? Salah satunya adalah kenali penyakit-penyakit penting yang biasa menyerang tanaman ini.

Penyakit-penyakit Penting Tanaman Karet

Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan penting yang memiliki prospek yang cerah untuk di budidayakan. Tanaman karet menghasilkan lateks sebagai bahan baku pembuatan produk sintesis seperti alat-alat kendaraan, alat kesehatan, perkakas dll.

Beberapa permasalahan yang sering ditemui pada tanaman karet adalah jamur akar putih, kering alur sadap, gugur daun, dan lainnya yang menyebabkan berkurangnya latex hasil sadapan.

Oleh karena petani karet perlu mengetahui jenis penyakit penting yang menyerang tanaman karet agar mampu melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian sedari awal.

Jamur akar putih

Jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) menyerang akar tunggang dan cabang akar tanaman karet. Tanaman karet yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala daun kusam, layu, gugur dan mengakibatkan kematian tanaman karet.

Gejala awal serangan jamur akar putih yaitu akar ditumbuhi benang benang jamur berwarna putih kekuningan mengakibatkan akar tanaman membusuk, lunak dan berwarna coklat. Jamur akar putih menular melalui kontak langsung antara akar tunggang tanaman sakit ke akar tanaman sehat.

Jamur dapat menyerang tanaman karet pada fase pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM) sampai tanaman menghasilkan (TM). Umumnya serangan terjadi pada saat tanaman berumur 2-4 tahun.

Pengendalikan penyakit jamur akar putih

  • Tanam cover crop (tanaman penutup tanah) untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa akar tanaman sehingga dapat menekan perkembangan jamur.  Tanaman crop cover seperti jenis kacang kacangan minimal satu tahun lebih awal dari penanaman karet.
  • Lakukan pengolahan tanah dengan mencampurkan kompos dengan jamur Trichoderma harzanium yang ditaburi di dalam lubang tanam.
  • Lakukan sanitasi dengan cara membersihkan sisa akar tanaman yang terinfeksi jamur akar putih.
  • Tanam bibit tanaman karet yang sehat bebas dari jamur akar putih. Pada radius 30-100 cm disekeliling tanaman dilakukan penaburan serbuk belerang atau menggunakan pupuk Amonium Sulfat (ZA) seperti pupuk HX AS sesuai dosis anjuran dengan cara ditaburkan di sekitar tanaman.

Penyakit Kering Alur Sadap (KAS)

Penyakit “Kering Alur Sadap” adalah kondisi keringnya alur sadap sehingga tidak mengalirkan getah karet (lateks). Penyebab Penyakit KAS ini menyebabkan pohon karet berhenti mengeluarkan getah, atau kalaupun keluar hanya sedikit sekali.

KAS diantaranya diakibatkan oleh aktifitas penyadapan yang terlalu sering disertai dengan penggunaan bahan perangsang lateks ethephon.

Bagian kering tersebut meluas sehingga pohon karet tidak dapat mengeluarkan lateks. Gejala ini menyebabkan kulit bagian dalam tanaman karet menjadi cokelat.

KAS ini dapat dikendalikan dengan cara mengisolasi bagian kulit yang terserang, menghindari penyadapan terlalu sering dan mengupas kulit yang pecah-pecah atau kering dengan pisau sadap.

Penyakit Gugur Daun Corynespora

Serangan berat akibat penyakit ini dapat menyebabkan tanaman mati meranggas. Akibatnya tanaman karet tidak mampu berproduksi menghasilkan lateks.

Gejala serangan berupa bercak hitam di tulang daun pada tanaman karet yang muda.  Gejala berkembang dan meluas hingga bercak berbentuk bulat tidak teratur mengakibatkan daun berguguran.

Penyakit gugur daun disebabkan oleh cendawan Corynespora cassiicola.

Cara pengendalian penyakit gugur daun adalah:

  • Melakukan pemupukan nitrogen dengan dosis tinggi ( dua kali dosis anjuran) pada tanaman yang terserang.
  • Istirahatkan pohon jika semua panel mengalami kekeringan
  • Tidak menanam klon yang peka terhadap penyakit gugur daun.
  • Klon yang peka pucuknya diokulasi dengan klon yang tahan untuk mendapatkan klon bau yang lebih tahan terhadap penyakit gugur daun.

Penyakit Gugur Oidium

Penyakit gugur daun Oidium merupakan penyakit utama pada tanaman karet. Penyakit embun tepung dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, produksi lateks menurun sehingga mempengaruhi produktivitas tanaman karet.

Umumnya petani mengenal penyakit ini dengan sebutan penyakit embun tepung. Penyakit embun tepung menyerang tanaman karet pada fase persemaian, pembibitan dan di perkebunan.

Embun tepung menyerang bagian daun dengan gejala permukaan bawah daun terdapat bercak putih seperti tepung halus. Serangan lanjut mengakibatkan daun melengkung, ujung daun mati hingga gugur.

Gejala gugur daun oidium terlihat pada daun yang lebih tua menyebabkan daun bercak kekuningan atau coklat membentuk bintik-bintik nekrotik yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis tanaman karet.

Penyebaran penyakit embun tepung melalui spora yang diterbangkan oleh angin dan air hujan.

Pengendalikan penyakit gugur daun oidium antara lain:

  • Lakukan pemupuk dengan nitrogen untuk merangsang pembentukan daun baru lebih cepat, sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit embun tepung pada saat musim hujan.
  • Lakukan pengamatan penyakit embun tepung lebih dini agar dapat dilakukan pengendalian secara cepat apabila tanaman terserang penyakit embun tepung.

Penyakit Gugur Daun Colletotrichum

Penyakit gugur daun Colletotrichum menyerang daun muda menimbulkan bercak bercak berwarna coklat kehitaman kemudian daun mengerut, busuk kebasahan pada bagian daun yang terinfeksi hingga gugur daun.

Gugur daun Colletotrichum dapat dikendalikan dengan cara menjaga agar lingkungan perkebunan karet tidak terlalu lembab, menanam klon karet tahan dan melakukan pemupukan secara tepat dan berimbang.

Beberapa pernyakit di atas dapat menyebabkan pohon karet tidak mengeluarkan getah karet (latex) sesuai dengan yang diinginkan.  Dengan mengetahui penyakit-penyakit tersebut diharapkan tanaman karet terhindar dari kematian, dan atau hanya dijadikan kayu bakar saja.

Sumber artikel & images: Hexafertilizerindonesia.com – Penyakit Penting Tanaman Karet Dan Pengendaliannya – (dengan tambahan editing seperlunya)

<