Fungisida Thionic 76 WG Menjadikan Buah Apel Lebih Mulus

Fungisida Thionic 76 WG Menjadikan Buah Apel Lebih Mulus

Kecamatan Tutur (2 km dari nongkojajar), di kabupaten Pasuruan merupakan salah satu wilayah sentra penghasil apel di Jawa Timur. Di wilayah ini luasan apel kurang lebih 12.000 ha, dengan varian yang ditanam petani apel antara lain jenis manalagi, rome beauty, ana, dan wangly.

Menurut Pak Nono, salah seorang petani apel di daerah desa Kayukebek, Kecamatan Tutur sudah 4 musim petani apel didaerahnya mengalami kerugian terus-menerus. Selain karena akibat cuaca atau iklim juga serangan hama dan penyakit. Akibatnya banyak tanaman Apel yang kurang terawat dan produksi kurang maksimal, terutama petani yang permodalannya pas-pasan.

Permasalahan utama saat ini banyak bunga apel yang rontok, sebelum menghasilkan buah. Daun tanaman apel banyak terserang penyakit. Jikapun berhasil menjadi buah, buahnya kecil dan kualitasnya kurang bagus. Akhirnya harga jualnya rendah.

Penyakit Penting pada Tanaman Apel

1. Penyakit Embun Tepung atau Powdery Mildew (Podosphaera leucoticha)
Penyakit ini memiliki gejala ketika apel muda warnanya berubah jadi coklat dan ketika tumbuh besar warna coklat seperti pada sawo.

2. Penyakit Bercak Daun (Marssonina coronaria)
Penyakit ini mulai menyerang ketika umur daun 4-5 mingguan setelah pemotongan daun dan ranting yang kurang produktif atau jelek. Gejala awalnya ditandai dengan timbulnya bercak putih tak beraturan yang kemudian berubah menjadi warna coklat. Permukaan atas mulai mucul bintik hitam. Serangan dimulai pada daun muda kemudian merembet pada daun tua dan akhirnya daun berguguran.

3. Penyakit Jamur Upas (Cortisium salmonicolor)
Penyakit terdiri dari 4 stadium. Stadium pertama jamur mulai membentuk miselium yang terlihat seperti jaring laba-laba, pada tahap ini belum menyerang jaringan. Stadium 2 miselium ini mulai menyerang jaringan. Stadium 3 jamur mulai terbentuk kerak warna kemerah-jambu. Artinya jamur sudah menginfeksi cukup parah. Stadium 4 atau stadium akhir ditandai dengan adanya bulatan kecil warna merah dan pinggirannya buah yang busuk.

4. Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)
Penyakit ini akan menyerang ketika buah apel sudah dipanen. Bisa terjadi di gudang maupun di kebun. gejala yang ditimbulkan adalah bintik warna coklat di buah dan akhirnya mulai melebar. Akhirnya buah bisa membusuk.

5. Penyakit Busuk Buah (Gloeosporium Sp.)
Serangan yang terjadi biasanya ketika buah ada dikebun atau gudang. Pada fase awal akan timbul bercak kecil warna hijau bentuknya bulatan. Lalu bercak ini berubah warna menjadi coklat dan rimbul bintik hitam dan mengakibatkan buah berubah warna jadi kuning atau oranye.

6. Penyakit Busuk Akar (Armilliaria Melea)
Penyakit yang menyerang akar pohon apel. Gejala yang ditimbulkan adalah tanaman jadi kering, daun mulai layu berguguran, dan akhirnya akar pun jadi busuk

Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Apel

a. Pengendalian Secara Mekanis
Pengendalian mekanis diarahkan dengan membuat sanitasi lingkungan sekitar tanamana dengan cara membersihkan rumput-rumput (gulma) sekitar tanaman. Karena gulma bisa menjadi inang (tempat tinggal) hama dan penyakit juga persaingan unsur hara. Memusnahkan buah-buah yang jatuh karena busuk dengan cara mengumpulkan dan menguburkannya.

Pengaturan jarak tanam agar tidak terlalu rapat, membuang bagian batang dan daun yang terinfeksi dan mencabut tanaman yang mati dengan segera mengganti dengan tanaman baru yang sehat.

b. Pengendalian Secara Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dengan cara menggunakan fungisida yang disesuaikan dengan target/sasaran penyakit yang akan dikendalikan. Beberapa merek fungisida yang beredar di pasaran untuk pengendalian embun tepung (Podosphaera leucoticha), Bercak Daun (Marssonina coronaria) adalah NATIVO 75 WG, FUJIWAN 400 EC, NYEKOR 250 EC, ADRIFT 125 EC, INGROFOL 50 WP, RINGO 200 SC, VENTRA 75 WP, TOPSIN M 70 WP, TOPSIN 500 SC, ANVIL 50 SC, CABRIOTOP 60 WG, SULTRICOB 93 WP, ANTRACOL 70 WP, FOLICUR 430 SC, TRIVIA 73 WP, STARPLUS 70 WP, BENLOX 50 WP, METAZEB 80 WP, ALTO 100 SL, NIMROD 250 EC, RUBIGAN 120 EC, SCORE 250 EC, dan fungisida yang baru-baru ini dilaunching di pasaran yaitu fungisida THIONIC 76WG.

Fungisida THIONIC 76WG untuk Hasil Panen Apel yang Lebih Baik

Fungisida THIONIC 76WG, adalah fungisida kontak dan protektif yang berbahan aktif Ziram 76%. Fungisida ini di formulasikan dengan teknologi lebih advance dengan bentuk butiran yang sangat halus (WG, wettable granule). Meskipun formulasinya berbentuk butiran, namun jika dilarutkan dalam air akan segera larut tanpa pengadukan sama sekali. Video bentuk formulasi fungisida Thionic 76 WG seperti berikut :

Berdasarkan hasil demo produk di daerah Kebonkebek, Tutur, Pasuruan, Jawa Timur, Thionic 76WG tidak hanya memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit penting pada apel juga memberikan nilai tambah berupa pengendalian lumut pada batang dan ranting tanaman apel.

Dosis Thionic 76WG yang digunakan adalah 1 gr/liter atau 200 gram/drum (200 liter). Aplikasi terbaik Thionic 76WG adalah setelah terbentuknya buah (fruit setting) sampai dengan pembesaran (fruit development) yang diaplikasikan secara rutin setiao 7-10 hari sekali.

5 Keunggulan Aplikasi Thionic 76 WG

Keunggulan hasil aplikasi fungisida Thionic 76WG pada tanaman apel adalah :
1. Daun lebih hijau-biru, tebal, lebar dan lapisan kulir daun halus
2. Buah sehat, kulit lebih halus, dan terlihat cerah
3. Batang Bebas Lumut
4. Daun bebas dari serangan penyakit
5. Tumbuhnya banyak daun lancur yang sehat

Foto-foto hasil demo

thionic76wg_buah

thionic76wg_daun-lancur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

<