Melakukan tindakan pencegahan (preventive) merupakan langkah awal yang bijak dan perlu untuk dilakukan. Kecenderungan meningkatnya serangan cendawan (jamur) pada pertanaman seiring dengan meningkatnya curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini sebagai dampak dari La Nina. Serangan penyakit blast (Pycularia orizae) pada pertanaman padi, phytophtora pada kentang, antraknosa pada cabai, bercak daun pada tomat, jamur kapang pada strawberry (Botritys sp), anthracknosa pada tanaman mangga dan lainnya memerlukan tindakan pencegahan lebih awal dari pada penanganan pengobatan (curative) setelah terjadinya serangan penyakit.
Jamur atau cendawan sangat menyukai kondisi basah atau lembab, karenanya senantiasa diperhatikan kegiatan sanitasi lingkungan. Termasuk juga selalu menggunakan varietas tahan penyakit. Selain itu hal yang dapat dilakukan ada berupa perlakuan benih (seed treatment) sebelum benih tersebut di tanam/di tabur.
Perlakuan benih atau seed treatment merupakan istilah umum metode aplikasi pestisida yakni ketika pestisida dicampur benih yang akan ditanam. Tujuan perlakuan benih antara lain :
1. Perlakuan benih befungsi sebagai penyuci hama benih (seed strelilant). Melindungi benih agar tidak terkontaminasi oleh bibit hama dan/atau penyakit yang mungkin dibawanya. .
2. Perlakuan benih sebagai pelindung benih (Seed protectant). Melindungi benih yang baru ditanam agar tidak dirusak oleh organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti semut, anjing tanah, dan hama perusak benih lainnya).
3. Perlakuan benih sebagai pelindung kecambah dan tanaman muda (Seed protectan). Melindungi tanaman muda agar tidak diserang oleh hama/penyakit yang menyerang kecambah atau tanaman muda.
Untuk tujuan disinfeksi dan perlindungan benih, pestisida yang digunakan bisa bersifat pestisida non-sistemik. Namun untuk perlindungan tanaman muda harus menggunakan insektisida atau fungisida sistemik.
Beberapa cara perlakuan benih
Perlakuan benih dapat dilakukan dengan cara seed dressing, seed coating dan seed pelleting.
– Seed dressing, merupakan cara paling umum untuk benih. Cara ini dilakukan dimana pestisida langsung dicampurkan ada benih beberapa saat sebelum ditanam. Cara ini bisa dilakukan oleh petani sendiri. Pencampuran dapat dilakukan dengan cara kering atau cara basah.
Cara kering, benih langsung dicampurkan dengan pestisida yang umumnya dalam bentuk tepung) tanpa dibasahi. Sedangkan cara basah, pestisida untuk seed treatment baik yang berupa cairan atau tepung dibasahi terlebih dahulu dengan air (slurry) kemudian dicampurkan dengan benih. Metoda basah menghasilkan perlakukan yang lebih baik, karena pestisida menempel pada benih dengan lebih baik.
– Seed coating, cara ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan benih untuk melindungi benih yang akan disimpan atau diperdagangkan. Cara Seed coating dan seed pelleting, pestisida dicampur terlebih dahulu dengan bahan pengikat (sticker) tertentu untuk meningkatkan daya lekat pada benih. Selanjutnya dicampurkan dengan benih sehingga terlapisi oleh lapisan pestisida plus bahan pembawa dan bahan pelekat.
Perbedaan antara seed coating dan seed pelleting, bahwa pada seed coating bentuk benih masih tampak. Sementara seed pelleting bahan pembawanya lebih banyak sehingga benih sudah tidak tampak lagi karena terlapisi dengan tebal.
Fungisida Tiflo 80 WP sebagai seed treatment
Tiflo 80 WP adalah fungisida dari golongan dimethyldhiotcarbamat dengan bahan aktif thiram 80% sebagai mana disebutkan dalam The Pesticide Manual edisi 15 dapat digunakan sebagai seed treatmen baik secara tunggal maupun dicampur dengan fungisida dan insektisida lainnya untuk mengendalikan penyakuit dummping off (rebah semai) yang disebabkan oleh jamur phytium spp, atau penyakit lain seperti fusarium spp pada jagung, kapas, sereal, kacang-kacangan, tanaman sayuran dan tanaman hias.
Beberapa jenis benih yang dijual dipasarkan sudah menggunakan fungisida “Thiram” untuk perlindungan benihnya. Contohnya benih Sakata dari Sakata Coorporation Jepang.
Fungisida Tiflo 80 WP Sebagai Seed Treatment pada Benih Padi
Pada tanaman padi, perlakuan benih dengan menggunakan fungisida Tiflo dapat menggunakan dosis 1-2 gram/kilogram benih atau 1 sendok makan untuk 5 kg benih padi.
Cara penggunaannya cukup mencampurkan TIFLO pada larutan air rendaman benih padi. Tentu saja perendaman benih menggunakan wadah (ember atau drum). Kebutuhan benih padi untuk 1 ha kurang lebih 15-20 kg, cukup menggunakan ember dengan kapasitas 20 liter air. Isi ember dengan air sebanyak separuhnya dan masukkan TIFLO sebanyak 3 sendok makan, diaduk sampai merata dan masukkan benih untuk direndam kurang lebih 24 jam. Setelah itu angkat dan tiriskan selama 1 hari sebelum akhirnya ditebarkan.
Manfaat penggunaan TIFLO pada perendaman benih ini adalah benih sehat, perakaran sehat, air rendaman tidak berbau dan tentu saja benih atau kecambah semai padi terlindungai lebih awal dari serangan penyakit di persemaian.
Fungisida Tiflo 80 WP diproduksi oleh Taminco – Eastman Chemical, dan di Indonesia dipasarkan oleh PT. Rolimex Kimianusamas. Kini Tiflo 80WP sudah teregistrasi di Departemen Pertanian dengan No RI 01020120021715.
Jual Fungisida TIFLO 80WP
Jika anda sedanga mencari TIFLO 80WG bisa hubungi penulis disini.
Sumber :
Panut, D. Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka. Jakarta. 2008.
The Pesticide Manual 15th Edition, A World Compendum. BCPC
Berapa harga tiflo 80 wp
Mas Aldi,
Harga tiflo 80WP = Rp 100 rb/kemasan 800 g.
Bisa kalau mau order bisa ke : http://www.bukalapak.com/pabriksprayer