NUTANI

Growing with #UrbanFarming
Menu
  • Home
  • JUAL Fungisida TIFLO 80WG
  • YouTube Channel
  • Kontak

MAU TAHU CARA BIKIN VIDEO DARI PRESENTASI POWERPOINT?

Dapatkan Caranya Klik Disini
Home
Padi Sawah
Kiat Peningkatan Panen Padi dengan Metode Hazton
Padi Sawah

Kiat Peningkatan Panen Padi dengan Metode Hazton

Nutani December 26, 2015

Setelah sebelumnya membahas kiat untuk meningkatkan produktivitas panen padi dengan metode salibu, baca postinganya di sini. Kini saya akan menuliskan teknik budidaya padi dengan metode Hazton. Walaupun belum pernah mempraktekannya, namun saya tertarik untuk mencoba metode ini, karena keunggulannya yang dikatakan mampu meningkatkan produksi panen padi sampai dua kali lipat dari metode konvensional. Bahkan jika memungkinkan menggabungkan metoda tanam padi Hazton yang diikuti dengan metode salibu. Sepertinya akan menghasilkan sesuatu yang hebat.

Metode hazton atau ada juga yang menyebut teknologi Hazon dipercaya bisa melipatgandakan produksi dari 4 ton menjadi 8 ton per ha, dimana rata-rata produksi padi nasional 5 ton/ha. Rekor yang sudah dicapai di Balai Benih Induk Padi Peniraman Kalimantan Barat sebanyak 16,78 Ton/HA GKP (Gabah Kering Panen) atau setara dengan 13 ton/hektar GKG (Gabah Kering Giling). Sebuah hasil panen padi yang sangat menggiurkan.

Hasil panen padi ubinan dengan metode tanam Hazton di beberapa daerah di Kalimantan Barat, antara lain:

  • Hazton di Semparuk Sambas. Panen 2.5 ton/1600m2 atau 15 Ton/Ha
  • Hazton menggunakan varietas Cibogo, di Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya. Luas lahan 2.000 m2 (0,2 Ha) = 4.8 Ton atau sekitar 24 Ton/hektar.
  • Hazton menggunakan varietas Inpari 10 di desa Peniraman, Kabupaten Mempawah seluas 35 Ha panen sekitar 8 – 11,5 Ton/Ha (musim gadu, sawah tadah hujan, dan terpengaruh oleh kondisi kekeringan/kemarau).
  • Hazton di Sembora Kab. Mempawah seluas 6 Ha produksi sekitar 8,2 Ton/Ha (terpengaruh oleh kondisi kekeringan/ kemarau dan serangan wereng coklat).
  • Hazton menggunakan varietas Inpari 10 di Balai Benih Induk Peniraman produksi sekitar 16,78 Ton/Ha.

Apa itu Teknik Budidaya Tanam Padi Hazton?

Teknik budidaya Hazton mulai diperkenalkan pada tahun 2012 di Kalimantan Barat. Hazton dapat artikan metode yang di gunakan untuk hasil berton-ton. Terminologi Hazton juga berasal dari singkatan dua penemu metode tersebut yaitu Haz (Ir. H. Hazairin, Ms) dan Ton (Anton Kamarudin Sp. M.Si.).

Budidaya tanam padi metode Hazton adalah metode penanaman padi dengan menggunakan 20-30 bibit perlubang tanam. Metode ini bertolak belakang dengan metode SRI yang hanya menggunkan 1 (satu) bibit per lubang tanam ataupun cara konvensional yang menggunakan 3 s/d 5 bibit perlubang tanam.

Penggunaan bibit sebanyak 20-30 bibit per lubang tanam akan menjadi indukan yang produktif, tanpa harus konsentrasi pada pembentukan anakan lagi.

Panduan Panduan Teknologi Budidaya Hazton Pada Tanaman Padi dari Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) dapat dilihat disini.

Keunggulan dan Kelemahan Metode Tanam Padi Hazton

Dari beberapa literatur dan hasil dari hasil pengamatan, hasil riset, dan testimoni petani keunggulan menerapkan metode tanam padi hazton adalah :

  • Produksi panen tinggi (hasil berlipat)
  • Mudah dalam penanamannya
  • Tanaman cepat beradaptasi/tidak stres setelah tanam
  • Relatif tahan terhadap hama keong mas dan orong-orong
  • Sedikit bahkan tidak ada penyulaman
  • Sedikit bahkan tidak ada penyiangan
  • Umur panen lebih cepat (kurang lebih 15 hari)
  • Mutu gabah tinggi (sedikit hampa)
  • Rendemen beras kepala tinggi (prosentase beras pecah rendah)

Sedangkan kelemahan penggunaan metode budidaya padi Hazton, adalah:

  • Memerlukan tambahan benih dari biasanya (keperluan benih metode hazton 100-120 kg/ha)
  • Karena tanaman rimbun perlu dikawal dengan agencia hayati (imunisasi padi, penggunaan decomposer/sterilisasi lahan, dan bio fungisida)
  • Perlu pupuk (organik/anorganik) tambahan dari dosis normal/anjuran

Tahapan Budidaya Padi Dengan Teknologi Hazton

Dikutip dari Majalah Trias, tahapan budidaya padi dengan metode Hazton adalah:

  1. Persiapan Lahan: Rumput/jerami dibersihkan (dipotong atau dengan herbisida) kemudian lakukan pengolahan tanah, sekaligus aplikasikan pupuk organik/kandang sebanyak 500-1.000 kg/Ha dan SP- 36 sebanyak 150 kg/ha.
  2. Aplikasi Decomposer/Sterilisasi lahan (Jerami, rumput, lahan)
    • 1 sachet DECOPRIMA (100 gr), dilarutkan dalam 1-2 liter air didiamkan selama 3-6 jam kemudian diencerkan untuk 100 liter air, dan disemprotkan merata menggunakan sprayer di jerami yang telah disebarkan merata di lahan. Pastikan kondisi jerami tetap lembab/berair (macak-macak) supaya proses dekomposisi berjalan optimum. Dapat juga diaplikasikan setelah pengolahan tanah selesai.
    • Keperluan untuk 1 ha sawah = 400 liter/ha (4 saset)
  3. Persiapan Benih (100-120 kg/ha). Pilih benih unggul yang telah dilepas Menteri Pertanian RI atau benih unggul lokal.
  4. Perendaman Benih. Benih direndam dengan air bersih selama 24 jam.
  5. Pemeraman Benih. Setelah direndam, benih diperam dalam karung goni lembab + 24-48 jam, benih tumbuh tunas dan akar siap ditabur/disemai di pesemaian
  6. Benih yang sudah diperam (sudah keluar akar) ditabur merata di bedengan pesemaian.
  7. Imunisasi Padi dan Pengendalian Hama Penyakit dipesemaian (Saat umur 7-15 hari setelah semai) 2 tablet Bactoplus Padi dilarutkan 100 cc air, dibiarkan 6-12 jam, dan larutkan juga 1 sachet Bt-Plus(Bio Insektisida) kedalam 1 liter air, dibiarkan 6-12 jam, dan kedua larutan tadi dicampur air 14-17 liter (1 tangki semprot) disemprotkan merata di pesemaian.
  8. Umur bibit 30-35 hari setelah semai, ditanam dengan jumlah 20-30 bibit/lubang.
  9. Jarak Tanam menggunakan Sistem Jajar Legowo (4:1, 2:1). Jarak Tanam 25×20/40 atau 25×30/50.
  10. Aplikasi Pupuk Urea 50 kg dan NPK 50 kg pada umur 5-7 hari setelah tanam.
  11. Aplikasikan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) pada umur 7, 17, 27 dan 37 hari setelah tanam dan dapat dicampur dengan Bio Insektisida (Bt-Plus).
  12. Aplikasi Probiotik Bactoplus Padi pada umur padi: 12, 24, dan 45 hst (cara seperti teknik di pesemaian). Dapat dicampur dengan insektisida berbahan aktif Abamiktin dengan konsentrasi 2 cc/liter dan PPC.
  13. Aplikasi Pupuk Susulan: Pupuk Urea 50 kg, NPK 100 kg, dan KCl 50 kg pada umur 25 hari setelah tanam.
  14. Padi siap panen (relatif lebih cepat 10-15 hari dari cara konvensional).
  15. Catatan:
    – Decoprima, bactoplus adalah merek dagang dari PT. Prima Agro Tech

    Sumber tulisan: Olahan dari beberapa sumber seperti komunitas facebook, Majalah TRIAS Politika edisi 15 Okt – 01 Nov 2014 (pdf version), SOP Hazton oleh Anton Kamaruddin, SP, M.Si (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura
    Provinsi Kalimantan Barat 2014)

Share
Tweet
Email
Prev Article
Next Article

Related Articles

wereng coklat
Ada empat jenis wereng pada tanaman padi, yaitu jenis wereng …

Tepat Insektisida untuk Kendalikan Wereng

Testimoni Tenaz
Penggunaan Tiflo dan Tenaz pada tanaman padi Fungisida Tiflo 80WP …

Testimoni Petani Pengguna Silika Tenaz dan Fungisida Tiflo

About The Author

Nutani

Saya ingin membagikan apa yang saya ketahui yang terkait dengan tani, pertanian, bisnis pertanian, dan hal lain yang berkaitan dengan dunia petani. Selengkapnya Disini

Leave a Reply

Cancel reply

Cek Fakta Mengenai Mankozeb Biru


Masih mau pakai fungisida Mankozeb Biru !!! Cek Faktanya DISINI

Aplikasi Kitab Tani Organik


Download Aplikasi Android KITAB TANI ORGANIK KLIK DISINI

Seputar Aplikasi Pestisida


BARU !!! Diulas beberapa hal mengenai teknik aplikasi pestisida.  Selamat menikmati sajian baru ini. KLIK DISINI

Recent Posts

  • Apakah Jika Tanaman Sudah Dikasih Pupuk Tanaman Bisa Langsung Menyerapnya?
  • Jamur ini Mampu Memperpanjang Umur Tanaman
  • Fungisida Ini Terbukti Banyak Dipakai Pada Tanaman Strawberry
  • Pupuk Fospat (P) Tidak Akan Efisien Jika Adanya Unsur Ini
  • Jangan Pakai Bahan Aktif Fungisida ini Lebih Dari 4 Kali Per Musim

Recent Comments

  • Nutani on Kini Ziflo 3 Aksi, Saatnya Beralih ke Ziflo 90WP Plus Zn++
  • Arie on Kini Ziflo 3 Aksi, Saatnya Beralih ke Ziflo 90WP Plus Zn++
  • Nutani on Inilah Cara Menghitung Kalibrasi Sprayer dan Manfaatnya
  • budi susanto on Inilah Cara Menghitung Kalibrasi Sprayer dan Manfaatnya
  • Nutani on Review : Fungisida Antracol 70WP, Dithane M45 80WP, Ziflo 90 WP, Tiflo 80WP

Categories

  • Aplikasi Pestisida
  • Bio-pestisida
  • Fungisida
  • Hama Padi
  • Insektisida
  • Non Pertanian
  • Padi Sawah
  • Pemupukan
  • Penyemprotan
  • Pertanian Umum
  • Pupuk Organik
  • Seed Treatment
  • Tanaman Hias
  • Tanaman Obat
  • Tani Organik
  • Uncategorized
  • ZPT

NUTANI

Growing with #UrbanFarming
Copyright © 2021 NUTANI
Theme by MyThemeShop.com | About Us

Ad Blocker Detected

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Refresh