Tanaman padi sehat, terhindar dari serangan hama dan penyakit tanaman tapi hasil panen tidak luar biasa. Mungkin ada usaha yang terlewatkan.
Kebanyakan petani padi selama ini hanya berfokus pada pengendalian hama dan penyakit tanaman. Seperti bagaimana agar tanaman padinya terhindar dari serangan hama wereng, hama penggerek batang, hama keong, serangan tikus, atau serangan penyakit blas, serangan penyakit bercak daun, bercak cokelat dan lain sebagainya.
Menjaga kesehatan tanaman dan melindungi tanaman padi dari serangan hama dan penyakit tanaman adalah bukan segalanya jika fokusnya adalah meningkatkan hasil panen padi. Tetapi padi dapat menghasilkan panen yang tinggi prasyarat utamanya adalah tanamannya harus sehat, subur dengan stategi pemupukan yang tepat, terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Peningkatan produksi panen padi dapat dicapai dengan terlebih dahulu mengetahui setiap tahapan perkembangan tanaman padi. Pada umumnya perkembangan morfologis tanaman padi dapat dibagi 3 fase, yaitu fase persemaian (jika tanam pindah), fase vegetatif, fase generatif sampai panen. Setiap fase memiliki tantangan yang berbeda-beda dalam menghadapi serangan hama dan penyakit tanaman.
Demikian juga dengan usaha peningkatan produksi panen, setiap fase memerlukan usaha atau perlakuan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Usaha pada setiap fase memiliki tujuan atau sasaran yang saling mendukung dalam rangka peningkatan produksi.
Faktor Penentu Peningkatan Hasil Panen Padi
Berdasarkan fase perkembangan tanaman padi, peningkatan hasil panen dapat dicapai dengan melakukan 5 (lima) usaha berikut:
- Meningkatkan jumlah anakan padi per rumpun
- Meningkatkan jumlah anakan produktif padi per rumpun
- Meningkatkan jumlah bulir per malai
- Meningkatkan jumlah bulir bernas (jumlah bulir berisi) tiap malai
- Meningkatkan bobot bulir
Dimana langkah 1 dan 2 berada pada fase vegetatif dan langkah 3-5 berada pada fase generatif. Setelah mengetahui sasaran setiap tahapan, barulah mencari produk yang sesuai dengan sasaran tersebut. Info grafis dibawah ini, menjelaskan fase perkembangan tanaman padi dan usaha yang harus dilakukan pada setiap fase tanaman.
Dari gambar diatas, berdasarkan pengalaman penulis, saya menggunakan 2 (dua) produk yang mampu mewujudkan sasaran setiap tahapan. Produk tersebut adalah Gibgro 10SP dan Tenaz. Dimana Gibgro 10SP adalah zat pengatur tumbuh (ZPT) dimana kandungan utamanya adalah gibberalic acid (GA3). Produk ini dipasarkan oleh PT. Nufarm Indonesia. Sedangkan Tenaz, adalah nutrisi tanaman dengan kandungan utamannya adalah Silica (Si) dalam bentuk monomer yang dipasarkan oleh PT Rolimex Kimia Nusamas
Gibgro 10SP diaplikasikan sebanyak 3 kali, yakni pada umur tanaman padi 30HST (hari setelah tanam), 45HST, dan 60HST. Sedangkan Tenaz diaplikasikan pada umur tanaman 45HST, 60HST, dan 75HST.
Gibgro 10SP diaplikasikan untuk menstimulasi tanaman agar dapat:
- Meningkatkan jumlah anakan per rumpun
- Meningkatkan jumlah malai rumpun
- Meningkatkan jumlah bulir per malai atau meningkatkan jumlah anakan produktif
Tenaz diaplikasikan dengan tujuan agar :
- Bersama-sama dengan Gibgro 10SP meningkatkan jumlah malai per rumpun
- Meningkatkan jumlah bulir bernar per malai atau meningkatkan jumlah bulir pengisian bulir
- Meningkatkan bobot per bulir
Apa itu Tenaz yang kandungannya Silika atau Silikon (Si) sebagai nutrisi tanaman (plant nutrion) yang ternyata peranannya sangat penting terhadap pertanaman padi dan golongan graminae lain seperti jagung, tebu dan peningkatan hasil panen akan dibahas pada post berikutnya.