Pada pembibitan atau persemaian (nursery) kelapa sawit sering dijumpai berbagai penyakit daun. Serangan penyakit daun pada pembibitan kelapa sawit dapat menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi terhambat. Serangan ini jarang sekali sampai mematikan. Jika kurang mendapat perhatian kemungkinan bibit tidak dapat digunakan lagi.
Agar tidak menimbulkan lebih banyak kerugian maka diperlukan pengendalian lebih awal.
Penyakit pada Persemaian Kelapa Sawit
Beberapa penyakit umum yang biasa menyerang persemaian kelapa sawit adalah
1. Penyakit Antracnose (Early leaf disease)
Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang masih berada di pre-nursery, dimana daunnya masih bersatu. Gejala awal mula-mula tampak bercak kecil hialin. Bercak dengan cepat berubah warna menjadi coklat tua dan membesar. Pada bagian luar bercak dikelilingi dengan halo berwarna kuning sehingga tampak jelas batas antara jaringan yang terinfeksi dengan yang sehat.
Serangan penyakit ini jarang terjadi pada bagian tengah daun. Biasanya serangan mulai pada bagian ujung atau tepi daun.
Penyebabnya adalah jamur Botryodiplodia theobromae, Colletotrichum gloeosporoides (Gloeosporium sp. atau Glomerella sp.), Melanconium sp.
2. Penyakit Curvularia (Leaf spot disease)
Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang sudah dipindahkan ke large polybag. Gejala serangan ditunjukkan oleh adanya bercak yang berbentuk oval dan agak cekung bila dilihat dari permukaan daun sebelah atas.
Warna bercak adalah agak coklat tua dengan batas tegas dikelilingi oleh halo berwarna kuning. Panjang bercak biasanya tidak lebih dari 7-8 mm.
3. Penyakit Pestalotiopsis palmarum
Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang telah dipindahkan ke large polybag. Penyakit ini seringkali juga dijumpai pada helaian anak daun pada tanaman di lapangan. Gejala serangan ditandai oleh bercak yang tidak beraturan bentuknya. Bercak biasanya memanjang berwarna merah kecoklatan. Kadang-kadang hampir separuh bagian anak daun mengering berwarna putih kelabu.
Penyemprotan Fungisida pada Pembibitan Kelapa Sawit
Penyakit yang ditimbulkan pada persemaian biasanya bersifat sekunder. Intensitas serangan penyakit daun sangat tergantung pada kondisi bibit. Oleh sebab itu pengelolaan pembibitan perlu mendapat perhatian utama. Pembibitan yang dikelola dengan baik umumnya tidak mendapat gangguan serangan penyakit daun yang berarti.
Penyemprotan fungisida sifatnya hanya pencegahan yaitu melindungi penyebaran penyakit lebih meluas, dan menanggulangi beberapa tanaman yang sudah terserang.
Pengendalian penyakit daun bibit kelapa sawit adalah dengan disemprot mengunakan fungisida sistemik berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Thiram seperti Tiflo 80WG, Mankozeb seperti Victory 80WP.
Dosis yang digunakan dengan konsentrasi 5 – 10 gr per liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml per tanaman interval 10 – 14 hari.

Pengendalian Antracnose, dengan gejala umum bagian ujung daun mulai berwarna kecoklatan dan terdapat batas yang jelas antara jaringan daun yang terserang dan yang sehat.
Pengendalian dengan cara menyemprotkan pestisida Daconil atau Nustar 400 EC konsentrasi 0.2 % , rotasi penyemprotan 5 – 7 hari sampai serangan terkendali.
Curvularia, dengan spot atau luka coklat dengan batas kuning atau orange. Gunakan pestisida Captan 50WP 0.4%; Dithane M45 0.2% dan Actidione 4.2 EC 0.025%, rotasi penyemprotan 7 – 10 hari,
Tindakan Pengendalian Pencegahan Penyakit
Bila pada pembibitan dijumpai serangan penyakit daun dengan kategori agak berat sampai berat, maka perlu dilakukan penyemprotan fungisida dengan bahan aktif tiram yaitu Tiflo 80 WG, Dithane M-45/80 WP (konsentrasi 0.15%-0.2%) dengan interval penyemprotan 7-10 hari.