Pertanaman Padi Dan Upaya Peningkatan Hasil Panen

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, luas lahan pertanaman padi di Indonesia seluas 8,112 juta ha, dimana provinsi yang memiliki luas persawahan terbesar adalah Jawa Timur (1,02 juta ha), provinsi berikutnya adalah Jawa Tengah (925,500 Ha), Jawa Barat (925,000 Ha), Sumatera Selatan (612,000 Ha) dan Sulawesi Selatan (602,000 Ha).

Di tingkat dunia, luas pertanaman padi Indonesia menempati posisi ke tiga setelah India dan Cina. Cina adalah negara dengan produksi beras terbesar di dunia dengan mengkontribusikan sebesar 31% dari total produksi dunia. Kontribusi India sebesar 20% dan Indonesia sebesar 9%.

Dari sisi perdagangan beras, Thailand merupakan pengekspor padi utama dengan jumlah sekitar 26% dari total beras yang diperdagangkan di dunia, diikuti oleh Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%).

Dimana posisi Indonesia dalam Perdagangan Beras Dunia?

Meskipun Indonesia termasuk negara produsen beras, tetapi Indonesia adalah negara pengimpor besar terbesar di dunia. Sebanyak 14% pasar beras dunia masuk ke Indonesia.

Sejatinya, Indonesia sudah pernah menjadi swasembada beras pada tahun 1983 – 1984 dengan rata-rata produksi padi 5-6 ton GKP (gabah kering giling) per hektar. Namun sejak tahun 1990-an pasokan beras tidak lagi mampu memenuhi konsumsi beras dalam negeri sehingga kegiatan impor terus menerus dan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Lonjakan impor tertinggi terjadi pada tahun 1998, yakni sebesar 5-8 juta ton. Namun selepas itu impor relatif turun mencapai 733,2 ribu ton pada tahun 2001.

Penurunan Luas Pertanaman Padi

Mengapa Indonesia mengalami kegagalan dalam swasembada beras? Jika pertanyaannya demikian, maka akan banyak sekali variabel jawabannya. Termasuk jawaban yang paling sulit dijawab, yakni faktor politik dan politis. Namun terlepas dari semua itu laju pengalihan fungsi lahan karena terbentur dengan laju perkembangan penduduk dan industri bisa jadi sangat signifikan. Pengalihan lahan sawah produktif otomatis menurunkan produktivitas hasil panen padi.

Peningkatan Hasil Panen adalah Tantangan Petani Padi

Jika beras menjadi makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, maka artinya pertanaman padi menjadi sangat penting keberadaanya dan harus dipertahankan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Meskipun masih banyak ragam makanan pengganti, namun peranan beras masih belum tergantikan. Belum makan, jika belum makan nasi, begitulah kata pemeo.

Oleh karenanya ketahanan pangan, sebagai program pemerintah, harus didukung. Ketahanan pangan adalah judul besarnya. Bagian terpentingnya bagi para petani saat ini adalah bagaimana cara meningkatkan produkvitas hasil pertanaman padi. Jika saat ini rata-rata produktivitas hasil panen padi berkisar antara 6-7 ton GKP per hektar, upaya yang mesti terus dilakukan meningkatkannya di atas ini ke angka 10-12 ton GKP per hektar. Walaupun beberapa informasi mengenai keberhasilan peningkatan ini sudah terjadi.

Inovasi dan Kreatifitas dalam Bertanam Padi

Saya sendiri sebagai petani padi, mulai mempraktekan peningkatan indeks panen (IP) padi dengan mencoba teknik budidaya tanam padi salibu. Dimana teknik ini, dipercaya selain untuk meningkatkan IP juga secara tidak langsung meningkatkan penghasilan petani padi. Dengan menerapkan teknik ini semula hanya panen 2 kali setahun, dapat ditingkatkan menjadi 3-4 kali setahun.

Apa itu teknik budidaya padi Salibu? Saya akan jelaskan dalam perjalanan bertani pada post berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

<