Seperti sudah diketahui bahwa tanaman memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tumbuhan memerlukan 2 (dua) jenis unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dua jenis unsur hara tersebut disebut unsur hara makro dan unsur hara mikro. Sedangkan Stevens, et. Al (2002) dalam Sudarma, I Made (2013) membagi 3 kategori unsur hara, yakni unsur hara makro (primary macronutrient), hara makro sekunder (secondary macronutrient), dan hara mikro (micro nutrient). Pasokan hara tersebut pada tanaman haruslah seimbang jika menginginkan tanaman tumbuh optimal.
Unsur mikro (micro nutrient) adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit dibandingkan unsure hara primer. Yang termasuk unsur hara mikro adalah boron (B), besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng (Zn), molibdenum (Mo), dan klor (Cl). Jika unsur hara makro dinyatakan dalam satuan persen (%; g/100g), unsur hara mikro dinyatakan dalam satuan ppm (mg/kg).
Fungsi Unsur Hara Mikro pada Tanaman
Fungsi secara sederhana dari beberapa unsur hara mikro pada tanaman adalah sebagai berikut:
Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.
Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi reproduksi.
Seng atau Zinc (Zn)
Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.
Besi atau Ferro (Fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.
Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.
Mangan (Mn)
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mensubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil
Klor (Cl)
Fungsi klor dalam tanaman adalah pada fungsi fotosintesis. Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis.
Gejalan Tanaman Akibat Penyimpangan Hara
Penyimpangan tanaman akibat hara dapat dilihat dari bentuk tanaman seperti kerdil atau pertumbuhan menurun, daun berubah (sering putih, kuning atau ungu), bentuk daun tidak normal, batang dan akar serta pecahnya bagian tanaman, termasuk system akar.
Hara esensial juga dapat menjadi racun bagi tanaman termasuk mangan (Mn), tembaga (Cu), dan klor (Cl). Jumlah berlebihan hara lainnya dapat menyebabkan keseimbangan hara dalam tanaman, menghasilkan kulaitas tanaman yang buruk.
Catatan :
Klorosis adalah gejalan kekurangan dan keracunanan yang dicirikan oleh kuning yang dapat dilihat pada seluruh atau sebagian tanaman secara individu seperti helai daun, atau terisolasi di beberapa tulang daun.
Nekrosis adalah gejala kekurangan dan keracunan hara yang dicirikan oleh kematian jaringan tanaman dalam bentuk bercak (spot)
Sumber : Sudarma, I Made. 2013. Penyakit Tanaman Padi (Oryza Sativa L.). Graha Ilmu. Yogyakarta.
Bermanfaat sekali, well done & thanks.
Thanks mas jika bermanfaat. salam
lebih bermanfaat jika bapak bersedia memberikan penyuluhan
Pak Komang,
Anggap saja ini penyuluhan 🙂
Terima kasih sudah mampir.