Cara Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman Pada Family Cucurbitaceae

Cara Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman Pada Family Cucurbitaceae

 

Tanaman family Cucurbitaceae adalah salah satu jenis tanaman yang sering dijumpai di berbagai wilayah. Terkenal dengan kesegarannya, tanaman ini memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, tanaman pada famili ini sering mendapat gangguan hama yang dapat menghambat pertumbuhannya.

Untuk mengatasi masalah serangan hama pada tanaman family Cucurbitaceae, diperlukan strategi yang tepat. Pengendalian hama berbasis biologi adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi efek dari hama. Metode ini menggunakan organisme lain untuk menghancurkan hama dan membantu tanaman untuk tumbuh dengan sehat.

Tinjauan Tentang Tanaman Family Cucurbitaceae

Tanaman Family Cucurbitaceae adalah salah satu jenis tanaman yang berkembang biak dengan baik di wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini memiliki banyak jenis, termasuk labu-labuan, terong, semangka, dan melon. Habitat mereka beragam, tergantung pada jenisnya.

Jenis Tanaman

Sebagian besar tanaman family Cucurbitaceae termasuk tanaman-tanaman liar yang tumbuh di banyak wilayah di seluruh dunia. Mereka dapat ditemukan di dataran rendah, dataran tinggi, lembah, hutan, ladang dan rumah-rumah di sekitar pinggiran kota. Tanaman family Cucurbitaceae termasuk jenis-jenis tanaman seperti labu, melon, labu air, kabocha, buncis, dan terong. Tanaman ini memiliki akar yang berukuran kecil, dengan daun yang berbentuk bulat dan lebar.

Habitat

Keluarga Cucurbitaceae adalah salah satu keluarga tanaman yang paling umum di dunia. Mereka tumbuh di berbagai habitat, dari padang rumput hingga hutan tropis, di seluruh dunia. Habitat tanaman cucurbitaceae bervariasi sesuai dengan jenisnya. Beberapa spesies tumbuh di padang rumput di dataran tinggi, beberapa di daerah yang lebih kering, dan beberapa lainnya di daerah pantai. Beberapa jenis dapat tumbuh di lahan kering dan lembab, sementara yang lain lebih suka tempat yang lebih basah.

Hara Yang Paling Dibutuhkan

Setelah itu, mari kita lihat apa diet tanaman family cucurbitaceae. Tanaman family cucurbitaceae adalah tanaman berbunga yang berasal dari keluarga Cucurbitaceae dan berhabitat di sebagian besar wilayah tropis. Diet mereka yang utama meliputi air, makanan mineral, dan karbon yang berasal dari fotosintesis. Mereka juga dapat memperoleh nutrisi lain yang dibutuhkan dari tanah mereka dengan menggunakan akar yang panjang. Tanaman cucurbitaceae membutuhkan kandungan nitrogen dan kalium yang tinggi dalam tanah untuk tumbuh dengan baik.

Hama Yang Menyerang Tanaman Family Cucurbitaceae

Keluarga tanaman Cucurbitaceae diserang oleh berbagai macam hama. Hama utama yang menyerang tanaman family cucurbitaceae adalah serangga kecil seperti belalang, hama berbunga, lalat tanah, dan tungau. Penyakit seperti virus, jamur, dan bakteri juga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman.

Hama Serangga

Dengan banyaknya tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae, tentu saja mereka juga rentan terhadap hama serangga. Hama utama yang menyerang tanaman family cucurbitaceae adalah ulat grayak, tungau laba-laba, tungau tanah, kutu daun, dan kutu bunga. Ulat grayak adalah hama yang paling umum ditemukan dalam tanaman famili Cucurbitaceae. Mereka menyerang bagian daun, batang, dan buah tanaman. Tungau laba-laba adalah hama lain yang juga menyerang tanaman ini. Mereka menghisap cairan sel dan dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman.

Penyakit dan Cara Pengendalian

Kita bisa mengidentifikasi beberapa penyakit yang menyerang tanaman yang termasuk family Cucurbitaceae. Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, dan virus. Penyakit ini bisa menyebabkan munculnya gejala seperti layu, busuk, atau lesi pada daun.

Beberapa jenis penyakit yang paling umum dari tanaman family Cucurbitaceae adalah Cucumber Mosaic Virus, Powdery Mildew (embun tepung), Downy Mildew (embun bulu), dan Anthracnose.

Pengendalian hama berbasis kimia adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengatasi hama. Ini melibatkan penggunaan pestisida untuk membunuh hama jahat dan mencegah mereka dari menyerang tanaman.

Pengendalian dengan menggunakan fungisida baik kontak maupun sistemik. Cara kerja fungisida sistemik ini diserap oleh tanaman dan bergerak melalui jaringan tanaman untuk memberikan perlindungan dari dalam. Contoh bahan aktif yang digunakan dalam fungisida sistemik termasuk metalaksil, dimetomorf, dan fluksapoksad.

Jika dikendalikan dengan fungisida kontak, fungisida ini harus langsung mengenai jamur atau spora penyebab penyakit untuk memberikan efek pengendalian. Contoh bahan aktif yang digunakan dalam fungisida kontak termasuk mankozeb dan klorotalonil.

Embun Tepung (powdery mildew)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Oidium sp atau Erysiphe cichoracearum yang menyerang bagian daun dan batang dengan gejala: daun dan batang muda dilapisi semacam tepung (powder) berwarna putih, buah yang terserang berukuran kecil dan rasanya tidak manis.

Pengendalian : membuat sirkulasi udara lancar dan mengurangi kelembaban disekitar tanaman, monitoring secara rutin terhadap tanaman secara rutin, sehingga dapat diketahui lebih awal, penyemprotan fungisida Calixi 750 EC atau Afugan 300 EC dengan konsentrasi 1ml/l dilakukan 5-7 hari sekali pada musim hujan dan 10-14 hari pada saat kemarau.

Embun Bulu ( downy mildew)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pseudoperonospora cubensis yang menyerang pada daun dengan gejala : terlihat bulu-bulu halus berwarna abu-abu di bagian bawah bercak (permukaan bawah daun), timbul bercak-bercak kuning pada daun, lalu berubah menjadi ciklat kemerahan, buah yang terbentuk abnormal, berukuran kecil, rasa hambar dan aromanya tidak ada.

Pengendalian: memotong daun-daub yang terserang cendawan dan memusnahkannya, penyemprotan dengan fungisida sistemik Previcur N dengan konsentrasi 2-3 ml/l, atau yang berbahan aktif simoksanil stau mancozeb, menghindari pengariran yang berlebih, melancarkan sirkulasi udara dan pengendalian gulma.

Antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp, yang menyerang bagian daun, batang muda, bunga dan buah dengan gejala: timbul bercak-bercak coklat kelabu sampai kehitaman yang kemudian menyatu pada bagian tanaman. Cendawan juga dapat membentuk massa spora berwarna merah jambu pada bercak coklat yang terbentuk.

Pengendalian: perendaman benih dengan fungisida berbahan aktif azoksisitrobin 250 g/l, propinep 70 % atau derasol 5 C (1ml/l) selama 4 jam, pemangkasan bagian tanaman yang terserang dan memusnahkannya, pengaturan jarak tanam yang tepat (tidak terlalu rapat), penyemprotan dengan fungisida Derasol 60 WP dicampur Dhithane (1:5) konsentrasi 2,5 g/l, dilakukan 7-14 hari sekali.

Insektisida Untuk Mengendalikan Hama

Insektisida untuk mengendalikan hama pada tanaman family cucurbitaceae dapat berupa insektisida nabati, sintetis, atau campuran keduanya. Cara Aplikasi insektisida harus sesuai dengan petunjuk manufaktur dan manfaat insektisida harus dipertimbangkan.

Insektisida Nabati

Untuk mengendalikan hama pada tanaman family cucurbitaceae, insektisida adalah salah satu metode yang efektif. Insektisida nabati adalah jenis insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman ini. Insektisida nabati terbuat dari bahan-bahan alami dan biasanya tidak berbahaya bagi tumbuhan dan manusia. Beberapa jenis insektisida nabati yang efektif untuk mengendalikan hama pada tanaman family cucurbitaceae adalah seperti neem oil, tobacco, dan pyrethrin.

Insektisida Sintetis

Insektisida sintetis merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan hama tanaman cucurbitaceae. Insektisida ini mengandung zat-zat kimia yang membunuh hama secara cepat dan efektif. Insektisida sintetis dapat diterapkan dengan cara menyemprot atau menyiram tanaman yang terkena hama. Selain itu, insektisida sintetis juga dapat dicampur dalam pupuk dan diberikan melalui sistem penyiraman.

Cara Aplikasi Insektisida

Untuk mengendalikan hama pada tanaman family cucurbitaceae, insektisida adalah salah satu solusinya. Terdapat dua jenis insektisida yaitu insektisida nabati dan sintetis. Cara Aplikasi Insektisida yang tepat dapat membantu mencegah menyebarnya hama. Pemupukan insektisida harus dilakukan dengan cermat dan benar agar hama tidak menyebar dan menyerang tanaman.

Insektisida nabati dapat diberikan dengan cara disemprotkan pada tanaman dan tanah sekitar tanaman. Disarankan untuk menyemprotkan insektisida nabati secara rutin setiap seminggu sekali.

Metode Pengendalian Hama Alami

Penghambat hama, roti bakar, perangkap serangga, pemangkasan dan penghilangan rumput, dan pengendalian dengan pengaturan habitat adalah metode-metode yang terkenal untuk pengendalian hama alami. Penghambat hama adalah bahan kimia yang dikeluarkan oleh tumbuhan, seperti tanaman family Cucurbitaceae, untuk mengendalikan serangga.

Penghambat Hama

Kita semua tahu bahwa tanaman famili cucurbitaceae rentan terhadap hama. Namun, ada berbagai cara alami yang dapat digunakan untuk mengendalikannya. Salah satu metode pengendalian hama alami yang paling efektif adalah dengan menggunakan penghambat hama. Penghambat hama dapat mengurangi populasi hama dengan memodifikasi tingkah laku hama atau dengan cara lain. Ini dapat dilakukan dengan menyediakan makanan alternatif, mengatur habitat, menggunakan roti bakar, dan menggunakan perangkap serangga.

Rotasi Tanaman

Sebuah teknik lain yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama secara alami adalah dengan menggunakan rotasi tanaman. Prinsipnya adalah dengan memindahkan tanaman family cucurbitaceae ke lokasi lain dalam jangka waktu tertentu. Hal ini akan membuat hama yang berbeda terpapar dengan tanaman family cucurbitaceae sehingga dapat mengendalikan populasi hama.

Perangkap Serangga

Untuk memastikan perkembangan tanaman family cucurbitaceae yang optimal, pengendalian hama yang alami adalah cara yang efektif. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah menggunakan perangkap serangga. Perangkap serangga adalah alat yang digunakan untuk memancing serangga dengan menggunakan bahan tertentu, seperti makanan, bunga, dan pewangi. Perangkap serangga dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman family cucurbitaceae, seperti kumbang, tikus, dan lalat.

Perangkap serangga yang paling efektif adalah yang dibuat dari bahan-bahan alami.

Strategi Pengendalian Hama Yang Efektif

Strategi Pengendalian Hama yang Efektif mencakup beberapa cara yang harus dilakukan secara bersamaan untuk mencapai hasil yang optimal. Penyemprotan berkala adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi hama dan dapat dilakukan langsung terhadap tanaman atau lingkungannya.

Penyemprotan Berkala

Penyemprotan berkala adalah salah satu strategi pengendalian hama yang efektif. Metode ini mengandalkan penggunaan obat-obatan (insektisida) secara teratur untuk mengurangi populasi hama. Penyemprotan berkala juga dapat membantu mengendalikan hama berikutnya yang muncul karena populasi hama yang berlebihan. Dengan menggunakan insektisida, para petani dapat membunuh hama sebelum mereka dapat memperbanyak diri. Penyemprotan berkala juga mengurangi kemungkinan infeksi hama baru yang dibawa oleh hama lokal.

Perawatan Berkala

“Mudah-mudahan”, kita sekarang telah memahami perspektif tentang Metode Pengendalian Hama Alami. Melanjutkan topik tersebut, strategi pengendalian hama yang efektif mencakup beberapa metode, salah satunya adalah Perawatan Berkala.

Perawatan berkala melibatkan pemotongan rumput, penyiangan tanaman, dan pemangkasan tanaman yang teratur. Hal ini penting untuk mengurangi kelembaban di sekitar tanaman dan membuat lingkungan yang tidak cocok bagi hama.

Pemantauan Hama

Re-energize your hama prevention efforts dengan mengadopsi pemantauan hama reguler. Melalui metode ini, Anda dapat mengidentifikasi masalah sebelum mereka berkembang menjadi ancaman yang lebih serius. Dengan melakukan inspeksi hama secara rutin, Anda dapat memastikan bahwa solusi pengendalian yang dipilih cocok dengan kebutuhan.

Inspeksi hama melibatkan melakukan penelitian dan pemeriksaan di sekitar lokasi dan memperhatikan tanda-tanda keberadaan hama.

Kesimpulan

Penanggulangan hama yang efektif untuk tanaman family Cucurbitaceae adalah menggabungkan metode pengendalian hama alami dan teknik insektisida. Insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan populasi hama yang besar, sementara metode alami dapat digunakan untuk mengendalikan populasi hama yang kecil.

Strategi pengendalian hama yang tepat dapat membantu meningkatkan hasil produksi tanaman dan kualitas produk. Dengan demikian, penting bagi petani untuk memahami hama yang menyerang tanaman family Cucurbitaceae dan strategi pengendalian yang tepat untuk mengoptimalkan hasil produksi.

 

Begini Cara Mengendalikan Sundep pada Padi

Begini Cara Mengendalikan Sundep pada Padi

Sundep atau penyakit daun bercak merah pada padi merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh petani padi di berbagai daerah. Sundep dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena dapat mengurangi hasil panen padi. Oleh karena itu, penting bagi petani padi untuk mengenal dan mengendalikan sundep secara efektif untuk memastikan keberhasilan panen mereka.

Baca Juga: Mungkinkah Inilah Rahasia Panen Padi Melimpah? Temukan Dosis Optimal Fungisida Filia 525 SE Untuk Tanaman Padi Anda

Gambar Penyakit Sundep pada Padi

Faktor Penyebab Sundep pada Padi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya sundep pada padi, di antaranya:

  • Kelembaban tinggi
  • Penyebaran penyakit oleh hama atau serangga
  • Penggunaan varietas padi yang rentan terhadap penyakit sundep
  • Praktik pengelolaan lahan yang buruk
  • Kualitas benih yang tidak baik

Cara Mengendalikan Sundep pada Padi

Untuk mengendalikan sundep pada padi, diperlukan pendekatan yang terintegrasi dan berbasis pada prinsip pengendalian hayati, budaya, kimia, dan pengelolaan nutrisi.

Berikut adalah beberapa langkah pengendalian hama sundep / beluk yang dapat diambil:

  1. Pengamatan dan Identifikasi Hama – Penting untuk melakukan pengamatan secara rutin terhadap tanaman padi guna mengidentifikasi adanya serangan hama sundep / beluk. Petani perlu memahami ciri-ciri serangan hama ini, seperti adanya lubang di batang padi, serbuk gergaji, serta kotoran hama yang terlihat sebagai tanda-tanda serangan sundep / beluk. Dengan mengenali hama ini secara dini, petani dapat mengambil tindakan pengendalian yang tepat.
  2. Pengendalian Mekanik – Salah satu cara pengendalian hama sundep / beluk yang efektif adalah dengan pengendalian mekanik. Petani dapat melakukan pemotongan dan penghancuran bagian batang yang terinfeksi hama ini. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau alat tajam lainnya untuk menghilangkan larva hama yang berada di dalam batang padi. Bagian yang terinfeksi harus segera dibuang dan dimusnahkan untuk mencegah penyebaran hama ke tanaman lainnya.
  3. Penggunaan Pestisida Nabati – Pestisida nabati dapat menjadi alternatif pengendalian hama sundep / beluk yang ramah lingkungan. Beberapa jenis pestisida nabati yang dapat digunakan antara lain adalah ekstrak daun mimba, ekstrak bawang putih, atau ekstrak daun pepaya. Pestisida nabati ini dapat digunakan dengan cara penyemprotan pada tanaman padi yang terinfeksi hama sundep / beluk. Namun, perlu diingat untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan menggunakan pestisida nabati yang telah terdaftar dan diizinkan oleh otoritas yang berwenang.
  4. Penggunaan Varietas Tahan Hama – Pilihan varietas padi yang tahan terhadap serangan hama sundep / beluk juga dapat menjadi langkah pengendalian yang efektif. Beberapa varietas padi telah dikembangkan dengan ketahanan terhadap hama ini, dan petani dapat memilih varietas padi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan pertanian mereka. Penggunaan varietas tahan hama dapat mengurangi risiko serangan hama sundep / beluk dan meminimalkan penggunaan pestisida kimia.
  5. Kebersihan Lahan dan Pengelolaan Tanaman – Mengelola lahan secara bersih dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar tanaman padi juga penting dalam pengendalian hama sundep / beluk. Petani perlu menjaga kebersihan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi tempat persembunyian hama sundep / beluk. Selain itu, pengelolaan tanaman padi yang baik, seperti pemupukan yang seimbang dan penyiraman yang cukup, juga dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama sundep / beluk.
  6. Pengendalian Hayati – Penggunaan agen pengendalian hayati, seperti predator atau parasitoid alami, juga dapat menjadi alternatif pengendalian hama sundep / beluk. Beberapa jenis serangga seperti kepik, laba-laba, atau parasitoid seperti Trichogramma sp. dapat digunakan untuk mengendalikan populasi hama sundep / beluk secara alami. Pengendalian hayati ini merupakan metode yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia.
  7. Rotasi Tanaman – Rotasi tanaman adalah langkah pengendalian hama sundep / beluk yang dapat dilakukan dengan cara mengganti jenis tanaman padi pada suatu lahan dengan tanaman non-padi atau tanaman yang tidak menjadi inang hama tersebut. Hal ini dapat mengganggu siklus hidup hama sundep / beluk dan mengurangi risiko serangan pada tanaman padi.

Demikianlah beberapa langkah pengendalian hama sundep / beluk (penggerek batang padi) yang dapat diambil oleh petani. Kombinasi dari beberapa metode pengendalian yang sesuai dengan kondisi pertanian dapat membantu mengurangi kerugian akibat serangan hama sundep / beluk dan menjaga keberlanjutan produksi padi yang sehat.

Mungkinkah Inilah Rahasia Panen Padi Melimpah? Temukan Dosis Optimal Fungisida Filia 525 SE Untuk Tanaman Padi Anda

Mungkinkah Inilah Rahasia Panen Padi Melimpah? Temukan Dosis Optimal Fungisida Filia 525 SE Untuk Tanaman Padi Anda

Fungisida Filia 525 SE adalah salah satu jenis fungisida generasi terbaru yang digunakan untuk mengendalikan penyakit Blas (Pyricularia Oryzae) pada tanaman padi. Fungisida ini mengandung dua bahan aktif pilihan yaitu Propikonazol dan Trisiklazol yang diformulasikan secara akurat untuk memastikan daya kerja optimal dalam mengendalikan jamur padi.

Baca Juga: Waktu yang Tepat Penyemprotan Fungisida Score pada Tanaman Padi

Fungisida Filia juga ampuh dalam mengendalikan jamur seperti Jamur Ustilago, Hawar Pelepah, (dirty Panicle) Pada Bulir dan membuat batang padi menjadi lebih kuat, penampilan daun dan tanaman padi tampak lebih hijau serta mampu memberikan peningkatan hasil panen yang signifikan. Selain itu, fungisida Filia juga mudah diaplikasikan, ekonomis dan hemat.

Namun, masih banyak petani yang salah kaprah dalam menentukan dosis fungisida Filia untuk padi. Kekurangpahaman tersebut selain membuat daya kerja fungisida Filia menjadi tidak optimal, juga dapat menambah beban biaya perawatan padi menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk dapat menentukan dosis yang tepat agar penggunaan fungisida Filia menjadi optimal dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi.

Dosis Penggunaan Fungisida Filia

Menurut PT Syngenta, produsen fungisida Filia, dosis yang tepat untuk mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi adalah 1-1,5 ml/liter air. Dalam penyemprotan volume tinggi, dosis Filia untuk padi dapat dinaikkan menjadi 1,5 ml/liter air. Sebagai contoh, untuk menggunakan tengki berukuran 14 liter, dosis Filia per tengki untuk penyemprotan volume normal adalah 14 ml cairan fungisida Filia. Sedangkan, untuk penyemprotan volume tinggi, dosis Filia per tengki adalah 21 ml.

Penggunaan dosis yang tepat sangat penting dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi. Jika dosis kurang dari yang dianjurkan, fungisida Filia tidak akan efektif dalam mengendalikan penyakit Blas. Sebaliknya, jika dosis terlalu banyak, akan mempengaruhi kualitas dan pertumbuhan tanaman padi serta menambah biaya perawatan padi menjadi lebih mahal.

Waktu Penggunaan Fungisida Filia

Penggunaan fungisida Filia untuk padi sebaiknya dilakukan ketika tanaman berumur 20, 30, 40 dan 60 hari setelah tanam. Hal ini bertujuan untuk memastikan efektivitas fungisida Filia dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi. Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan fungisida harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tanaman padi.

Secara keseluruhan, fungisida Filia 525 SE adalah salah satu fungisida terbaik untuk padi yang mudah diaplikasikan, ekonomis, hemat, dan efektif dalam mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi.

Penggunaan dosis yang tepat dan sesuai dengan petunjuk produsen juga dapat mengurangi risiko kerusakan pada tanaman akibat overdosis fungisida. Selain itu, penggunaan dosis yang tepat juga dapat menghemat biaya pengobatan tanaman padi, karena petani tidak akan membuang-buang fungisida yang tidak diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa dosis yang dianjurkan oleh produsen hanya sebagai pedoman umum, dan petani harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti jenis tanah, kondisi cuaca, dan jenis varietas padi yang ditanam. Jika terjadi keraguan atau ketidakpastian mengenai dosis yang tepat, sebaiknya konsultasikan dengan ahli pertanian atau pihak produsen.

Selain menentukan dosis yang tepat, penggunaan fungisida Filia juga harus disertai dengan penggunaan teknik aplikasi yang benar. Sebelum menggunakan fungisida Filia, pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan dan mengikuti langkah-langkah aplikasi yang dianjurkan oleh produsen.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaplikasian fungisida Filia antara lain:

  1. Pastikan untuk memakai alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan saat mengaplikasikan fungisida Filia.
  2. Gunakan alat semprot yang bersih dan bekerja dengan baik untuk menghindari penyumbatan atau kerusakan pada alat semprot.
  3. Aplikasikan fungisida Filia pada pagi atau sore hari ketika sinar matahari tidak terlalu terik untuk menghindari pengaruh sinar UV pada fungisida.
  4. Jangan mengaplikasikan fungisida Filia pada saat hujan atau tanaman dalam kondisi lembab untuk menghindari pengenceran dan pengurangan efektivitas fungisida.
  5. Jangan mencampur fungisida Filia dengan bahan kimia lain tanpa rekomendasi dari produsen.

Dalam penggunaan fungisida Filia, selain menentukan dosis yang tepat dan menggunakan teknik aplikasi yang benar, petani juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian hama dan penyakit yang terintegrasi. Prinsip ini mencakup penggunaan varietas padi yang tahan terhadap penyakit, rotasi tanaman, sanitasi lingkungan, dan pengelolaan tanaman yang baik.

Dalam pengelolaan tanaman, petani perlu memperhatikan hal-hal seperti pemupukan yang tepat, pengaturan irigasi yang baik, dan pemeliharaan tanaman yang baik. Jika prinsip-prinsip ini diikuti dengan benar, penggunaan fungisida Filia dapat menjadi bagian dari strategi pengendalian hama dan penyakit yang terintegrasi untuk meningkatkan produksi dan kualitas padi.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, penggunaan fungisida Filia 525 SE merupakan solusi yang efektif untuk mengendalikan penyakit Blas pada tanaman padi. Dengan mengikuti dosis yang tepat dan teknik aplikasi yang benar, penggunaan fungisida Filia dapat memberikan hasil yang optimal dan efektif

Waktu yang Tepat Penyemprotan Fungisida Score pada Tanaman Padi

Waktu yang Tepat Penyemprotan Fungisida Score pada Tanaman Padi

Ketika musim panen tiba, para petani di Indonesia akan berlomba-lomba untuk memperoleh hasil panen yang terbaik. Namun, dalam usaha tersebut, banyak faktor yang harus diperhatikan, salah satunya adalah perlindungan terhadap tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia. Namun, produksi padi seringkali terganggu oleh serangan hama dan penyakit, salah satunya adalah penyakit blas atau blast.

Penyakit ini dapat merusak daun dan batang padi, bahkan dapat menurunkan produksi hingga 50%. Untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini, petani sering menggunakan fungisida Score. Namun, penyemprotan fungisida Score yang tidak tepat waktu dapat mengakibatkan kerusakan tanaman dan berdampak pada hasil panen.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas waktu yang tepat untuk penyemprotan fungisida Score pada tanaman padi.

Baca Juga: Apa itu biostimulan: Apa Fungsinya Untuk Tanaman?

Apa itu Fungisida Score?

Score adalah salah satu jenis fungisida yang sering digunakan oleh para petani untuk melindungi tanaman padi dari serangan penyakit. Fungisida ini berbentuk cairan yang memiliki kandungan bahan aktif difenoconazole. Bahan aktif ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit pada tanaman padi.

Kenapa Waktu Penyemprotan Fungisida Score Penting?

Waktu penyemprotan fungisida Score sangat penting untuk memastikan efektivitas dalam melindungi tanaman padi dari serangan penyakit. Jika penyemprotan dilakukan terlalu cepat atau terlambat, maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal. Selain itu, penggunaan fungisida yang berlebihan juga dapat menyebabkan resistensi pada jamur penyebab penyakit.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Penyemprotan Fungisida Score?

Waktu yang tepat untuk penyemprotan fungisida Score pada tanaman padi adalah pada saat tanaman padi berusia 14-21 hari setelah tanam. Pada saat usia tanaman ini, tanaman padi masih dalam fase pertumbuhan vegetatif dan belum memasuki fase pembentukan malai. Selain itu, pada usia tanaman ini, sistem pertahanan tanaman padi terhadap serangan penyakit masih lemah sehingga perlu dilakukan perlindungan dengan menggunakan fungisida.

Tanaman Padi

Bagaimana Cara Penyemprotan Fungisida Score yang Tepat?

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyemprotan fungisida Score. Pertama, pastikan cuaca sedang cerah dan tidak hujan saat melakukan penyemprotan. Hal ini dilakukan agar fungisida dapat menempel dengan baik pada tanaman padi.

Kedua, gunakan alat semprot yang tepat dan pastikan jumlah air dan konsentrasi fungisida yang digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Tidak disarankan untuk menggunakan dosis yang lebih tinggi dari yang dianjurkan karena dapat menyebabkan resistensi pada jamur penyebab penyakit.

Ketiga, pastikan penyemprotan dilakukan secara merata pada seluruh bagian tanaman padi, termasuk daun, batang, dan malai. Hal ini bertujuan agar fungisida dapat menjangkau seluruh bagian tanaman padi dan melindungi tanaman dari serangan penyakit.

Seberapa Sering Penyemprotan Fungisida Score Dilakukan?

Penyemprotan fungisida Score dilakukan dengan interval waktu yang teratur untuk memastikan perlindungan yang maksimal terhadap tanaman padi dari serangan penyakit. Interval waktu yang dianjurkan adalah 7-10 hari sekali.

Apa Saja Penyakit yang Dapat Dihilangkan dengan Fungisida Score?

Fungisida Score dapat digunakan untuk melindungi tanaman padi dari berbagai penyakit, di antaranya adalah blast, karat, dan bercak daun. Blast adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae yang menyerang bagian pucuk dan malai tanaman padi. Karat adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Puccinia spp. yang menyerang daun tanaman padi. Sedangkan bercak daun adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Cercospora spp. yang menyerang daun tanaman padi.

Apakah Fungisida Score Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia?

Score termasuk dalam kategori fungisida yang relatif aman untuk digunakan. Namun, seperti halnya dengan penggunaan pestisida atau bahan kimia lainnya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan fungisida Score tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Pertama, pastikan untuk menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan kacamata saat melakukan penyemprotan. Kedua, hindari menghirup uap atau debu yang dihasilkan selama penyemprotan.

Kesimpulan

Penyemprotan fungisida Score pada tanaman padi sangat penting untuk memastikan perlindungan terhadap tanaman dari serangan penyakit. Waktu yang tepat untuk penyemprotan adalah pada saat tanaman padi berusia 14-21 hari setelah tanam. Selain itu, perlu diperhatikan juga cara penyemprotan yang tepat, interval waktu penyemprotan yang teratur, serta penggunaan dosis yang sesuai dengan yang dianjurkan.

Dengan melakukan semua hal tersebut, diharapkan petani dapat memperoleh hasil panen yang maksimal dan menghindari kerugian akibat serangan penyakit.

Hama dan Cara Pengendalian Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai

Hama dan Cara Pengendalian Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai

Tanaman cabai merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain mudah dalam perawatannya, cabai juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Namun, dalam proses budidaya cabai, seringkali petani dihadapkan dengan masalah hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman cabai.

Baca Juga: Cara Pengendalian Asem-aseman pada Tanaman Padi

Berikut ini adalah beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman cabai.

1. Hama Ulat Grayak

Ulat grayak pada tanaman cabai

Hama ulat grayak merupakan salah satu jenis hama yang sering menyerang tanaman cabai. Ulat grayak ini biasanya menyerang bagian daun dan buah cabai. Serangan ulat grayak dapat membuat daun cabai menjadi kering dan rusak. Untuk mengatasi serangan ulat grayak, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

2. Hama Kepik Cabai

Kepik cabai pada tanaman cabai

Hama kepik cabai juga merupakan salah satu jenis hama yang sering menyerang tanaman cabai. Kepik cabai ini biasanya menyerang bagian daun dan buah cabai. Serangan kepik cabai dapat membuat daun cabai menjadi kering dan rusak. Untuk mengatasi serangan kepik cabai, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

3. Hama Wereng Batang Coklat

Hama wereng batang coklat merupakan salah satu jenis hama yang menyerang batang dan daun tanaman cabai. Serangan wereng batang coklat dapat membuat daun cabai menguning dan mengering. Untuk mengatasi serangan wereng batang coklat, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

4. Hama Tungro

Hama tungro merupakan salah satu jenis hama yang menyerang tanaman cabai dan dapat menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Gejala serangan tungro pada cabai antara lain daun cabai menjadi kering, berwarna kuning, dan menggulung.

5. Hama Kutu Kebul

Kutu kebul pada tanaman cabai

Hama kutu kebul merupakan salah satu jenis hama yang menyerang bagian daun dan pucuk tanaman cabai. Serangan kutu kebul dapat menyebabkan daun cabai menguning dan mengering. Untuk mengatasi serangan kutu kebul, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

6. Hama Belalang

Belalang pada tanaman cabai

Hama belalang merupakan salah satu jenis hama yang menyerang tanaman cabai. Belalang dapat merusak tanaman cabai dengan cara menggigit bagian daun dan batang. Serangan belalang dapat menyebabkan tanaman cabai menjadi layu dan mati. Untuk mengatasi serangan belalang, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

7. Hama Penggorok Daun

Penggorok daun pada tanaman cabai

Hama penggorok daun merupakan salah satu jenis hama yang menyerang bagian daun tanaman cabai. Serangan penggorok daun dapat membuat daun cabai menjadi kering dan terlihat seperti digorok. Untuk mengatasi serangan penggorok daun, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

8. Hama Penghisap Buah

Penghisap buah pada tanaman cabai

Hama penghisap buah merupakan salah satu jenis hama yang menyerang bagian buah tanaman cabai. Serangan penghisap buah dapat membuat buah cabai menjadi cacat dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi serangan penghisap buah, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

9. Hama Kutu Daun

Kutu daun pada tanaman cabai

Hama kutu daun merupakan salah satu jenis hama yang menyerang bagian daun tanaman cabai. Serangan kutu daun dapat menyebabkan daun cabai menjadi keriting dan kering. Untuk mengatasi serangan kutu daun, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

10. Hama Lalat Buah

Lalat buah pada tanaman cabai

Hama lalat buah merupakan salah satu jenis hama yang menyerang bagian buah tanaman cabai. Serangan lalat buah dapat membuat buah cabai menjadi busuk dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi serangan lalat buah, petani dapat menggunakan insektisida khusus.

Pengendalian Hama pada Tanaman Cabai

Untuk mengatasi serangan hama pada tanaman cabai, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan. Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Pengendalian Hama dengan Pestisida

Pestisida untuk mengendalikan hama pada tanaman cabai

Pengendalian hama dengan pestisida merupakan langkah yang umum dilakukan oleh petani untuk mengatasi serangan hama pada tanaman cabai. Pestisida dapat berupa insektisida, fungisida, maupun herbisida yang dipilih sesuai dengan jenis hama yang menyerang.

Penggunaan pestisida harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dosis yang dianjurkan agar tidak merusak tanaman dan lingkungan sekitar.

Bahan aktif dan merek pestisida yang dapat digunakan untuk pengendalian hama pada tanaman cabai antara lain:

  • Karbofuran – merek dagang Furadan, Curater, dan lain-lain
  • Diazinon – merek dagang Basudin, Dibrom, dan lain-lain
  • Temephos – merek dagang Abate, Temefos, dan lain-lain
  • Malathion – merek dagang Malathion, Carbofos, dan lain-lain
  • Imidakloprid – merek dagang Confidor, Provento, dan lain-lain.

Penting untuk selalu membaca label pestisida sebelum digunakan dan mengikuti petunjuk penggunaan yang disarankan. Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan pestisida harus dilakukan secara bijaksana dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

2. Penggunaan Varietas Tahan Hama

Varietas cabai tahan hama

Petani juga dapat memilih varietas tanaman cabai yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama tertentu. Varietas cabai tahan hama dapat mengurangi risiko serangan hama pada tanaman cabai sehingga menghasilkan produksi yang lebih baik dan berkualitas.

3. Pemupukan yang Cukup

Pemupukan dengan pupuk organik

Tanaman cabai yang sehat dan subur memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap serangan hama. Oleh karena itu, petani perlu melakukan pemupukan yang cukup dan tepat. Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik atau pupuk kimia yang sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai.

4. Sanitasi Lingkungan

cara untuk mengatasi serangan hama pada tanaman cabai.

Petani perlu menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan sekitar tanaman cabai. Lingkungan yang bersih dan sehat dapat mengurangi risiko serangan hama pada tanaman cabai.

Kesimpulan

Tanaman cabai rentan terhadap serangan hama yang dapat mengganggu produksi dan kualitas buahnya. Beberapa hama yang sering menyerang tanaman cabai antara lain kutu daun, wereng, ulat grayak, thrips, dan lalat buah. Untuk mengatasi serangan hama pada tanaman cabai, petani dapat melakukan pengendalian hama dengan pestisida, menggunakan varietas tahan hama, melakukan pemupukan yang cukup, serta menjaga sanitasi lingkungan sekitar tanaman cabai.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, petani dapat mengurangi risiko serangan hama pada tanaman cabai dan meningkatkan produksi serta kualitas buah cabai yang dihasilkan.

9 Praktek Terbaik Yang Perlu Diketahui Untuk Memaksimalkan Efektifitas Aplikasi Pestisida

9 Praktek Terbaik Yang Perlu Diketahui Untuk Memaksimalkan Efektifitas Aplikasi Pestisida

Pestisida adalah bagian integral dari pertanian modern, membantu melindungi tanaman dari hama dan penyakit yang dapat secara signifikan mengurangi hasil panen. Namun, efektivitas aplikasi pestisida dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca, teknik aplikasi, dan pilihan pestisida.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pestisida

Beberapa faktor mempengaruhi efektivitas aplikasi pestisida, termasuk:

  • Hama target: Hama yang berbeda membutuhkan pestisida dan metode aplikasi yang berbeda. Penting untuk mengidentifikasi hama target secara akurat dan menggunakan pestisida yang sesuai.
  • Formulasi pestisida: Pestisida tersedia dalam formulasi yang berbeda, seperti konsentrat emulsifiable, bubuk basah, dan granul. Setiap formulasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan tergantung pada hama target, tanaman, dan metode aplikasi.
  • Metode aplikasi: Pestisida dapat diaplikasikan melalui berbagai metode, seperti penyemprotan, pengolesan, dan penggalian tanah. Pilihan metode aplikasi tergantung pada hama target, tahap hama, tahap tanaman, dan kondisi lingkungan.
  • Tingkat aplikasi: Jumlah pestisida yang diaplikasikan per satuan area memengaruhi efektivitasnya. Mengaplikasikan pestisida terlalu sedikit mungkin tidak mengendalikan hama target, sementara mengaplikasikan terlalu banyak dapat merusak tanaman dan lingkungan.
  • Waktu aplikasi: Waktu aplikasi pestisida sangat penting untuk mengendalikan hama target dengan efektif. Mengaplikasikan pestisida terlalu awal atau terlalu terlambat dapat mengurangi efektivitasnya.
  • Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan sinar matahari dapat mempengaruhi efektivitas pestisida. Penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini saat mengaplikasikan pestisida.

9 praktek terbaik dan inovasi yang dapat memaksimalkan efektivitas aplikasi pestisida.

1. Memilih Pestisida yang Tepat

Langkah pertama dalam memaksimalkan efektivitas aplikasi pestisida adalah memilih pestisida yang tepat. Pestisida yang berbeda efektif terhadap hama dan penyakit yang berbeda, dan penting untuk memilih yang paling sesuai untuk situasi Anda. Penting juga untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dari pestisida dan memilih yang aman untuk ekosistem.

2. Penyimpanan Pestisida yang Tepat

Penyimpanan pestisida yang tepat sangat penting untuk menjaga efektivitasnya. Pestisida harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering, jauh dari sumber panas dan sinar matahari langsung. Mereka juga harus disimpan dalam wadah asli dengan label yang utuh untuk mencegah kebingungan dan penggunaan yang salah.

3. Kalibrasi Sprayer

Kalibrasi sprayer adalah proses penyesuaian sprayer untuk memberikan jumlah pestisida yang tepat per satuan area. Kalibrasi yang tepat memastikan bahwa jumlah pestisida yang tepat diterapkan, mengurangi limbah dan meningkatkan efektivitas. Kalibrasi harus dilakukan secara teratur, terutama ketika mengubah pestisida atau tingkat aplikasi.

4. Waktu Aplikasi

Waktu aplikasi pestisida sangat penting untuk efektivitasnya. Penting untuk mengaplikasikan pestisida pada waktu yang tepat, ketika hama atau penyakit paling rentan. Ini memerlukan pemantauan yang hati-hati terhadap tanaman dan pengawasan yang teratur terhadap hama dan penyakit.

5. Kondisi Cuaca

Kondisi cuaca dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas aplikasi pestisida. Angin kencang dapat menyebabkan drift, mengurangi jumlah pestisida yang mencapai area target. Hujan juga dapat mencuci pestisida, mengurangi efektivitasnya. Penting untuk mempertimbangkan kondisi cuaca saat merencanakan aplikasi pestisida.

6. Penggunaan Aditif

Aditif adalah zat yang ditambahkan ke pestisida untuk meningkatkan efektivitasnya. Mereka dapat membantu meningkatkan cakupan pestisida, meningkatkan penetrasi, dan mengurangi drift. Aditif harus dipilih dengan hati-hati, karena beberapa dapat mengurangi efektivitas pestisida.

7. Teknik Aplikasi

Ada berbagai teknik aplikasi untuk pestisida, termasuk penyemprotan, pengaburan, dan aplikasi granular. Pilihan teknik tergantung pada tanaman, hama atau penyakit, dan kondisi cuaca. Penting untuk memilih teknik yang paling sesuai untuk setiap situasi untuk memaksimalkan efektivitas.

8. Pengelolaan Hama Terpadu

Pengelolaan hama terpadu (IPM) adalah pendekatan holistik untuk pengelolaan hama yang menggabungkan berbagai metode kontrol, termasuk kontrol biologis, budaya, dan kimia. IPM dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pestisida dan meningkatkan efektivitasnya dengan menggunakannya dalam kombinasi dengan metode kontrol lainnya.

9. Rotasi Pestisida

Rotasi pestisida adalah strategi yang melibatkan penggunaan pestisida yang berbeda untuk musim tanam.

Pengenalan Alat Aplikasi Pestisida di Perkebunan

Pengenalan Alat Aplikasi Pestisida di Perkebunan

Perkebunan merupakan salah satu aset penting di Indonesia, karena menjadi sumber penghasil devisa yang cukup besar. Namun, keberhasilan produksi perkebunan tidak lepas dari tantangan-tantangan seperti hama dan penyakit tanaman. Oleh karena itu, penggunaan pestisida menjadi sangat penting untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut.

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengenalan alat aplikasi pestisida di perkebunan.

Pestisida

Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma pada tanaman. Pestisida dapat berupa insektisida, fungisida, herbisida, dan rodentisida. Penggunaan pestisida harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak lingkungan dan kesehatan manusia.

Alat Aplikasi Pestisida

Alat aplikasi pestisida adalah alat yang digunakan untuk menyemprotkan pestisida pada tanaman. Alat ini terdiri dari tangki, pompa, selang, dan nozzle. Tangki digunakan untuk menyimpan pestisida, pompa digunakan untuk menghasilkan tekanan, selang digunakan untuk mengalirkan pestisida, dan nozzle digunakan untuk menyemprotkan pestisida secara merata pada tanaman.

Jenis-Jenis Alat Aplikasi Pestisida

Terdapat beberapa jenis alat aplikasi pestisida, antara lain:

1. Hand Sprayer

Hand sprayer adalah alat aplikasi pestisida yang digunakan dengan cara memompa tangan untuk menghasilkan tekanan. Alat ini biasanya digunakan pada perkebunan yang luasnya tidak terlalu besar. Kelemahan dari hand sprayer adalah efektivitas dan efisiensi dalam mengaplikasikan pestisida kurang maksimal.

2. Power Sprayer

Power Sprayer

Power sprayer adalah alat aplikasi pestisida yang menggunakan mesin untuk menghasilkan tekanan. Alat ini lebih efektif dan efisien dalam mengaplikasikan pestisida dibandingkan hand sprayer. Power sprayer biasanya digunakan pada perkebunan yang luasnya lebih dari 1 hektar.

3. Boom Sprayer

Boom Sprayer

Boom sprayer adalah alat aplikasi pestisida yang menggunakan rangkaian pipa dan nozzle. Alat ini biasanya digunakan pada perkebunan yang sangat luas seperti perkebunan kelapa sawit. Boom sprayer dapat menyemprotkan pestisida secara merata pada tanaman yang berada di sekitar alat tersebut.

Cara Menggunakan Alat Aplikasi Pestisida

Berikut adalah cara menggunakan alat aplikasi pestisida:

1. Persiapan Alat

Pastikan alat aplikasi pestisida dalam keadaan bersih dan siap digunakan. Isi tangki dengan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

2. Persiapan Diri

Kenakan pakaian pelindung seperti baju tahan air, sarung tangan, dan masker. Jangan lupa untuk mencuci tangan setelah selesai menggunakan alat aplikasi pestisida.

3. Memulai Aplikasi

Mulai aplikasi dengan memompa tangan pada hand sprayer atau menghidupkan mesin pada power sprayer dan boom sprayer. Pastikan tekanan dalam keadaan stabil untuk menghasilkan semprotan yang merata pada tanaman.

4. Proses Aplikasi

Mulai menyemprotkan pestisida pada tanaman secara merata dan jangan sampai terkena kulit atau mata. Pastikan semprotan merata pada tanaman dan hindari semprotan terlalu dekat atau terlalu jauh dari tanaman.

5. Selesai Aplikasi

Setelah selesai melakukan aplikasi, matikan mesin atau lepaskan tekanan pada hand sprayer. Kosongkan sisa pestisida pada tangki dan jangan membuang sisa pestisida sembarangan.

Kesimpulan

Penggunaan pestisida merupakan hal yang penting dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman perkebunan. Alat aplikasi pestisida sangat membantu dalam mengaplikasikan pestisida secara merata pada tanaman. Ada beberapa jenis alat aplikasi pestisida seperti hand sprayer, power sprayer, dan boom sprayer.

Dalam menggunakan alat aplikasi pestisida, pastikan untuk menggunakan alat dengan benar dan memperhatikan kesehatan dan lingkungan sekitar.

Pestisida Nabati untuk Pertanian Ramah Lingkungan

Pestisida Nabati untuk Pertanian Ramah Lingkungan

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama dan penyakit pada tanaman. Namun, penggunaan pestisida tersebut dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Oleh karena itu, penggunaan pestisida nabati menjadi alternatif yang ramah lingkungan.

Pestisida Nabati Ramah Lingkungan

Apa Itu Pestisida Nabati?

Pestisida nabati adalah bahan kimia yang berasal dari tumbuhan, seperti daun, akar, bunga, dan buah-buahan, yang digunakan sebagai pestisida untuk membunuh hama dan penyakit pada tanaman. Pestisida nabati ini lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

Keuntungan Menggunakan Pestisida Nabati

Menggunakan pestisida nabati memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

  • Lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
  • Lebih aman untuk kesehatan manusia karena tidak mengandung bahan kimia sintetis yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
  • Lebih murah karena bahan baku yang digunakan mudah didapatkan dan tidak memerlukan proses produksi yang rumit.
  • Lebih efektif dalam membunuh hama dan penyakit pada tanaman karena memiliki kandungan zat aktif yang tinggi.
  • Dapat meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanaman karena tidak meninggalkan residu kimia pada tanaman.

Jenis-jenis Pestisida Nabati

Berikut ini adalah beberapa jenis pestisida nabati yang sering digunakan:

  • Daun pepaya: mengandung enzim papain yang dapat membunuh hama pada tanaman, seperti ulat, kutu daun, dan belalang.
  • Daun mimba: mengandung zat azadirachtin yang dapat membunuh hama pada tanaman, seperti kutu daun, ulat, dan wereng.
  • Biji buah pinang: mengandung zat pinosilvin yang dapat membunuh hama pada tanaman, seperti ulat, kutu daun, dan belalang.
  • Akar temulawak: mengandung zat kurkuminoid yang dapat membunuh hama pada tanaman, seperti ulat, kutu daun, dan belalang.
  • Daun sirsak: mengandung zat annonacin yang dapat membunuh hama pada tanaman, seperti ulat, kutu daun, dan belalang.
Cara Membuat Pestisida Nabati

Cara Membuat Pestisida Nabati

Berikut ini adalah cara membuat pestisida nabati:

  1. Pilih bahan nabati yang akan digunakan sebagai pestisida, seperti daun pepaya, daun mimba, biji buah pinang, akar temulawak, atau daun sirsak.
  2. Cuci bersih bahan nabati yang dipilih.
  3. Haluskan bahan nabati dengan blender atau ulegan.
  4. Tambahkan air secukupnya dan aduk hingga merata.
  5. Saring campuran tersebut menggunakan kain atau saringan kopi.
  6. Tuang pestisida nabati ke dalam botol semprot.
  7. Semprotkan pestisida nabati ke seluruh bagian tanaman yang terkena hama atau penyakit.

Cara Menggunakan Pestisida Nabati dengan Benar

Agar penggunaan pestisida nabati lebih efektif, berikut adalah cara menggunakan pestisida nabati dengan benar:

  1. Pilih bahan nabati yang sesuai dengan jenis hama atau penyakit pada tanaman.
  2. Buat pestisida nabati dengan benar sesuai dengan cara membuat pestisida nabati yang sudah dijelaskan sebelumnya.
  3. Semprotkan pestisida nabati saat pagi atau sore hari, karena saat itu suhu udara lebih rendah dan hama lebih aktif.
  4. Semprotkan pestisida nabati pada seluruh bagian tanaman yang terkena hama atau penyakit.
  5. Ulangi penggunaan pestisida nabati setiap seminggu sekali hingga hama atau penyakit pada tanaman hilang.

Kesimpulan

Pestisida nabati adalah alternatif yang ramah lingkungan dalam membunuh hama dan penyakit pada tanaman. Selain lebih aman dan murah, penggunaan pestisida nabati juga dapat meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanaman. Namun, agar penggunaan pestisida nabati lebih efektif, perlu dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan jenis hama atau penyakit pada tanaman.

Bagaimana Cara Mengatasi Asem-aseman Pada Tanaman Padi

Bagaimana Cara Mengatasi Asem-aseman Pada Tanaman Padi

Penyakit pada tanaman padi itu bisa ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus, dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.

Sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru beberapa saat ditanam, tapi tiba-tiba daun terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pertumbuhannya kerdil (tidak mau tumbuh). Akar tampak coklat kekuninganKeseluruhan daun berwarna coklat dan berujung kematian pada jaringan batang serta akarnya.

Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit yang biasa petani menyebutnya “asem-aseman”.

Kenapa Tanaman Padi Terserang Aseman?

Serangan asem-aseman biasanya muncul hampir tiap tahun pada musim tanam II, yaitu antara bulan maret-april pada umur 2-4 minggu setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan).

Kejadian seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang kandungan c-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani yang sering menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma terutaman saat tanaman masih di usia muda.

Pada lahan dengan drainase yang buruk akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini.  Jika kondisi tersebut dibiarkan maka jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam tanah.

Asem-aseman juga terjadi karena proses perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di lahan tersebut yang belum selesai.

Gejala Tanaman Padi Terserang Asem-aseman

Tanaman padi yang terkena serangan asem-aseman ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya tampak coklat kekuningan, dan daun berwarna kecoklatan dan berujung kematian.

Kondisi tersebut jangan dianggap kondisi tanaman kekurangan unsur hara N (nitrogen). Jangan pula ditambahlah pemakaian pupuk urea yang mana bukannya daun menjadi hijau kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi.

Karena penambahan urea akan membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam, akhirnya tanaman keracunan FE dan NA juga bisa timbul senyawa berbahaya seperti asam sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek batang).

Bagaimana Cara Mengatasi Padi Tanah Asem-aseman

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya asem-aseman pada tanaman padi :

  • Perbaiki drainase lahan agar air segera dibuang air dan jangan dibiarkan terus menggenang. Atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk memudahkan air terkumpul di pinggir.
  • Tunda waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan pembedah tanah sebagai perombak berbahan mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses.
  • Jika memungkinkan tambahkan pupuk kompos/kohe yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-organik. sehingga memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa mengurangi pemakaian urea.
  • Dianjurkan untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman seperti Kalimas, Sintanur, atau Membramo.

Pencegahan Tanaman Padi Terserang Asem-aseman

Asem-aseman adalah kondisi tanah yang memerlukan perlakuan special.  Kondisi tersebut akan sangat mudah bagi patogen (jamur dan bakteri dalam tanah) untuk berkembang biak. 

Pemberian kapur dolomit pada tanah pada saat pengolahan tanah. Dengen pemberian kapur diharapkan tanah akan didongkrak pH-nya sehingga akan sesuai dengan kondisi yang diharapkan tanaman padi untuk pertumbuhannya.

Penambahan dengan pupuk yang mengandung unsur mikro Zn sangat dianjurkan pada setiap pemupukan

Tambahkan pupuk yang mengandung unsur mikro Zn seperti ZnSO4 sebanyak 15-20 kg per hektar lahan. Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih.

Atau tambahkan fungisida Ziflo 76WG pada pemupukan. Karena penambahan Ziflo 76WG memberikan aksi yang berlipat, selain penambah unsur Zn juga mengendalikan patogen pada tanah.

Cara Praktis Pencegahan Tanaman Padi Terserang Asem-aseman

Karena tanaman padi yang terkena asem-aseman memiliki masalah dengan akar, maka cara praktis dalam pencegahan sekaligus pengendalian asem-aseman adalah sebagai berikut:

  1. Pada saat pemupukan pertama campurkan fungisida Ziflo 76WG sebanyak 1 kilogram per 1 kwintal pupuk yang digunakan.  Sebagai contoh jika pemupukan pertama akan menggunakan 3 kwintal pupuk, maka masukan minimal 3 bungkus fungisida Ziflo 76WG (1 bungkus kemasan = 800 gr).  Aduk merata Bersama pupuk dan taburkan ke lahan.
  2. Pada saat penyemprotan, lakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida Ziflo 76WG dengan dosis 3 gram per liter atau 60 gram per tangki 16 liter.

Kenapa Fungisida Ziflo 76WG Campur Pupuk Untuk Pengendalian Padi Terserang Asem-aseman?

Fungisida Ziflo 76WG adalah fungisida yang berbahan aktif Ziram 76%, rumus kimianyanya adalah C6H12N2S4Zn.  

Terdapat kandungan Zn atau zinc dalam formulasinya. Maka sesuai dengan anjuran di atas untuk memasukan pupuk mikro dengan kandungan Zn pada pemupukan untuk mengendalikan tanah asem-aseman dapat menggunakan fungisida Ziflo 76WG yang aplikasinya dengan cara dicampur dengan pupuk.

Fungsi Zinc pada tanaman adalah sebagai berikut:

  • Mengaktifkan enzim-enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat.
  • Pemanjangan sel dan ruas batang.
  • Dalam jumlam yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan.
  • Persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
  • Berperan dalam pembentukan IAA dalam tanaman.
  • Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman.

Baca juga: Peranan Unsur Mikro Zinc atau Seng Pada Tanaman

Penggunaan fungisida Ziflo 76WG bersamaan dengan penamburan pupuk akan memberikan manfaat tambahan dari peran fungisidanya pada tanah. Karena di dalam tanah terkandung banyak patogen yang hidup bersamaan dengan kondisi tanah yang tidak steril.

Dikutip dari extoxnet.orst.edu fungisida Ziflo 76 WG dapat berperan sebagai soil treatment atau perlakuan tanah untuk mengendalikan patogen dalam tanah.

Manfaat Pemberian Campuran Fungisida Ziflo 76WG Pada Pemupukan

Berdasarkan hasil pengujian lapangan, hasil yang diperoleh dari pemberian campuran fungisida Ziflo 76WG dengan pupuk adalah sebagai berikut:

  1. Menekan terjadi kerdil rumput pada padi lebih awal.
  2. Terhindar dari penyakit yang berada dalam tanah seperti Phytium sp, Fusarium, Rhizoctonia dan Sclerotinia spp.
  3. Akar tanaman akan lebih banyak dan lebih panjang
  4. Tanaman lebih tinggi. Daun lebih panjang, menjadi lebih hijau, lebih lebar serta kemampuan fotosintesis semakin meningkat
  5. Pertumbuhan tanaman lebih seragam
  6. Anakan produktif lebih banyak

Dengan parameter diatas, diharapkan hasil panen akan lebih meningkat, dan keuntungan semakin meningkat dengan catatan pengendalian hama dan penyakit juga terkendali.

Oleh karena itu untuk mengendalikan tanaman padi yang terserang asem-aseman pencampuran fungisida Ziflo 76WG dengan pupuk dapat menjadi solusi terbaik bagi para petani.  Selain praktis, karena aplikasinya bersamaan dengan penaburan pupuk, juga ekonomis.

Selamat mencoba.

Sumber:

  • http://cybex.pertanian.go.id: Cara Mengatasi Asem-aseman Pada Tanaman Padi
  • http://extoxnet.orst.edu: Ziram
  • Biotis: Laporan Trial ZIFLO 76WG Tabur Mix Pupuk Pemupukkan Pertama
Apa itu biostimulan: Apa Fungsinya Untuk Tanaman?

Apa itu biostimulan: Apa Fungsinya Untuk Tanaman?

Biostimulan semakin populer di kalangan produsen pertanian di seluruh dunia dan bermanfaat bagi banyak jenis tanaman.

Jawaban sederhananya adalah biostimulan berperan dalam meningkatkan kekuatan atau ketahanan tanaman terhadap gangguan biotik dan abiotik.

Biostimulan adalah zat alami atau mikroorganisme yang digunakan untuk merangsang proses tanaman. Biostimulan untuk tanaman meningkatkan pertumbuhan melalui penyerapan nutrisi, ketahanan serangga dan penyakit, kualitas dan efisiensi tanaman. Biostimulan juga mampu meningkatkan kesehatan tanah.

Pada akhirnya, fungsi biostimulan meningkatkan hasil tanaman dengan melengkapi inisiatif nutrisi dan perlindungan.

Definisi biostimulan resmi dari European Biostimulant Industry Consortium adalah:

Biostimulan tanaman mengandung zat dan/atau mikroorganisme yang fungsinya bila diterapkan pada tanaman atau rizosfer adalah untuk merangsang proses alami untuk meningkatkan/menguntungkan serapan hara, efisiensi hara, toleransi terhadap cekaman abiotik, dan kualitas tanaman.

Biostimulan biasanya disamakan dengan Zat Pengatur Pertumbuhan Tanaman (ZPT).

Yang dimaksud zat pengatur tumbuh adalah senyawa yang meningkatkan atau menghambat pertumbuhan, atau mengubah perilaku tanaman. ZPT dapat berupa organik atau sintetis. Badan Perlindungan Lingkungan mengatur penggunaan ZPT.

Ada tujuh jenis biostimulan yang tersedia, termasuk hidrolisat protein; asam humat dan fulvat; ekstrak rumput laut dan tumbuhan; kitosan dan biopolimer lainnya; senyawa anorganik; dan bakteri menguntungkan. Masing-masing stimulan ini mendefinisikan fungsi yang berbeda untuk tanaman. Misalnya, senyawa anorganik membantu pertumbuhan tanaman.

Protein hidrolisat untuk tanaman adalah salah satu biostimulan paling populer. Mereka adalah campuran asam amino dan peptida, dan dikumpulkan dari kotoran hewan atau tumbuhan. Hidrolisat protein memiliki banyak fungsi bila diterapkan dibandingkan biostimulan lain dengan fungsi tunggal.

Apa Fungsinya Untuk Tanaman?

Biostimulan dapat digunakan dalam situasi berikut:

  1. Untuk membantu pertahanan tanaman sebelum atau sesudah stressor abiotik,
  2. Untuk meningkatkan kesehatan tanah,
  3. Jika kondisi kekeringan sering terjadi dan efisiensi air perlu ditingkatkan, atau

Dengan biostimulan ini tanaman bisa menggunakan lebih banyak kekuatan untuk meningkatkan pertumbuhan. Keberhasilan penggunaan biostimulan akan bergantung pada waktu dan tingkat aplikasi yang sesuai. Penggunaan biostimulan yang benar menyediakan alat lain untuk meningkatkan hasil panen

Banyak faktor yang mempengaruhi aplikasi biostimulan yang direkomendasikan. Pertama, tentukan kebutuhan tanaman. Kemudian, aplikasikan biostimulan, dan ikuti dengan paket biostimulan berikutnya pada interval yang sesuai untuk tanaman dan kebutuhannya.

Biostimulan menjanjikan untuk penggunaan tanaman pada operasi pertanian. Mereka bukan obat.  Aplikasi biostimulan adalah untuk tanaman atau tanah, tergantung pada tanaman dan biostimulan yang digunakan.

Perbedaan utama antara biostimulan dan input tanaman tradisional adalah bahwa biostimulan tidak memberikan manfaat langsung dari input tradisional. Input tanaman ini adalah seperti pestisida untuk pengenelian organisme pengganggu tanaman seperti pengendalian gulma, serangga, atau penyakit.

Biostimulan tidak mengambil tindakan apa pun. Mereka akan membantu meningkatkan kekuatan tanaman, dan pada gilirannya dapat membuat tanaman lebih tahan terhadap serangga, penyakit, atau gulma.

Menerapkan biostimulan tidak akan mengambil tindakan langsung terhadap stresor.

Sumber Artikel dan gambar: Berigo.com dengan editing seperlunya.

Apa itu Zat Pengatur Tumbuh Tanaman: Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilene, Inhibitor?

Apa itu Zat Pengatur Tumbuh Tanaman: Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilene, Inhibitor?

Sering membaca dan mendengar apa itu hormon pertumbuhan seperti giberin, auxin, sitokinin?  Apa pula peran mereka sebagai hormon pertumbuhan pada tanaman.  Bagaimana mereka bekerja, dan dimana saja mereka bisa didapatkan?

Baca Juga: Kipahit, Tanaman Pengganggu (Gulma) yang Banyak Membantu Petani

Dan yang lebih penting lagi, ketika kita memiliki tanaman, unsur hormon apa saja yang diperlukan agar tanaman kita sesuai dengan diharapkan hasilnya.

Zat Pengatur Tumbuh Tanaman (ZPT)

Pengenalan terhadap berbagai ZPT sangat penting agar kita lebih familiar sehingga jika mengaplikasikanya pada suatu saat nanti tidak mengalami kesulitan. Yang perlu anda ketahui secara singkat tentang ZPT adalah jenisnya, manfaatnya dan bagaimana mengaplikasikanya

Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah salah satu aspek penting dalam perkembangan tanaman. Hormon ini adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, dalam kadar sangat kecil, fitohormon dapat mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan/atau pergerakan tanaman.

Hormon tumbuhan atau fitohormon ini selanjutnya dikenal dengan nama zat pengatur tumbuh (plant growt regulator) untuk membedakanya dengan hormon pada hewan. ZPT memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu :

(1). Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin adalah diujung akar.

(2). Auksin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung tunas.

(3). Giberelin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan pembuahan. Sumber dihasilkannya adalah di daun dan buah.

Namun ada juga yang membaginya menjadi 5 kelompok ZPT, yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA).

Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis. Adapun etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.

ZPT sintetik ada yang memiliki fungsi sama dengan ZPT alami, meskipun secara struktural berbeda.

Dalam praktiknya, seringkali ZPT sintetik yang dibuat manusia lebih efektif atau lebih murah bila diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani daripada ekstraksi ZPT alami.

Selain itu, ZPT sintetik lebih praktis dalam aplikasinya dan kandungan ZPT-nya sudah diketahui dengan pasti, sementara ZPT alami yang belum terukur kandunganya.

1. Auksin

Auksin merupakan ZPT yang berperan dalam perpanjangan sel pucuk atau tunas tanaman. Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar.

Peranan auksin lainnya adalah kombinasi auksin dan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.

Auksin memengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apikal, fototropisme dan geotropisme.

Auksin (IAA) sering dipakai pada budidaya tanaman, antara lain untuk menghasilkan buah tomat, mentimun dan terong tanpa biji.

Auksin juga dipakai pada pengendalian pertumbuhan gulma berdaun lebar dari tumbuhan dikotil di perkebunan jagung dan memacu perkembangan meristem akar adventif dari stek mawar dan bunga potong lainnya.

2. Sitokinin

Sitokinin berperanan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Golongan sitokinin, sesuai namanya, merangsang atau terlibat dalam pembelahan sel.

Senyawa dari golongan ini yang pertama ditemukan adalah kinetin. Sitokinin alami misalnya kinetin dan zeatin.

Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang.

Kinetin banyak ditemukan pada bulir jagung yang muda, sedangkan zeatin banyak ditemui pada air kelapa.

Sitokinin berperanan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan dan menunda penuaan.

3. Giberelin

Manfaat giberelin dalam pertumbuhan tanaman adalah mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, serta memengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.

Giberelin dikenal juga dengan nama asam giberelat dan dalam pembelahan sel dan atau perpanjangan sel tanaman. Senyawa pertama yang ditemukan memiliki efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3).

GA3 merupakan substansi yang diketahui menyebabkan pertumbuhan membesar pada padi yang terserang fungi Gibberella fujikuroi.

Contoh produknya:

  1. Gibgro 10SP – PT Nufarm Indonesia
  2. Gibgro 20SP – PT Nufarm Indonesia
  3. Gibgro 5G – PT Nufarm Indonesia
  4. Progib 40SG – PT FMC
  5. GaTiga

Giberelin juga berperan dalam memacu pembungaan pada beberapa tanaman, mematahkan dormansi biji serta memacu perkecambahan biji. Inilah kenapa Gibgro (salah satu produk PT Nufarm Indonesia) dapat dipakai sebagai perlakuan benih (seed treatment ) perendaman dalam air dengan menggunakan gibgro.

4. Etena

Etena atau dikenal juga dengan nama etilena merupakan zat pengatur tumbuh yang berwujud gas pada suhu dan tekanan ruang. Etena berperan dalam mempercepat pemasakan buah.

Contohnya dengan pemeraman merupakan usaha untuk menaikan konsentrasi etilena di sekitar jaringan buah sehingga buah cepat masak.

Contoh lainnya adalah pengarbitan pada pemeramana akan usaha pembentukan asetilena (gas karbid) yang di udara akan tereduksi oleh gas hidrogen menjadi etilena.

Contoh Etilena yang sudah dibuat antara lain Ethepon (asam 2-kloroetil-fosfonat) yang diperdagangkan dengan nama Ethrel dan beta-hidroksil-etilhidrazina (BOH).

Contoh produk lainnya :

  1. CHEETAH 490 SL – PT Tiga Muara Emas Makmur
  2. ETHREL 480 SL – PT Bayer Indonesia
  3. NEWTEX 10 PA – PT Anugrah Sentana Agro
  4. NEWTEX 5 PA – PT Anugrah Sentana Agro
  5. PROMOTREL 110 PA – PT Tiga Muara Emas Makmur
  6. PROTHEPHON 480 SL – PT Multi Sarana Indotani
  7. RAGET 125 PA – CV Flora dan Fauna
  8. SANTREL 500 SL – PT Santani Agro Perkasa
  9. SUPEREL 10 PA – PT Agro Dynamics Indo
  10. TAMAPON 480 SL – PT Sari Kresna Kimia
  11. X-TRAIL 480 SL – CV Golden Farm Indonesia

Etilena juga dapat menyeragamkan pembungaan pada tanaman semusim, misalnya pada tanaman nanas.

5. Inhibitor

Inhibitor merupakan zat pengtur tumbuh yang berperan dalam penghambatan proses biokimia dan proses fisiologis bagi aktivitas keempat ZPT di atas. Secara alami Inhibitor adalah asam absisat (ABA), yang selanjutnya diproses menjadi metabolit ABA.

Inhibitor sintetik yang dibuat untuk menghambat metabolisme atau menunda metabolisme tanaman antara lain MH (2-kloroetil) amonium klorida. Asam absisat atau Asicic Acid Hormone (ABA) merupakan hormon tumbuhan yang bekerja melawan giberelin dan auksin.

ABA banyak diproduksi pada bagian daun, bunga, dan buah yang masih muda. Kinerja dari ABA sendiri natural mengikuti umur tanaman.

Fungsi Asam Absisat Pada Tumbuhan

  1. Memicu pengguguran bunga dan buah
  2. Menghambat pembelahan dan pembentangan sel
  3. Menunda pertumbuhan melalui masa dormansi
  4. Merangsang penutupan stomata selama tumbuhan kekurangan air
  5. Merangsang pengguguran daun (absisi) saat musim kering atau kemarau

Asam absisat memang cenderung mendorong proses pengguguran beberapa bagian tanaman. Akan tetapi, tanpa asam absisat pun mustahil bagi tanaman untuk tumbuh dengan normal.

Contohnya: Cyocel dan Chlormequat, SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat (TIBA) dan morphacyn.

Insektisida Apa Yang Paling Ampuh Untuk Sundep?

Insektisida Apa Yang Paling Ampuh Untuk Sundep?

Ada banyak pertanyaa yang saya temukan di group-group pertanian, khususnya teman-teman petani padi yang memiliki masalah dengan hama sundep, cara pengendaliannya, obat hama atau insektisida yang ampuh untuk sundep.

Atau jangan-jangan Anda sendiri saat ini sedang memiliki masalah dengan sundep? Tenang… saya akan infokan insektisida yang cocok untuk masalah ini.

Diantara pertanyaan-pertanyaan itu antara lain:

  • Dulur padi saya kena tikus dan sundep mohon solusinya dan harus di obat apa.. trimakasih
  • Tanaman padi kena sundep padi umur 35 hari hst
    gimna bisa pulih ndak yah kondisi agak parah. agak banyak yang sudah menguning
  • Numpang tanya para suhu, padi umur 24 hari kena sundep, obat sundep yg ampuh itu apa, udh pake ini itu tetep aja gak sembuh😥😥😥
  • Sebagian kena sundep padi saya lur umur 45hst. Mohon solusinya lur.
  • Mohon bantu, padi kena sundep harusnya di obati pake apa ya ? 🙏🙏🙏
  • Mau minta solusinya Para master tani kalau padi kena sundep atau penggerak batang apa obat yg ampuh . Masih pemula ,🙏🙏🙏
  • Assalamualaikum sedulur tani,,padi saya umur 10hst kena sundep, obat yang bagus apa ya luur
  • Infonya dong cara mengatasi tanaman padi kena sundep??
  • Maaf para senior klo padi kena sundep apa obat nya ya terimakasih
  • Obat tanaman padi kena sundep apa yg joss lurrrr telurrr tlng bantuanya
  • Untuk padi yg kena sundep apa obatnya om?
  • Padi saya 30 hst 70 persen kena sundep. Apa obatnya yg paling ampuh dan apakah rumpun padi yg pada mati akan pulih lagi???
  • Benih padi kena sundep daun menguning, gimana cara mengatasinya?
  • Harus bagai mana iki lor… padi aq kena penyakit sundep tapi wes parah usia padix umur 45 hari… ayo kasih solusi dolor2.
  • Mengatasi padi kena sundep dan kerdil apa suhu

dan lain sebagainya.

Intinya adalah menanyakan bagaimana cara mengatasi sundep pada tanaman padi.

Apa itu Sundep?

Hama Penggerak Batang Padi (PBP) merupakan hama utama pada tanaman padi. Hama penggerek batang padi (PBP) dapat menyerang tanaman padi stadia umur muda/vegetatif (dikenal sebagai hama sundep) dan menyerang tanaman stadia generatif (dikenal sebagai hama beluk).

Jadi sudep (dead hearts) ini adalah hama penggerek batang padi yang menyerang tanaman padi pada umur muda atau fase vegetatif yang menyebabkan kematian anakan padi (tiller). Kerugian hasil akibat serangan hama ini cukup besar, bisa-bisa gagal tanam jika serangannya parah.

Namun jangan panik, karena jika sundep sudah dapat diatasi pada stadium vegetatif, dapat dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek batang padi sampai 30%.

Terlebih dii musim hujan petani lebih waspada serangan hama Penggerek Batang Padi Kuning (PBPK). Sundep juga beluk merupakan hama utama pada tanaman padi yang menimbulkan kerusakan berat. Suhu, kelembaban, dan curah hujan sangat cocok bagi perkembangan Sundep juga Beluk.

Harus diakui sampai saat ini belum ada varietas padi yang tahan terhadap hama ini.

Tanda-tanda Serangan Sundep Pada Tanaman Padi

Serangan sundep ditandai dengan daun padi muda menguning tergulung lalu mengering dan mati.

Sedangkan Beluk menyerang pada fase generatif (fase berbunga/berbuah) yang ditandai dengan bunga atau buah padi yg baru keluar berwarna putih, berguguran, gabahnya kosong (gabuk).

Penyebab Serangan Sundep

Hama sundep adalah salah satu hama yang sangat menjengkelkan bagi petani padi. Karena hama sundep itu bisa masuk ke batang padi, dan memangsa batang padi itu dari dalam.

Akhirnya batang padi itu akan mati dan dapat dipastikan bisa menggagalkan pengisian bulir padi. Foto bulir padi yg gagal terisi, bisa dilihat pada lampiran yang pertama.

Sundep itu sejenis ulat yang ukurannya sangat kecil (kira-kira sedikit lebih besar dari rambut kita) yang masuk kedalam batang padi dan memotong titik tumbuh utama. Atau dikenal juga sebagai penggerek batang.

Di Indonesia telah di temukan 6 jenis penggerek batang padi yang terdiri dari penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas (Walker), penggerek batang padi putih Scirpophaga
innotata (Walker), penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis (Walker), penggerek batang padi kepala hitam Chilo polychrysus Meyrick, penggerek batang padi berkilat Chilo
auricilius Dudgeon (kelima spesies tersebut termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae), dan penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens (Walker) (spesies ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Noctuidae).

Terdapat empat spesies yang banyak ditemukan sebagai hama utama padi yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang padi bergaris, dan penggerek batang padi merah jambu.

Tanaman padi yang terserang Sundep bila dikendalikan dengan baik masih bisa tumbuh lagi dengan normal, karena masih bisa bertunas lagi.

Asal-usulnya sundeo itu berasal dari kupu kupu putih kecil. Ada juga yg menyebut klaper. Foto beluk/klaper dan sundep, saya lampirkan di foto kedua.
Jadi untuk memberantas hama sundep itu, maka yg harus kita basmi ada 3 jenis yaitu

  1. Kupu kupu/beluk/klaper (induk sundep),
  2. telurnya beluk,
  3. Sundep.

Sedangkan yang terserang beluk atau yang sebut juga white heads pada fase generatif yang menyebabkan malai putih, hampa sudah tidak bisa diselamatkan lagi karena titik tumbuh sudah putus.

Cara pengendalian Sundep juga Beluk.

Pengendalian Sundep dan Beluk idealnya harus dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT adalah pengendalian populasi hama agar tetap berada di bawah ambang kerugian.
Langkah-langkah pengendalian PHT :

  1. Budidaya tanaman sehat.

Dengan pemupukan berimbang tanaman akan tumbuh sehat dan lebih tahan dari serangan hama. Secara alami jerami yang melimpah di sawah mengandung unsur Silika (Si) bila dijadikan kompos membuat tanaman padi batangnya lebih kuat sehingga Sundep dan Beluk tidak mampu menembusnya.

  1. Pengaturan Pola tanam.

Tanam serempak minimal 100 hektar dalam satu hamparan dengan tujuan persediaan makanan hama menjadi terbatas. Selanjutnya pergiliran tanaman selain padi untuk memutus siklus hidup hama. Dan tanam varietas padi berumur genjah.

  1. Cara mekanik.

Dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian dan pertanaman. Telur dipelihara dalam bumbung bambu, apabila keluar parasitoid dilepaskan kembali di pertanaman.

  1. Pengendalian Hayati.

Cara-cara pengendalian hayati dalam dilakukan dengan musuh alami penggerek batang, yaitu:

  • Parasit telur : Trichogrammatidae, Scelionidae, Eulophidae.
  • Pemangsa telur : Conosephalus iongipennis, Grylidae.
  • Pemagsa larva : Kumbang Carabidae dan laba-laba.
  • Konservasi musuh alami dengan cara pengembangan tanaman Refugia.

Catatan:
Refugia adalah intervensi ekosistem dengan menyediakan rumah untuk pemangsa hama. Tanaman yang berfungsi sebagai Refugia bermacam-macam seperti bunga Matahari, bunga Kertas, Kenikir, Tagetes dan lain-lain. Musuh alami yang bersarang di tanaman bunga akan menjadi predator atau parasitoid bagi hama pengganggu padi. Refugia bisa ditanam di jalan pinggir sawah atau galengan/pematang.

Aplikasi Pestisida Nabati, yang bahanya dari akar, daun, batang, kulit tumbuhan yang bersifat alami.

  1. Penggunaan Insektisida Kimia.

Jika sudah diketemukan adanya serangan sundep, waktu yang tepat adalah jika sudah melewati ambang batas kendali yaitu, Jika:

  • Ditemuka dua kelompok telur per m2.
  • Serangan 10% pada varietas golongan Cisadane.
  • Serangan 5% pada varietas golongan IR-64.
  • Terdapat 100 ekor tangkapan feromon per minggu

Sebelum menggunakan produk insektida, baca dan pahami informasi yang ada di label biar tidak salah insektisida yang disemprotkan.

Insektisida yang dapat dipakai untuk pengendalian Sundep, antara lain dari bahan aktif:

  • Emamectin benzoat 5,7%
  • Abamectin 18 g/l
  • Carbofuran 3%
  • Bisultap 400 g/l
  • Fipronil 55 g/l, 100 g/l
  • Fipronil 0,3%
  • Buprofezin 150 g/l
  • Karbosulfan 200 g/l
  • Dimehypo 505 g/l
  • Imidakloprid 70%
  • Spinetoram 120 g/l
  • BPMC 500 g/l
  • tiosiklam hidrogen oksalat 50%
  • Monosultap 500 g/l
  • Klorantraniliprol : 100 g/l + tiametoksam : 200 g/l

List di atas adalah nama bahan aktif dari produk-produk yang terdaftar untuk pengendalian sundep. Sedangkan mereknya sangat beragam sekali. Silahkan tanya langsung ke toko pertanian atau petugas lapangan dari perusahaan pestisida yang biasanya mendampingi para petani.

Jadi, insektisida apa yang paling ampuh untuk mengendalikan sundep? Semua insektisida diatas adalah cukup ampuh, tinggal pilih-pilih pada ambang batas mana serangan sundep yang dihadapi.

Cara Membuat Insektisida Nabati Pengendali Sundep

Adapun bahan pestisida nabati yg saya gunakan adalah :

  1. umbi gadung 1 buah
  2. daun mimba 1/4 Kg
  3. daun sirsak 1/4 Kg
  4. tembakau 1 ons
  5. daun kirinyuh/lombokan 1/4 Kg (foto ke lima)

Semua bahan saya haluskan saja dgn cara diblender. Lalu rendam dgn air sumur sebanyak 10 liter. Tunggu sekitar 2 jam sampai 12 jam dan siap disemprotkan.

Dosis pengaplikasian, 1 tangki air biasa (+- 15 liter) saya kasih air rendaman pestisida nabati itu sebanyak 5 – 10 gelas saja.

Kenapa memilih ke-5 bahan itu untuk mengatasi serangan hama sundep?

  1. Daun MIMBA, itu mengandung bahan aktif (racun) AZADIRACHTIN. Dimana racun azadirachtin ini sifatnya sistemik. Maksudnya sistemik itu, racunnya itu bisa masuk kedalam jaringan padi, sehingga sundep yg hidup didalam batang, bisa mati pelan-pelan kena dampak racunnya itu. Ini baru daun mimba ya
  2. UMBI GADUN. Umbi gadung, atau bisa diganti KETELA KARET (KETELA TAHUN) atau daun & buah pohon JARAK itu mengandung racun SIANIDA. Dimana racun sianida ini, harapannya bisa membunuh induk dari sundep yaitu kupu-kupu kecil putih. Kupu-kupu ini kalau ditempat saya namanya beluk.
  3. TEMBAKAU. Tembakau itu mengandung racun NIKOTIN yg bisa membuat kupu-kupu sesak nafas (racun syaraf pernafasan). Harapannya, kalau ada kupu-kupu yg kena racun nikotin, maka kupu-kupunya bisa sesak nafas dan mati.
  4. DAUN SIRSAK dan daun KIRINYUH/LOMBOKAN. Kedua bahan ini kandungan racunnya mirip-mirip. Ada kandungan FLAVONOID, SAPONIN, TANIN dsb. Saponin, itu bisa menghambat pertumbuhan membran (lapisan) telur. Jadi kalau telur beluk terkena racun ini, maka harapannya telurnya gagal menetas.

Kapan waktu yg efektif untuk mengaplikasikan pestisida nabati ini? Sebenarnya kapanpun bisa diaplikasikan.

Hanya yang paling efektif itu ketika berbarengan dengan BULAN PURNAMA (tgl 13 – 17 bulan hijriyah).

Kenapa harus bulan purnama?
Kupu-kupu/klaper, biasanya akan kawin dan mulai bertelur disekitar bulan purnama itu. Demikian juga dengan sundep (ulat), biasanya juga akan jadi kepompong dan menetas lagi menjadi beluk (kupu-kupu) juga disekitar bulan purnama.

Kalau pas sekitar purnama itu di lahan kita ada racun dgn bahan-bahan yg saya sebutkan diatas, maka ada potensi kupu-kupu gagal kawin dan gagal bertelur.

Yang sudah jadi sundep juga ada potensi gagal untuk tumbuh menjadi kupu-kupu. Dan telur yang sudah nempel pada padi, kemungkinan juga akan gagal menetas.

Jadi dengan pengaplikasian pestisida nabati selama 3 sampai 5 hari berturut-turut (tanggal 13 – 17 bulan hijriyah), ada potensi untuk memutus mata rantai perkembang biakan (metamorfosis) hama sundep itu tadi.

Sebenarnya waktu penyemprotan ini juga berlaku untuk pengendalian secara kimia.

Sumber:

  • Artikel Pembuatan insektisida nabati: Erick Sastrawan Awbp pada PADI UNGGUL INDONESIA
  • sumber lainnya
  • Image: Facebook, google
  • Insektisida anjuran: Sesuai dengan pestisida yang terdaftar di Departemen Pertanian RI.
Lakukan Kalibrasi Sprayer Jika Ingin Meningkatkan Efektifitas Pengendalian OPT

Lakukan Kalibrasi Sprayer Jika Ingin Meningkatkan Efektifitas Pengendalian OPT

Sprayer, tangki sprayer, tangka semprot, sprayer gendong (backpack sprayer), pompa sprayer, alat semprot adalah senjata utama para petani kebanyakan.  Tanpa alat ini maka penyemprotan pestisida tidak dapat dilakukan secara cepat, baik, tepat dan efisien.

Apapun jenis sprayernya, baik sprayer manual, sprayer elektik, sprayer mesin, sprayer micron herbi, boom sprayer dan lainnya maka kalibrasi sprayer menjadi bagian yang tidak boleh dilewatkan.  Jika kita menginginkan hasil semprotan dengan yang efketif.

Jika demikian pentingnya kalibrasi, maka perawatan alat semprot sprayer ini juga menjadi sangat penting.  Banyak hal-hal kecil dan sepele dalam perawatan sprayer ini yang dilewatkan oleh para petani.

Jenis dan Ragam Knapsack Sprayer

Alat semprot perstisida kini sudah banyak berkembang.  Jika dahulu sprayer (baca- alat semprot) didominasi oleh sprayer gendong manual yang terbuat dari logam (stainless), maka kini sudah banyak model sprayer yang terbuat dari bahan plastic, sehingga lebih ringan.

Teknologi pada knapsack sprayer juga berkembang.  Mulai dari sprayer elektrik dengan bantuan batrai, sprayer mesin dengan bantuan motor, boom sprayer dan sprayer sprayer drone yang sepertinya bakalan banyak dipakai di masa depan.

Semua jenis sprayer tersebut, dalam penggunaanya mengikuti kaidah dalam penggunaan pestisida Prinsip 5T.  Prinsip 5T adalah Tepat jenis, Tepat waktu, Tepat dosis, Tepat cara/aplikasi, dan Tepat sasaran.  Yang berkaitan dengan penggunaan sprayer dalam prinsip 6T tersebut adalah Tepat Cara/Aplikasi.

Agar tepat cara dalam penggunaan aplikasi pestisida, maka sprayer haruslah dilakukan kalibrasi sebelum penyemprotan dilakukan.

Pentingnya Kalibrasi Alat Semprot

Kalibrasi serta pengarahan teknis yang benar mutlak dilakukan.  Lakukan kaliberasi pada setiap jenis alat semprot, nozel, serta kecepatan jalan sebelum memulai penyemprotan atau pada waktu-waktu tertentu adalah mutlak dilakukan untuk setiap operator semprot, sehingga penggunaan herbisida menjadi efisien dan efektif.

Manfaat kaliberasi adalah untuk memperoleh :

  • Tingkat akurasi penyemprotan yang tinggi
  • Pengendalian yang efektif
  • Mencegah kontaminasi lingkungan..

Cara Kalibrasi Sprayer Manual

  1. Ukur lebar semprotan rata-rata (meter) (=A)
  2. Ukur jarak jalan (m) oleh operator selama 10 detik (=B)
  3. Ukur output semprot atau flow rate (Ltr/menit) pada tekanan pompa optimum (1 kg/cm²) (=C).

Menghitung kebutuhan volume semprot

Kebutuhan Volume semprot (Ltr/ha blanket) dapat dicari dengan rumus :

D= (10.000 x C) / ( 6 x B ) x A

atau

Ltr/ha = (10.000  x  ltr/mnt output) / (6 x jarak jalan m/10 detik) x lebar semprot (m))

Contoh perhitungan, diketahui :

  • A = lebar semprotan rata-rata adalah 1,5 meter
  • B = jarak jalan rata-rata adalah 8,0 meter per 10 detik
  • C = output semprotan rata-rata adalah 1,6 liter/menit
  • D = berapakah volume semprot (l/ha) ?

Volume semprot (D) = (10.000 x 1,6) / (6 x 8,0) x 1,5) = 222 liter/ha

Selanjutnya kebutuhan bahan herbisida untuk satu tangki alat semprot (Solo atau CP 15) yang berisi 15 liter dapat dihitung bila dosis herbisida telah ditentukan.

Contoh perhitungan :

Pemakaian Hebibisa Cropox 480 AS untuk penyemprotan alang-alang sheet membutuhkan dosis 6,0 liter/ha blanket, sedangkan volume semprot 222 liter/ha blanket.  Berapakah Cropox 480 AS yang dibutuhkan dalam volume 15 liter (volume isi tangki alat semprot)?

Kebutuhan Herbisida Cropox 480 AS = 15 liter x 6,0 liter / 222 liter = 405 ml

Cara Kalibrasi Drone Semprot

Kalibrasi drone pada dasarnya sama dengan menghitung volume semprot menggunakan sprayer punggung dan/atau pesawat terbang.

Menurut Panut (2019), menghitung kalibrasi drone dengan cara menghitung kecepatan terbangnya (bisa distel, tanya pada operator), hitung output/flow rate-nya (lihat di spesifikasi alat, bisa juga ditest secara manual), ukur lebar gawang/lebar semprotannya (seperti gambar di bawah).

Sesudah itu masukkan ke dalam rumus kalibrasi dibawah. Untuk menghitung volume semprot gunakan rumus yang dihitamkan.

F = (G x K x V) / 10.000

atau

V = (10.000 x F) / (G x K)

Dimana
F = Flow rate (liter per menit)
G = Lebar gawang (meter)
K = Kecepatan (meter per menit)
V = Volume semprot (liter per ha)

Sumber :

Image: Panut, Alishter, Khalfahrum; Artikel: Panut dan berbagai sumber

Peranan Unsur Mikro Zinc atau Seng Pada Tanaman

Peranan Unsur Mikro Zinc atau Seng Pada Tanaman

Apa itu Unsur Hara Mikro?

Di dalam tanaman, terjadi ratusan proses kimiawi yang berkaitan erat dengan proses fotosintesis, respirasi dan metabolisme.

Fotosintesis adalah proses tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi makanan atau energi.  Dalam fotosintesis, energi cahaya matahari bereaksi dengan enam molekul karbon dioksida (CO2) dan enam molekul air (H2O) untuk menghasilkan satu molekul glukosa (C6H12O6) dan enam molekul oksigen (O2).

Respirasi adalah proses menghasilkan energi dengan memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana.

Fotosintesis itu kebalikan dari respirasi.  Fotosintesis mengambil karbon dioksida dan air lalu melepaskan oksigen, sedangkan respirasi mengambil oksigen lalu melepaskan karbon dioksida dan air.  Fotosintesis berlangsung dalam kloroplas atau pigmen, sedangkan respirasi terjadi dalam mitokondria dan sitoplasma sel.

Metabolisme simpelnya adalah proses mencerna makanan yang telah dikonsumsi.

Unsur hara mikro (micronutrients) diperlukan dalam seluruh proses tersebut dan memengang kunci untuk berbagai proses pembentukan energi dan pemecahan energiy hasil fotosintesis.

Peranan unsur mikro dapat sebagai pembentuk protein organik, sebagai pengaktif enzim dan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi metabolisme. Ketika suplai atau asupan satu atau lebih mikronutrsi ini terbatas/tidak ada sama sekali akan menghambat, bahkan membuat terhentinya proses metabolisme di dalam tanaman.

Keunikan dari unsur mikro, sangat diperlukan untuk tanaman. Jumlahnya sedikit, ada dalam hitungan gram per tanaman tetapi memegang peranan penting dalam metabolisme dan fisiologi tanaman.

Apa itu Unsur Makro Zinc

Zinc adalah satu elemen yang dibutuhkan didalam tanah untuk berbagai jenis tanaman. Walaupun jumlahnya yang tidak banyak tetapi zinc bisa menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Dengan adanya unsur mikro zinc tanaman bisa mendapatkan pertumbuhan terbaik pada setiap kondisi pertumbuhan tanaman.

Manfaat Zinc (Zn) adalah mengaktifkan enzim-enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat. Pemanjangan sel dan ruas batang. Dalam jumlam yang sedikit dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan tanaman.

Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis. Berperan dalam pembentukan hormon IAA, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman.

Pengaruh zinc terhadap tanaman

Kecukupan zinc membatasi pertumbuhan tanaman, yang terjadi ketika kandungan zinc di tanah rendah  atau kondisi tanah yang miskin, misalnya karena terrendam terus menerus, sehingga mencegah zinc tersedia untuk tanaman.

Dalam kasus seperti diatas, zinc perlu ditambahkan ke tanah. Unsur hara lainnya juga perlu ditambahkan dalam jumalh yang seimbang untuk memastikan respons yang bagus dari tanaman terhadap aplikasi pupuk zinc dan meningkatkan kesehatan dan produktivitas tanaman.

Manfaat Zinc

  • Mengaktifkan enzim-enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat.
  • Pemanjangan sel dan ruas batang.
  • Dalam jumlam yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan.
  • Persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis.
  • Berperan dalam pembentukan IAA dalam tanaman.
  • Merangsang pertumbuhan danperkembangan akar tanaman. 

Keterangan:

Fungsi hormon IAA adalah auksin endogen yang berperan dalam pembesaran sel, menghambat pertumbuhan tunas samping, merangsang terjadinya absisi, berperan dalam pembentukkan jaringan xilem dan floem, dan juga berpengaruh terhadap perkembangan dan pemanjangan akar.

Jika kekurangan unsur hara mikro Zn akan ditandai dengan terjadinya klorosis pada daun tua yang tampak dipenuhi bintik kuning atau coklat.  Kekurangan Zn pada tanaman, hingga akhirnya daun kuning dan mati mengering.  Akibatnya tanaman akan sangat sulit mencapai pontensi maksimalnya karena pertumbuhan vegetatif dan generatifnya terganggu.

Rendahnya kadar Zn akan mengurangi toleransi tanaman terhadap penyakit. Jika terjadi kekurangan Zn yang parah, akan menyebabkan daun berwarna hijau kekuningan, daun dikelilingi bercak jaringan yang sudah mati, dan daun cenderung menjadi kecil.

Kekurangan Zn pada tanaman dapat terlihat dari:

  • Terjadinya klorosis pada anak daun searah dengan tulang anak daun pada pelepah muda, tetapi tulang anak daun tetap berwarna hijau.
  • Anak daun pada pelepah termuda berubah warna menjadi keputihan.
  • Sementara anak daun pada pelepah tua tetap berwarna kuning.
  • Defisiensi unsur hara Zn pada tanaman kelapa sawit sering ditemukan pada tanah gambut atau tanah pasir dan dapat disebab oleh tingginya aplikasi Mg, N, dan P tanpa K yang cukup.

Dimana Sumbar Hara Mikro Zinc

Unsur hara mikro Zinc untuk tanaman dapat dipenuhi dengan beberapa cara yakni dengan memberikan pupuk-puk yang mengandung unsur hara mikro zinc.

Beberapa pupuk majemuk yang mengandung zinc seperti Phonska Plus.  Atau pupuk tunggal seperti MEROKEMIKRO ZN 15%, ZnSO4, Zinc Sulfat, dan lain-lain

Selain pada pupuk yang sengaja memang ditambahkan unsur hara mikro zinc, juga dapat ditemui pada fungisida tertentu yang secara kandungan rantai kimianya mengandung zinc.  Fungisida tersebut diantaranya adalah Ziflo 90WP, Ziflo 76WG dengan bahan aktif ziram. 

Kandungan zinc pada pada Ziflo 76WG berkisar 16 – 18,5%, lebih tinggi dari fungisida lainnya.

Efek Pengguanaan Fungsida Ziflo 76WG

Penggunaan fungisida kontak Ziflo, yang berbahan aktif Ziram plus dengan kandungan hara mikro Zinc sebagai hormon pertumbuhan tanaman (zpt) memberikan keuntungan yang berlipat.  Tidak hanya tanaman terhindar dari penyakit juga memberikan tambahan keungtungan dari kandungan zinc. 

Hal yang terlihat pada tanaman bawang yang diaplikasikan dengan fungisida Ziflo 76WG seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar di bawah ini bawang merah yang telah diaplikasikan dengan fungisida Ziflo 76WG. Lokasi aplikasi di Alahan Panjang, Solok, Sumatra Barat. Dosis penggunaan Ziflo 76WG pada plot Z2 ini adalah 250 gr per tangki 20 liter.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
  • Daun “terbedaki” dengan butiran halus Ziflo.  Karena Ziflo memiliki keunggulan “membedak” atau “mupuri”.
  • Daun tanaman terlihat hijau sehat
  • Pertumbuhan seragam
  • Anakan lebih banyak
  • Tingkat kematian daun tua lebih sedikit
Apa itu Pertanian Organik?

Apa itu Pertanian Organik?

Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organik (Organic Farming) adalah suatu sistem pertanian yang mendorong tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan tanaman yang disyaratkan dengan pemanfaatan  bahan-bahan organik atau alamiah sebagai input, dan menghindari penggunaan pupuk buatan dan pestisida kecuali untuk bahan-bahan yang diperkenankan ( IASA, 1990).

Hasil dari pertanian organik adalah produk organik.

Produk organik didefinisikan sebagai produk (hasil tanaman/ternak yang diproduksi melalui praktek-praktek yang secara ekologi, sosial ekonomi berkelanjutan, dan mutunya baik (nilai gizi dan keamanan terhadap racun terjamin). 

Oleh karena itu pertanian organik tidak berarti hanya meninggalkan praktek pemberian bahan non organik, tetapi juga harus memperhatikan cara-cara budidaya lain, misalnya pengendalian erosi, penyiangan  pemupukan, pengendalian hama dengan bahan-bahan organik atau non organik yang diizinkan. 

Budidaya organik tidak hanya untuk menghasilkan produk organik tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan siklus biologi dengan melibatkan mikro organism, flora, fauna, tanah, mempertahankan dan sekaligus meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan segala bentuk polusi dan mempertimbangkan dampak social ekologi yang lebih luas.

Pertanian Organik Absolut Vs Pertanian Organik Rasional

Sistem pertanian yang sama sekali tidak menggunakan input kimia anorganik (kecuali yang diizinkan) tetapi hanya menggunakan bahan alami berupa bahan atau pupuk organik disebut sebagai Sistem Pertanian Organik Absolut. 

Sistem pertanian yang menggunakan bahan organik sebagai salah satu masukan yang berfungsi sebagai pembenah tanah dan suplemen pupuk buatan (kimia anorganik), disertai dengan aplikasi herbisida dan pestisida secara selektif dan rasional dinamakan Sistem Pertanian Organik Rasional (Fagi dan Las, 2007).

Yang dimaksud dengan produk organik dari suatu sistem pertanian organik dalam konteks pertanian organik standar tentunya mangacu pada sistem pertanian organik absolut. 

Selama ini masih banyak kalangan masyarakat yang beranggapan bahwa pertanian organik adalah produk yang dihasilkan dari suatu pertanaman/lahan (produk) yang telah menggunakan/memanfaatkan bahan organik dalam proses produksinya, sekalipun dalam sistem produksi masih digunakan pupuk/pestisida anorganik atau belum memenuhi standar organik yang ditetapkan oleh IFOAM.

Jenis Pupuk yang Digunakan oleh Petani Organik

Dalam mendukung pertanian organic absolut kini telah tersedian produk dari Bengkel Tani Malang (Produk BeTa), meski untuk sementara ini Untuk Kalangan Sendiri :

1. BeTa cair

Adalah biang probiotik berbasis herbal dll. Sangat cocok untuk membantu kesembuhan berbagai penyakit, meskipun bisa diperbanyak jadi probiotik cair multifungsi untuk kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan.

Jenis mikrobanya sangat aman untuk manusia dan hewan ternak.

2. BeTa padat

Adalah biang probiotik berupa padatan yang bisa dijadikan probiotik cair.  Jenis probiotik BeTa padat ini mirip dengan BeTa cair (sedikit lebih unggul BeTa cair, karena diramu khusus untuk kesehatan). BeTa padat ada 2 versi :

  1. Lembab (mikroba nya aktif)
  2. Tepung kering (awet disimpan)

3. POC BeTa

Yakni pupuk cair yang berisi mikroba lengkap dan agen hayati lengkap, plus nutrisi dan berbagai jenis hormon.  Bisa dijadikan starter pembuatan pupuk organik yang disebut “kompos plus”

4. Pupuk Granule BeTa (Kendi Mas)

Produk-NPK-Kendi-Mas

Adalah pupuk lengkap seperti ide pembuatan kompos plus tapi dibuat secara profesional dengan peralatan standart di pabrik pupuk berlisensi.

  1. Bisa digunakan untuk segala jenis tanaman
  2. Bisa digunakan sebagai starter pembuatan kompos plus
  3. Bisa ditabur di kandang untuk menghilangkan bau dan membantu kesehatan ternak.
  4. Bisa dicampur ke pakan unggas (cukup 1%) untuk mendongkrak pertumbuhan dan membantu kesehatan ternak.
  5. Bisa ditabur ke kolam/tambak, untk membantu menjaga kualitas air dan pakan alami (plankton, kutu air, cacing sutra dll)
  6. Bisa dicampur pelet ikan (1-2%), untuk membantu pencernaan dan mendongkrak pertumbuhan ikan/udang.
  7. Bisa ditabur di selokan, limbah organik dll utk membantu penguraian bahan organik sekaligus menghilangkan bau.

5. AGP = Antibiotik Growth Promoter

Yakni antibiotik yang berfungsi sekaligus sebagai hormon pertumbuhan.   Terbuat dari 100% bahan organik.  Berfungsi sebagai antibiotik, pemalu tumbuh, dan membantu kesehatan ternak maupun ikan.

Cara aplikasi: Sebaiknya dijadikan probiotik cair seperti cara mengaktifkan BeTa padat

6. Nano Mikro

Adalah unsur mikro lengkap yang difermentasi dan ditune-up dengan berbagai bahan khusus.  Sangat bagus untuk fase generatif /pembuahan tanaman. Sekaligus mencegah serangan hama penyakit tanaman.  Dilengkapi dengan berbagai jenis hormon.

Bisa juga diaplikasikan ke kolam maupun campuran pakan ternak dengan dosis sangat rendah.

8. Bubur bordeaux

Adalah pestisida semi organik yang sangat bagus untuk mengatasi dan mencegah serangan berbagai hama penyakit tanaman. Bisa juga digunakan untuk steril lahan, steril kolam dll. Sehingga tidak mengandalkan pestisida kimia lagi

9. Nano ion , pembesar buah.

10. Terra, pembenah tanah, penaik ph.

11. Perekat organik.

Kredit : sulsel.litbang.pertanian.go.id

<